Selasa, 09 Oktober 2012

Yesus Adalah Perwakilan Kita


 Kita telah melihat bahwa korban binatang tidaklah memenuhi perwakilan dari manusia berdosa, Yesuslah perwakilan bagi kita, dalam segala hal “menjadi seperti pengikutNya” (Ibr 2:17). “Dia merasakan kematian untuk semua manusia” (Ibr 2:9). Ketika kita melakukan dosa, contohnya berdusta – Allah akan mengampuni kita “demi Kristus” (Ef 4:32). Ini karena Allah menyamakan kita dengan Kristus, manusia seperti kita yang dicobai untuk berdosa – misalkan berbohong – tetapi yang mengatasi segala cobaan. Oleh karena itu Allah mengampuni dosa kita – dari kebohongan – karena kita di dalam Kristus, terlindungi kebenaranNya. Ketika kita mengakui dosa kita kepada Allah, kita mengakui kesempurnaan contoh dari ketidak-berdosaan Tuhan Yesus Kristus dan mengatakan kepada Bapa bagaimana kita ingin seperti Dia. Kristus menjadi perwakilan kita yang oleh sebab itu berarti Allah dapat menunjukkan kepada kita kasih karuniaNya, sementara mempertahankan prinsip kebenaranNya.

     Jika yesus sebelumnya Allah lebih dari sekedar mabusia murni, Dia tidak bisa menjadi perwakilan kita. Ini contoh lain yang salah yang memimpin lainnya. Karena ini, banyak ahli teologi mengembangkan kerumitan dalam menjelaskan kematian Kristus. Pandangan umum dari umat kristen yang murtad adalah bahwa dosa-dosa manusia menempatkan manusia dalam dosa kepada Allah yang manusia tidak dapat membayarnya sendiri. Maka Yesus menghapus dosa setiap orang percaya dengan darahNya, tercurah di salib. Banyak pengkotbah injil di lapangan meng-ekspresikan seperti ini: “sebagaimana kita memanjat tembok, sebagaimana iblis akan menembak, maka Yesus masuk ditengahnya; dan iblis menembakNya mengganti kita, dengan begitu kita sekarang bebas”.

     Teori elaborasi ini yang mana tanpa dukungan Alkitabiah, terdapat kejelasan keterbalikan seandainya Yesus mati menggantikan kita, artinya sebagai pengganti kita, maka kita tidak perlu mati. Sebagaimana kita masih memiliki kodrat manusia, kita masih harus mati; keselamatan dari dosa dan kematian akhirnya akan dinyatakan pada penghakiman (saat kita dijamin oleh kasih karunia Allah yang kekal). Kita tidak menerima ini pada waktu Kristus mati.

     Alkitab mengajarkan bahwa keselamatan hanya mungkin melalui kematian DAN kebangkitan Kristus, bukan hanya oleh kematianNya. Kristus “mati bagi kita” hanya sekali. Teori penggantian akan berarti bahwa Dia harus mati untuk setiap kita secara pribadi.

     Jika Kristus melunaskan hutang dosa dengan darahNya, keselamatan kita menjadi sesuatu yang dapat kita terima dengan benar. Kenyataannya keselamatan adalah hadiah, membawa kasih karunia dan pengampunan Allah, merupakan sisi terhilang jika kita memahami pengorbanan Kristus sebagai pembayaran dosa. Itu juga mengusulkan bahwa sebuah kemarahan Allah menjadi tenang ketika Dia melihat darahYesus yang tercurah. Karena apa yang Allah lihat saat kita bertobat adalah AnakNya sebagai perwakilan kita, seseorang yang harus kita teladani. 

     Sungguh tragis, kata sederhana “Kristus mati bagi kita” (Rm 5:8) menjadi salah pengertian diartikan bahwa Kristus mati menggantikan kita. Terdapat beberapa ayat berhubungan antara Rm 5 dan 1 Kor 15 (contoh Rm 5:12=1 Kor 15:21; Rm 5:7=1 Kor 15:22). “Kristus mati bagi kita” (Rm 5:8) adalah cocok dengan “Kristus mati bagi dosa kita” (1 Kor 15:3). kematianNya menyediakan jalan yang mana kita mendapat pengampunan akan dosa-dosa kita; dalam sentuhan ini bahwa “Kristus mati bagi kita”. Kata “bagi” tidak secara utama berarti ‘menggantikan’; Kristus mati “bagi dosa kita”, bukan ‘menggantikan’ nya. Oleh karena ini, Kristus dapat “membuat masukan” bagi kita (Ibr 7:25) – bukan ‘menggantikan’ kita. Tidak juga “bagi” berarti ‘menggantikan’ dalam Ibr 10:12 dan Gal 1:4. Jika Kristus mati  ‘menggantikan kita’ itu berarti tidak perlu memikul salibNya sebagaimana Dia teladan kita. Dan tidak terdapat sentuhan dlam baptisan dalam kematian dan kebangkitanNya, berkeinginan menyamakan diri kita denganNya sebagai perwakilan kemenangan kita. Ide dari penggatian memasukan potongan kecil untuk permuliaan bersama Dia yang secara sederhana tidak berlaku. 
     
      Memahami Dia sebagai perwakilan kita, memberlakukan kita pada baptisan ke dalam kematian dan kebangkitanNyakehidupan salib terbawa sepanjang bersamaNya, dan secara nyata berbagi akan kebangkitanNya. kebangkitanNya adalah milik kita; kita telah diberikan harapan akan kebangkitan karena kita di dalam Kristus, yang telah bangkit (1 Ptr 1:3). Tuhan Yesus hidup dan mati dengan keadaan kita, dalam segala hal ini, dengan maksud agar dapat mendekati kita dan memampukan kita untuk menyamakan diri kita dengan Dia. Dengan menghargai pengajaran ini, kita dimampukan Dia untuk melihat hasil dari penderitaan akan jiwaNya dan dipuaskan.