Selasa, 30 November 2010

Hidup Yesus sebagai teladan kita

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara.” (Roma 8:29)

Dalam ayat bacaan di atas terdapat kata-kata: “sulung di antara banyak saudara. “Maksudnya yaitu: adanya suatu hal yang patut diteladani. Lalu, apakah yang perlu kita teladani pada pribadi Yesus dalam posisi sebagai manusia?. Sebenarnya banyak hal yang perlu diteladani, tetapi kali ini kita belajar beberapa hal yang harus kita teladani. Untuk itu, kita harus mengerti apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus selama berada di dalam dunia ini. Walaupun Dia adalah Allah yang menjadi manusia 100%, tetapi kuasa ilahi tetap ada dalam diriNya. Memang, selama di dalam dunia ini, Tuhan Yesus menempatkan diriNya menjadi manusia biasa, namun Dia memiliki sifat kepemimpinan yang luar biasa. Dia tidak sekedar memberikan/mengajar sebuah teori saja, melainkan Dia memberikan teladan yang sempurna sampai pada kematianNya dan kebangkitanNya; dan itu merupakan kemenangan serta kesuksesan hidupNya. Dari beberapa hal yang perlu kita teladani pada pribadi Tuhan Yesus, di antaranya:

Pertama, Penguasaan diri
Ketika Yesus hendak melakukan pelayananNya, terlebih dahulu Ia mempersiapkan diriNya dengan cara masuk ke padang gurun selama 40 hari 40 malam. Dan selama 40 hari di padang gurun, Yesus masuk dalam proses pembentukan dalam hal penguasaan diri (Matius 4:1-11). Sehingga Ia sanggup mengalahkan pencobaan yang akan Dia hadapi.

Pencobaan pertama, Yesus belajar mengenai penguasaan diri, khususnya dalam hal “nafkah/makanan.” Memang dalam posisi keilahianNya tidak ada sesuatu yang sulit untuk mengubah batu menjadi roti, tetapi pada waktu itu Yesus memposisikan dirinya sebagai manusia, dan Dia tidak mau melakukannya. Maka Dia berkata: “Manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Pencobaan kedua, Yesus disuruh menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah. Tetapi dalam posisi manusia, Dia berkata: “Jangan mencobai Tuhan Allahmu.”

Pencobaan ketiga, Yesus diperlihatkan dengan gemerlapnya dunia, dan semuanya akan diberikan kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah kepada iblis sekali saja. Tetapi Yesus belajar menguasai diriNya untuk tidak terjerat dalam hal keserakahan; maka Dia berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Berapa banyak orang Kristen yang jatuh dalam berbagai macam pencobaan, dan menyerahkan hidupnya dalam kekuasaan iblis. Dan semua itu dilakukan semata-mata untuk mendapatkan nafkah, kekuasaan maupun kekayaan. Mereka tidak menyadari bahwa akhir dari semuanya itu adalah kebinasaan. Sebab orang yang tidak bisa menguasai diri ibarat membuat lobang/celah bagi iblis untuk masuk dan merusak kehidupannya. Oleh karena
itu, marilah kita mempersiapkan diri untuk masuk dalam proses penguasaan diri, supaya apa yang diteladankan Yesus kepada kita tidak sia-sia tetapi menghasilkan buah ilahi. Tetapi perlu kita ingat pula, bahwa ketika kita masuk dalam proses itu kita tidak dapat lepas dari kekuatan Roh Kudus. Maka dari itu jangan sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus, tetapi kita senantiasa menghormati, dan memberi keleluasaan untuk berkuasa dalam kehidupan kita.

Setelah Yesus mengusir iblis, maka iblis meninggalkan Dia dan malaikat Allah datang melayani Dia (Matius 4:11). Artinya, kita akan dicukupkan dengan segala kebaikan Allah dan kita dilayani oleh malaikat-malaikat Allah.

Kedua, Mempertahankan identitas Diri-Nya
Keluaran 3:14 berkata, “Firman Allah kepada Musa: “Aku adalah Aku.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu.” Dalam bahasa Inggris dikatakan “The Real Man” atau “manusia seutuhnya.” Sebagai manusia seutuhnya tentunya tidak ada hal-hal dari luar yang mencemari. Misalnya: apabila seseorang sudah dikuasai oleh hawa nafsu dan dikuasai iblis, maka manusia tersebut tidak lagi menjadi manusia yang utuh karena adanya intervensi (ikut campur) dari pihak luar yang membawa pada penyimpangan dari ketetapan Allah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah (the real man) karena iman di dalam Yesus Kristus (Galatia 3:26). Salah satu contoh tokoh Alkitab yang sanggup mempertahankan identitas dirinya dan tidak mau dicemari oleh pihak-pihak luar adalah Musa. Musa sungguh-sungguh bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dia tidak mau melangkah/ mengambil keputusan jikalau bukan Tuhan yang menyuruhnya. Maka dari itu, Musa diberi kepercayaan untuk membawa umat Tuhan dalam jumlah yang besar (+ 3.600.000 orang) untuk ke luar dari tanah perbudakan. Bahkan Musa disebut sebagai seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi (Bilangan 12:3).

Ketiga, Membangun Hubungan antara Pribadi Dengan Pribadi
Tatkala kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, maka Tuhan akan memberikan pewahyuan dalam diri kita. Sehingga hidup kita benar-benar berada dalam rancangan Allah yang mulia. Lalu, sejauh mana hubungan kita dengan Allah, selain adanya hubungan yang erat? Kita harus memiliki hubungan dengan Allah yang dimuati dengan kasih karena itu merupakan hukum yang terutama, seperti yang Tuhan Yesus katakan: “….Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (Matius 22:36-38). Kekuatan hubungan ini dimulai dari hubungan antar sesama. Misalnya hubungan suami- isteri. Apabila hubungan suami-isteri ini tidak benar, maka tidak mungkin di
antara mereka dapat membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan, sebab terhadap yang kelihatan saja mereka tidak sanggup melakukannya, apalagi yang tidak kelihatan. Dan jikalau ada seseorang berkata: “aku mengasihi Allah”, tetapi tidak bisa mengasihi sesamanya (suami/isteri), maka orang tersebut telah mendustai dirinya sendiri. Untuk itu perlu kita ketahui bahwa ketika kita tidak sanggup/mampu membangun hubungan yang benar dengan sesama maka sebenarnya kita sedang membuat celah bagi iblis untuk masuk.

Oleh sebab itu, melalui beberapa uraian di atas, biarlah kita semakin sungguh-sungguh dalam meneladani pribadi Yesus, supaya kita tetap layak disebut sebagai anak-anak Allah dan Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Yesus Kristus adalah Guru yang mendidik, mengajar dan melatih kita melalui teladan hidupNya sendiri, agar kita menjadi orang percaya yang dapat bertumbuh menjadi dewasa secara rohani, sempurna di dalam Tuhan dan dapat melakukan segala kehendak Tuhan sehingga Tuhan dipermuliakan (Yohanes 13:12-20).

Minggu, 21 November 2010

Hidup sebagai Imamat Rajani

“Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30)

Kata “dimuliakan” memiliki arti yang sama dengan “diposisikan.” Kita diposisikan Allah pada tingkatan yang mulia. Banyak orang Kristen tidak menikmati posisi ini. Roma 8:30 ini, merupakan langkah-langkah menerima Injil, yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibaptis, dan dibenarkan. Kita harus tahu bahwa bersama dengan Roh Kudus dan firman, kita diangkat dan dimuliakan. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus dimuliakan oleh Tuhan,
tidak peduli itu dari kalangan rendah, menengah atau atas dalam hal ekonomi. 

Dari hari ke hari, harus ada perubahan hidup dalam diri kita. Kalau belum berubah, maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman akan firman Tuhan. Memang terkadang tidak secara jasmani atau materi saja kita dimuliakan. Yang jelas orang percaya diposisikan dalam posisi yang mulia (1 Petrus 2:9). Kamu yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Imam dan Raja ini selalu diurapi minyak/”anointing.” Waktu Daud menjadi raja ada kekuatan Allah yang membuat dia bisa memerintah. Imam disertai tanda-tanda mujizat, sedang Raja diberi kuasa untuk memerintah. Kita dipanggil dan dipilih menjadi imamat yang rajani.  Lukas 5:1-11 mengisahkan tentang penjala ikan menjadi “Penjala Manusia,” yang merupakan ilustrasi yang sangat sederhana dan menimbulkan suatu pengertian tentang imamat yang rajani. Dalam ayat ini, sebelum dipanggil, murid-murid Yesus adalah seorang penjala ikan atau bekerja. Lalu, mereka menjadi “Penjala manusia,” yaitu hamba Tuhan. Kita masing-masing memiliki “Perahu Kehidupan,” Sejak kita menjadi milik Kristus, jangan sia-siakan posisi kita. Kalau kita seorang guru, usahawan, dan lain sebagainya pakailah untuk melayani Tuhan. Kalau kita ingin diberkati, biarlah Yesus naik ke dalam perahu kita. Saat seperti inilah kita menjadi imamat yang rajani. Biarlah Tuhan menaiki “perahu kehidupan” kita, lalu menyampaikan firman Allah dalam kehidupan kita. Sehingga, kita dapat memenangkan dan menuntun orang untuk mendapat keselamatan.

Daniel 12:2-3 berkata, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapatkan hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” Menuntun orang kepada kebenaran merupakan pelayanan yang sangat indah, tentunya dengan “back up” Tuhan.

Dalam Lukas 5:4-5, Yesus menyuruh mereka untuk menebarkan jala juga walaupun mereka sudah sepanjang malam mencari ikan dan tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, mereka mencari ikan dengan perintah Yesus dan mendapatkan hasil yang luar biasa (Lukas 5:6-7). Kalau perahu kehidupan kita ada Yesus, maka kita menjadi imamat yang rajani yang dapat melayani  Tuhan, dan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. Kalau kita membiarkan hidup kita dipakai Tuhan, maka kita akan maenjadi orang yang berhasil.

Mau tidak mau kita tidak bisa lari dari hidup sebagai “imam dan raja” ini. Petrus membiarkan Yesus naik ke perahunya, setelah itu bisnisnya diberkati Tuhan secara luar biasa. “Perahu yang hampir tenggelam” merupakan berkat maksimal yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi ingat jangan sampai perahu kita tenggelam yang membawa kepada kehancuran. Baca: Amsal 30. Tuhan menghendaki agar posisi kita sebagai “raja” diberkati dan “imam” yang dapat menabur sehingga terjadi keseimbangan. Berkat yang didapat sebagai anak Raja disalurkan terus sehingga semakin diberkati Tuhan baik jasmani maupun rohani. Kalau tujuan hidup kita berubah, maka urapan akan diangkat dari kita. Wahyu 5:11-12 berkata, “Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: “ Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” Roh Kudus yang ada di dalam diri kita memiliki muatan dan mengangkat kita. Orang yang penuh Roh Kudus tidak bisa dinilai seperti dalam ayat di atas.
Kalau kita penuh Roh Kudus, maka kita diangkat menjadi imamat yang rajani. Secara pasti Tuhan akan mengangkat kita secara jasmani dan rohani.

Lukas 5:8-11 merupakan respon murid-murid Yesus untuk mengikut Yesus. Mereka adalah orang yang tidak memiliki waktu lagi untuk bekerja sebagai penjala ikan karena pelayanan yang harus mereka jalani. Banyak anak- anak Tuhan yang juga mengalami hal yang sama seperti murid-murid Yesus ini. Tetapi dalam hal ini kita harus memiliki hikmat untuk menjadi imamat yang rajani dan agar nama Tuhan dipermuliakan. Jangan sampai keluarga kita hancur karena pelayanan, demikian juga jangan sampai kita tidak melayani karena pekerjaan kita sendiri yang terlalu sibuk.

Selasa, 16 November 2010

Rohani yang dewasa

“Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya” (Galatia 4:1-2).

Melalui ayat bacaan di atas, kita mendapatkan kata “akil balig.” (artinya: dewasa). Seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Setelah akil balig, hak ahli waris dapat diterimanya. Untuk itu, mari kita lihat kehidupan Tuhan Yesus mulai dari pertumbuhan-Nya dan juga Yohaes Pembaptis. Tentang Yohanes Pembaptis, Lukas 1:80 berkata, “Adapun anak itu bartambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” Tentang Yesus Kristus, Lukas 2:52 berkata, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”

Yesus dan Yohanes Pembaptis sama-sama dewasa dalam jasmani, tetapi mereka juga dewasa dalam rohani. Memang kedewasaan jasmani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan rohani. Tubuh mereka makin kuat, tetapi juga diimbangi dengan kekuatan rohani.

Yang dimaksud firman Tuhan dengan “akil balig” ini adalah akil balig rohani. Memang kita hidup dalam 2 dimensi, yaitu dimensi roh dan jasmani. Yohanes Pembaptis tinggal di padang gurun yang tidak ada apa-apanya.
Demikian juga dengan Yesus yang masuk ke padang gurun dan dicobai oleh iblis. Kita teringat juga dengan peristiwa bangsa Israel yang dipimpin Tuhan keluar dari tanah Mesir dan masuk ke padang gurun. Gunanya adalah agar bangsa Israel tidak hanya dewasa dalam jasmani saja, tetapi juga dalam rohani. Kalau sudah dewasa rohani, maka di padang gurun sekalipun, Tuhan sanggup memberkati.

Pada waktu Yesus di padang gurun, Yesus mendapatkan pelayanan Malaikat. Dengan rohani yang kuat, Yesus bisa mengusir iblis (1 Yohanes 5:18). Demikian juga, dengan 40 hari di padang gurun, Yesus sudah mencapai kedewasaan rohani, walaupun pada usia 12 tahun sudah ada tanda dari kedewasaan rohani-Nya.

Di dunia ini, iblis selalu mengajak untuk melanggar Firman Tuhan. Kalau kita sudah menjadi dewasa rohani, maka iblis tidak sanggup mempengaruhi kita dan kita akan mengalami pelayanan malaikat. Pelayanan malaikat sama seperti yang di alami oleh bangsa Israel yang masuk padang gurun. Dengan pimpinan Musa, mereka tetap dipelihara Tuhan. Pagi-pagi mereka mendapatkan roti manna, siang mendapatkan tiang awan dan malam hari tiang api. Mereka dilayani oleh malaikat Tuhan. Kalau pelayanan malaikat terjadi, maka kita setiap hari tidak akan pernah berkekurangan.

Pada waktu bangsa Israel di padang gurun, memang ada di antara mereka yang tidak menjadi dewasa rohani, tetapi pada waktu generasi Yosua muncul, mereka dapat masuk tanah Perjanjian. Pada umumnya kita sejak kecil bertambah kuat jasmani kita, tetapi apakah roh kita juga sudah bertambah kuat?

Biasanya kita bertambah dewasa jasmani, kita mendapatkan pendidikan yang tinggi di mana justru pertumbuhan “jasmani” kita yang lebih dominan dari manusia Roh. Baca: Roma 8:5-8. Kalau manusia, roh-nya tidak mengalami akil balig, sudah menjadi ketentuan hidupnya berseteru dengan Allah. Untuk itu, usahakan diri kita untuk tidak menjadi seteru Allah. Untuk itu biarlah manusia roh kita lebih kuat (Roma 8:9-10).

Kalau seseorang bukan milik Kristus, maka tidak mungkin hak waris itu diberikan, tetapi kita adalah milik Kristus dan hak waris-Nya diberikan pada kita semua. Tetapi perlu diingat, perlu ada penguasaan diri. Kerohanian yang
dewasa justru membawa Yohanes Pembaptis memiliki wibawa ilahi. Dia muncul menuntun banyak orang Israel untuk dibawa kepada keselamatan. Yohanes Pembaptis mengerti bahwa kerohaniannya lebih penting dari jasmaninya.

Kalau kita mendahulukan kerajaan Sorga, maka apa yang tidak sempat kita pikirkan itu yang Tuhan sediakan bagi kita. Pemeliharaan Allah kepada orang yang mendahulukan kerajaan Allah benar-benar terjadi. Yang jelas orang yang hidup berkenan kepada-Nya dan mengalami kedewasaan rohani akan mengalami pelayanan malaikat. Bukan hanya itu, kita juga harus disucikan oleh darah Yesus melalui perjamuan kudus.

Yesus bertambah besar hikmat-Nya dan besar-Nya. Tentang hikmat baca: 1 Korintus 2:6-11. Kita percaya bahwa Roh Allah ada dalam diri kita. Roh Allah akan berfungsi kalau kita sudah mengalami kedewasaan rohani. 1 Korintus 

2:16 berkata, “Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” Kalau kita masuk padang gurun, maka roh kita menjadi matang, dan pikiran Allah itu, yaitu Roh Allah yang ada dalam diri kita akan muncul.

Pikiran Allah sangat pandai dan tidak ada yang menyamai-Nya, sebab itu orang-orang yang hidup dalam kebenaran, keadaannya akan lebih baik. Baca: 3 Yohanes 1:2-4. Keadaan baik tersebut adalah: tidak berseteru dengan Allah dan hidupnya penuh dengan pikiran Kristus. 1 Korintus 2:14-15 berkata, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.” Orang yang penuh Roh Kudus tidak dapat dinilai oleh orang karena saat kita berdoa, Tuhan menjawab doa kita. Orang yang penuh Roh Kudus, kekayaannya tidak dapat dinilai orang.

Orang yang mengalami kedewasaan rohani akan mengalami mujizat dalam dirinya. Untuk itu tinggalkan segala perbuatan duniawi. Yakub gambaran manusia Roh dan Esau gambaran manusia jasmani. Esau dibenci Tuhan. Untuk itu jangan sampai kita dibenci Tuhan. Yesus dikasihi Allah dan juga dikasihi oleh manusia. Ini merupakan kekuatan hubungan antara kita dengan Allah dan dengan sesama. Orang yang dewasa rohani pasti semakin dicintai Tuhan. Baca: Roma 9:13-14. Orang yang sudah mengalami akil balig, maka dia akan semakin dipercaya Tuhan. Jadilah orang yang dipercaya Tuhan.

Minggu, 07 November 2010

SPIRIT OF PRAYER (ROH DOA)

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)

Doa kelihatannya mudah dilakukan tetapi kebanyakan orang sering melupakan. Berdoa sangat penting sekali, jika kita tidak berdoa maka kehidupan kita akan menjadi seperti rutinitas, kita akan kehilangan kekuatan. Dan saat kita berdoa maka kerajaan iblis akan digoncangkan. Kekristenan bukan sekedar agama tapi kekristenan berbicara tentang hubungan dengan Yesus. Miliki hubungan doa yang erat dengan Yesus.

Mengapa kita harus berdoa?
1. Tanpa doa kita tidak akan mempunyai hubungan dengan Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan akan terputus.
2. Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, Gereja yang tidak berdoa maka tidak ada nafas dari sorga sehingga kita menjadi lemah (seperti paru-paru).
3. Doa adalah kekuatan bagi orang percaya, “dan berkata kepada mereka:
“Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” (Matius 21:13). Kita harus menjadi rumah doa, setiap saat kita bangkitkan roh doa dalam kita.

Saat kita berdoa maka kerajaan setan akan tergoncang. Jika kehidupan doa kita ingin dipulihkan maka kita harus merendahkan diri, berdoa lalu berbalik dari jalan-jalan yang jahat (2 Tawarikh 7:14). Dalam keluarga perlu ada mezbah keluarga.

Tokoh-tokoh yang berdoa, antara lain:
1. Marthin Luther – tokoh gerakan kekristenan
2. John Wesley
3. Yonggi Cho – kegerakan di Korea Selatan
4. Evan Roberts – gerakan Wills , dll

Pada saat kita berdoa maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, pintu tertutup akan dibukakan, keajaiban terjadi.

Prinsip Berdoa :
Jangan mengasihi diri sendiri tetapi harus merebut kemenangan. Karena dengan mengasihi diri sendiri maka akan terjadi seperti yang kita pikirkan.

Cara berdoa :
• Ucapkan syukur pada Tuhan.
• Aplikasikan 4 dimensi Roh Kudus yaitu :
a. Pikiran Kristus
b. Visual, mulai melihat dengan mata rohani hal-hal yang kita doakan
c. Mulai percaya dalam hati
d. Ucapkan dengan berkata-kata (Proklamasikan kemenangan).

Ada pandangan bahwa berdoa mempunyai nilai yang kecil. Tetapi pandangan itu salah karena dengan berdoa maka banyak keajaiban antara lain:
• Musa berdoa laut Teberau terbelah, sehingga bangsa Israel berhasil menyeberangi.
• Elia berdoa api Tuhan turun dari langit menyambar habis korban bakaran.

Biarlah setiap kita bukan hanya menjadi “Man Of God” - tetapi juga menjadi “Man Of Prayer” – sebagai anak-anak Tuhan yang juga rajin berdoa – sehingga kita dapat selalu hidup berkelimpahan dalam kemenangan dan kemulianNya (Matius 6:5-9).

Selasa, 02 November 2010

URAPAN (ANOINTED)

YESUS KRISTUS, mempunyai arti : di urapi.(Christ - The word “Christ” is a Greek word, Χριστοìς Christos, mempunyai arti: yang diurapi / “anointed.” Bahasa Ibraninya Mesias , משׁיח mâshîyach).

1. Yesus lahir dari ROH KUDUS. (MATIUS 1:20)
2. Manusia Yang Diurapi ( Lukas 4 : 18)
3. Firman yang menjadi manusia ( Yohanes 1 : 14)
4. Meskipun hidup dalam daging (dilahirkan oleh Maria), sepenuhnya IA di urapi oleh Allah. ( Ibrani 1 : 8,9)

Dalam diri YESUS yang diurapi ada 7 Macam Kuasa Allah (WAHYU 5 : 11-12)
1. KUASA (KHARISMA)
2. KEKAYAAN (HARTA/ TREASURE)
3. HIKMAT (WISDOM/ PENGETAHUAN)
4. KEKUATAN (KEMAMPUAN)
5. HORMAT (MORAL)
6. KEMULIAAN (KARAKTER)
7. PUJI-PUJIAN (TARGET)

FILIPI 2 : 5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, Kita punya Insting / Perasaan / Concience yang dipenuhi dengan Urapan Tuhan. Memiliki Insting / Perasaan seperti Kristus.

PENGURAPAN TERJADI KEPADA :

1. NABI YANG DIURAPI
( Nabi Yesaya yang diurapi Tuhan) YESAYA 61 : 1 – 3
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

2. PARA IMAM YANG DI URAPI
(Contoh: Harun dan anak-anaknya ) KELUARAN 29 : 7 – 9
…Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya.

3. RAJA YANG DIURAPI
CONTOH : DAUD DIURAPI) I SAMUEL 16 : 13
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

4. ORANG SAKIT YANG DI URAPI
YAKOBUS 5 : 14
Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.

Kita harus mendapatkan pengurapan dari Tuhan, supaya kita merasakan kuasa dan bahkan 7 KUASA Tuhan yang luar biasa itu. Tanpa Pengurapan Tuhan, maka pelayanan kita akan menjadi sia-sia.

1 YOHANES 2:20
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.

1 YOHANES 2:27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.