Minggu, 10 Juli 2011

Hidup yang ulet dan teruji

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; (Mazmur 139:23)

Setiap orang pasti mengalami ujian untuk bisa memasuki jenjang yang lebih tinggi atau mengalami peningkatan. Contoh yang mudah adalah saat kita sekolah. Pada awalnya sekolah pada tingkat TK atau SD, kemudian SMP, SMA, bahkan sampai perguruan tinggi. Tetapi untuk dapat masuk pada tingkat yang lebih tinggi harus lulus dari ujian yang diberikan sekolah.

Firman Tuhan menegaskan supaya kita menguji diri kita apabila kita rindu mengalami pertumbuhan dalam kerohanian kita (2 Korintus 13:5). Tuhan menguji setiap kita untuk dapat masuk dalam kerajaanNya tentunya ada alat ujinya. Ada 3 hal utama yang sangat penting yang harus kita miliki yaitu hidup yang teruji, supaya kita berkenan kepadaNya, yaitu:

1. Memiliki Tujuan
Setiap orang harus memiliki tujuan. Dan biarlah tujuan hidup kita yang utama yaitu memuliakan Tuhan ( 1 Korintus 10:31). Jadi memuliakan Tuhan itu tidak memuji dan menyembah Tuhan di gereja saja, tetapi disegala sesuatu yang kita lakukan harus memuliakan Tuhan atau dengan kata lain, kita akan menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi, pada waktu Yesus ada di bumi, Ia memuliakan Bapa tidak hanya menyanyi atau beribadah saja tetapi Ia melakukan pekerjaan Bapa (Yohanes 17 : 4). Jadi kalau kita mau mendefinisikan memuliakan Tuhan adalah melakukan segala perintah Tuhan (Pengkhotbah 12 : 13).

2. Mempunyai norma-norma (aturan)
Tuhan ingin dalam hidup kita tidak hanya memiliki tujuan, melainkan hidup yang dilengkapi dengan norma. Seringkali kita memberikan prioritas yang salah. Misalnya : memprioritaskan kekayaan, atau pekerjaan dan melupakan fellowship / hubungan yang intim dengan Tuhan. Matius (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?. Tuhan Yesus ingin supaya kita memiliki norma pribadi yaitu yang mengutamakan keselamatan jiwa di atas kekayaan atau pekerjaan atau hal yang lainnya. Selain kita memiliki norma pribadi, kita harus memiliki norma sosial. Norma sosial ini adalah berkaitan dengan keluarga, pekerjaan maupun pelayanan. Berapa banyak orang yang tidak memiliki norma dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam pelayanan sehingga hidupnya tidak menjadi terang dunia. Norma sosial ini harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab yang besar. Memposisikan diri sebagai teladan iman dan rohani.

3. Mempunyai Iman
Mazmur 60:13 berbunyi: “Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia.” Ayat ini diungkapkan oleh Daud sebagai bukti bahwa dia bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan bukan kepada kekuatan manusia (Amsal 3:5-7).

Ada contoh yang sederhana yaitu: bola basket yang harganya hanya ratusan ribu akan memiliki nilai miliaran rupiah apabila berada di tangan Michael Jordan (red: atlet basket Internasional); kemudian tongkat yang tidak ada nilainya akan sanggup membelah laut Kolsom apabila berada di tangan Musa, atau ketepel yang tidak ada artinya akan sanggup membunuh raksasa (Goliath) apabila berada di tangan Daud, begitupun hidup kita akan berarti apabila berada di tangan Tuhan. Oleh sebab itu andalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita, maka segala yang kita lakukan akan berhasil.

Jika kita senantiasa taat, setia dan menuruti hukum-hukumNya, maka sekalipun hidup kita sering berada di tengah ketidak pastian, namun Tuhan pasti memberikan kita kepastian untuk meraih kemenangan dan kemuliaan. (Kejadian 3:9-21)