Kamis, 28 Agustus 2008

Waspada dan berjaga-jagalah dalam Alkitab

Matius 16

16:6 Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Markus 8

8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Matius 24

24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

24:43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

Matius 25

25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Markus 13

13:33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.

Markus 13

13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta,

Matius 26

26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Markus 14

14:38 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

I Korintus 16

16:13. Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!

Lukas 21

21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Kolose 4

4:2. Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

Selasa, 12 Agustus 2008

Mengendalikan Emosi Anda

Kita semua mempunyai emosi, dan itu wajar. Saya percaya salah satu dari tujuan utama setiap orang percaya adalah untuk menjadi seseorang yang mempunyai stabilitas emosi. Kita harus mencari Tuhan untuk belajar bagaimana mengendalikan emosi kita, dan tidak mengijinkan emosi yang mengendalikan kita.

Bayangkan ini: Anda pergi berbelanja untuk membeli satu barang yang Anda perlukan. Anda sudah membuat komitmen untuk bebas dari hutang. Anda sudah berjanji pada Tuhan untuk memberikan persepuluhan dan memberi persembahan seperti yang Dia arahkan. Anda sudah bertekad untuk benar-benar mengawasi pengeluaran Anda dan tidak membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan. Tapi sementara Anda berkeliling, Anda menemukan satu toko yang sedang menggelar acara diskon 50%. Apa yang Anda lakukan? Anda menjadi bersemangat, semakin Anda melihat-lihat, emosi Anda semakin tinggi, dan bagian dari rencana iblis adalah untuk membuat Anda bertindak mengikuti emosi Anda.

Tuhan ingin Anda menggunakan hikmat. Hikmat mengatakan tunggulah sejenak sampai emosi itu mereda, lalu periksa kembali apakah Anda benar-benar yakin itu adalah hal yang benar atau penting untuk dilakukan. Kolose 3:15 mengatakan agar kita dipimpin oleh damai sejahtera saat membuat keputusan apapun. Jangan biarkan emosi Anda yang membuat keputusan. Pernyataan yang bagus untuk diingat adalah: "Hikmat menyuruh untuk menunggu, emosi menyuruh untuk secepat mungkin bertindak."

Seseorang yang emosional didefinisikan sebagai orang yang dengan mudah terpengaruh atau dikendalikan oleh emosi, orang yang mempunyai kecenderungan untuk menempatkan nilai yang terlalu tinggi pada emosi, orang yang lebih dipimpin oleh emosi daripada oleh akal. Jujurlah dengan diri Anda sendiri dalam area ini. Jika Anda yakin bahwa Anda lebih dikendalikan oleh emosi Anda, mulailah berdoa dan carilah Tuhan untuk menjadi dewasa secara emosional.

Di masa lalu, saya mengalami banyak sekali emosi yang naik turun, atau mungkin lebih sering disebut mood yang berubah-ubah. Perilaku ini berdampak buruk pada saya dan juga orang-orang di sekitar saya. Saya merasa buruk tentang diri saya sendiri. Orang-orang yang tidak menguasai emosinya selalu merasa tidak bahagia dengan diri mereka sendiri. Tuhan menciptakan kita untuk beroperasi dengan kehendak bebas. Kita memilih apa yang akan kita lakukan dan apa yang tidak akan kita lakukan. Ada keinginan yang dari Tuhan dalam diri setiap orang percaya untuk melakukan hal yang benar. Ketika kta mengijinkan daging kita memimpin, kita tahu kita sudah lepas kendali. Tapi bagaimanapun juga, kita diciptakan untuk bekerjasama dengan Roh kudus dan menghasilkan buah penguasaan diri.

Penguasaan diri adalah sebuah kebebasan, bukan sebuah keterikatan. Anda bebas menggunakan hikmat, bebas untuk menaati Tuhan, dan bebas untuk mengikuti pimpinan Roh kudus. Anda bebas untuk tidak mengikuti perasaan Anda. Anda tidak harus melakukan apa yang Anda rasa ingin Anda lakukan. Anda bebas untuk melakukan apa yang Anda tahu bijaksana. Penguasaan diri akan menolong Anda untuk merasa lebih baik tentang diri Anda sendiri. Saat emosi saya mengalami begitu banyak naik turun, itu juga membuat fisik saya lelah. Butuh banyak energi untuk melalui begitu banyak perubahan emosional. Saya menyadari bahwa seiring saya belajar dan Tuhan menolong saya untuk mengendalikan emosi saya, saya juga mempunyai lebih banyak energi. Mungkin Anda harus berhenti dan bertanya pada Tuhan jika memang ini penyebab Anda merasa begitu kelelahan. Apakah Anda sudah membiarkan emosi mengendalikan Anda?

Ketidakstabilan emosi saya juga berpengaruh buruk pada keluarga saya. Setelah saya semakin baik dalam pengendalian emosi, suami saya, Dave, mengatakan suatu rahasia. Dia bercerita bahwa selama tahun-tahun emosi saya tidak stabil, sementara dia sedang berjalan pulang ke rumah dari kantornya dia akan bertanya-tanya, "Seperti apa ya moodnya malam ini?" Sangat menyedihkan membayangkan seseorang dalam situasi seperti itu. Suami saya selalu stabil hampir sepanjang waktu, dan sangat nyaman untuk hidup bersama dengan seseorang yang Anda tahu bisa diandalkan karena stabil dan selalu menguasai dirinya. Anak-anak juga membutuhkan atmosfir keluarga yang stabil untuk bertumbuh dewasa. Kestabilan emosi sangat penting untuk semua orang.

Yesus diibaratkan sebagai "Batu". Anda bisa mengandalkanNya karena Dia stabil, Yesus yang sama sepanjang waktu, selalu setia, memegang perkataanNya, memenuhi JanjiNya, dan dewasa. Dia bukan seseorang yang seperti ini di satu waktu dan seperti itu di waktu lainnya. Yeremia 17:8 dan Mazmur 1:3 menginstruksikan kita untuk menjadi seperti pohon yang kokoh tertanam. 1 Petrus 5:8,9 mengajar kita untuk sadar, seimbang, berjaga-jaga, menguasai diri dengan baik, untuk mencegah iblis menelan kita. Kita harus berakar kuat, kokoh, dan mempunyai tujuan yang jelas. Filipi 1:28 memberitahu agar kita tidak gentar dan tidak tergoyahkan saat iblis datang melawan kita. Mazmur 94:13 mengatakan Tuhan ingin memberi kita kekuatan untuk tetap tenang dalam kekacauan. Semua ayat ini mengacu untuk menjadi stabil.

Pertimbangkanlah beberapa pernyataan ini:
• Dia yang hidup dipimpin emosi adalah orang yang hidup tanpa memegang prinsip
• Kita tidak bisa berjalan dalam Roh kudus dan masih dikendalikan oleh emosi
• Emosi tidak akan bisa lenyap, tapi Anda bisa belajar untuk mengendalikannya
• Anda bisa mempunyai emosi, tapi Anda tidak bisa selalu mengandalkan mereka

Buatlah kedewasaan secara emosional menjadi salah satu tujuan utama dalam hidup Anda!

Kamis, 07 Agustus 2008

Melatih Kesabaran

Ingatkah Anda kepada Yakub? Pemuda yang rela bekerja selama 7 tahun di rumah Laban hanya untuk mendapatkan Rahel. Tetapi karena Laban berbuat curang, dengan memberi Lea kepada Yakub dan bukan Rahel, maka Yakub pun harus bekerja selama 7 tahun lagi untuk Laban. Waktu 14 tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi karena kesabarannya, akhirnya Yakub mendapatkan apa yang ia inginkan.

Yusuf pun akhirnya menjadi orang nomor dua di Mesir berkat kesabarannya. Banyak penderitaan yang harus ia alami, mulai dari diperlakukan buruk olah kakak-kakaknya, dilempar ke sumur, dijual sebagai budak, sampai dimasukkan dalam penjara karena menolak keinginan istri Potifar. Yusuf mengalami rentetan kususahan yang begitu panjang seolah tidak akan pernah berakhir. Tetapi ketika sudah genap waktunya Tuhan, maka Ia pun mengangkat Yusuf sebagai penguasa atas seluruh tanah Mesir.

Sama halnya dengan Daud. Perjuangannya untuk menjadi raja Israel dipenuhi oleh rintangan yang berat. Saul selalu mengejarnya tanpa henti dan berusaha membunuhnya. Mungkin bila saya yang menjadi Daud, saya akan berkata "Tuhan, katanya saya akan diangkat menjadi raja, tapi kok malah hidup sebagai buronan? Capek nih Tuhan!"

Suka atau tidak, kita harus mengakui bahwa hidup merupakan periode menunggu. Seorang anak harus menunggu sampai cukup umur untuk memiliki KTP. Seorang yang sedang sekolah atau kuliah harus menunggu sampai ia berhasil menyelesaikan studinya dan mencapai gelar. Seorang karyawan harus menunggu dengan sabar sampai ia dipromosikan dan mendapat kenaikan gaji. Seorang ibu harus menunggu selama sembilan bulan untuk melahirkan bayinya dan sebagainya.

Kesabaran bukan hanya berbicara tentang menunggu tetapi lebih berfokus kepada sikap kita pada saat menantikan janji Tuhan. Apakah kita akan bersungut-sungut atau bersukacita? Kita perlu meminta Roh Kudus memampukan kita untuk bersikap sabar. Bahkan Allah sendiri mau belajar bersikap sabar terhadap kelalaian, kelambatan dan kebodohan manusia. Jadi bagaimana mungkin kita tidak mau belajar bersabar? Jangan takut, ada Roh Kudus yang selalu menolong kita!

Kesabaran adalah pohon yang pahit tetapi menghasilkan buah yang manis.

Mazmur 105:19
Sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji Tuhan membenarkannya.




Sabtu, 02 Agustus 2008

Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1Yoh 4:18)

Rasa Takut Kekurangan

Ada banyak jenis rasa takut, antara lain seperti yang telah disebutkan dalam artikel sebelumnya yaitu rasa takut yang bermanifestasi dalam bentuk sikap ingin selalu memegang kendali dan rasa tidak aman. Tapi satu lagi rasa takut yang banyak dialami orang adalah rasa takut kekurangan. Rasa takut bahwa kebutuhan kita tidak dapat terpenuhi, bahwa Tuhan tidak datang pada waktu yang tepat. Ibrani 13:5-6 memberikan penghiburan bagi mereka yang sedang mengalami ketakutan ini:

"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Mungkin saat ini Anda sedang berada dalam situasi yang belum pernah Anda alami sebelumnya. Anda mungkin sedang menghadapi tanggung jawab baru yang Anda sendiri belum tahu pasti bagaimana menanganinya. Anda mungkin mempunyai kebutuhan yang jauh lebih besar dibanding sumber-sumber yang Anda miliki, dan rasa takut menyerang Anda, mengatakan bahwa Anda tidak akan berhasil. Anda mungkin merasa sendirian dalam keadaan Anda, sepertinya tidak ada yang peduli. Tapi Tuhan peduli dengan Anda!

Waktu Tuhan mengatakan pada ayat itu agar Anda mencukupkan diri dengan keadaan Anda saat ini, bukan berarti Anda tidak diperkenankan untuk menginginkan perubahan. Kita harus menjadi "penuh" di dalam Yesus, mengetahui bahwa Dia telah mendengar doa kita dan percaya bahwa Dia tidak akan pernah gagal terhadap kita. Kita harus belajar menikmati perjalanan di mana kita sedang dalam proses untuk mencapai tujuan. Tuhan adalah Tuhan dari kemajuan. Dia tidak pernah menginginkan kondisi stagnan. Meskipun kelihatannya tidak ada yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan sedang bekerja di belakang layar dalam hal-hal yang akan dinyatakanNya pada waktu yang tepat. Tuhan itu hidup, dan kehidupan itu sudah seharusnya mengalir, atau itu tidak lagi dapat disebut hidup. Hal-hal yang mati itu stagnan dan tidak lagi bergerak, tapi kehidupan selalu bergerak, mengalir, dan berkembang.

Tuhan mempunyai rencana yang baik bagi Anda, dan Dia akan menyatakan rencanaNya itu pada waktu yang tepat. Jangan takut! Tuhan ada bersama Anda dan Dia tidak akan meninggalkan Anda tanpa bantuan! Jika Anda membutuhkan bantuan keuangan, Dia akan menyediakan. Jika Anda membutuhkan bantuan fisik, Dia akan membuat Anda bertahan sementara Anda menunggu termanifestasinya kesembuhan secara utuh. Jika Anda membutuhkan dukunga emosional, Dia akan menenangkan dan menghibur Anda dengan damai sejahtera dan penghiburan yang hanya bisa diberikan oleh Roh Kudus. Dia akan memelihara Anda dan memberikan kekuatan dalam setiap area hidup Anda. Tuhan ada untuk Anda dan bersama Anda, Dia bukan lawan Anda. Iblis adalah lawan Anda, tapi Tuhan ada di pihak Anda. Yang Maha Kuasa hidup di dalam Anda! (1 Yoh 4:4)

Jangan Ada yang Memisahkan Anda dari KasihNya

Roma 8:35-39 mengatakan pada kita tentang saat-saat sulit dan betapa pentingnya untuk tidak mengijinkan semua itu memisahkan kita dari kasih Tuhan. Saya menyadari bahwa selama bertahun-tahun kasihNya menopang saya selama saat-saat yang sulit serta stress. Selama masa-masa sulit iblis terus berusaha menyakinkan kita bahwa Tuhan tidak mengasihi kita, karena kalau Dia mengasihi kita, kita seharusnya tidak berada dalam keadaan seperti ini, atau seharusnya Dia sudah membebaskan kita secepatnya. Saya mengakui kebenaran bahwa Tuhan mengasihi saya selama serangan ketakutan itu. Saya mendorong Anda untuk mengatakan pada diri Anda sendiri setiap hari dengan percaya diri, "Tuhan mengasihi saya!" Jangan ijinkan iblis mencuri kebenaran ini dari Anda.

Efesus 6:11-17 berbicara tentang mengenakan perlengkapan senjata Allah untuk melawan serangan iblis. Salah satu perlengkapan itu adalah ikat pinggang kebenaran. Alkitab menyatakan bahwa kita harus mengencangkan ikat pinggang selama serangan itu, ini berarti kebenaran yang kita pelajari dari firmanNya harus kita pegang erat-erat selama masa pencobaan.

Ijinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan Roma 8:35-39, yang saya doakan agar dapat Anda renungkan, "Siapakah yang akan memisahkan kita dari Kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi di dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Selama Anda menolak untuk membiarkan apapun memisahkan Anda dari kasih Tuhan, Anda akan dan pasti menang!