Senin, 18 April 2011

Taat pada posisi yang sudah ditentukan Tuhan

“Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka ini juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya.” (Roma 8:29-30)

Akhir kalimat dari ayat 30 terdapat kata dimuliakanNya. Seseorang yang dimuliakan Tuhan tidak berdasarkan latar belakang pendidikan, ras, status sosial, jabatan dan lain sebagainya, namun semua karena anugerahNya melalui percaya kepada Kristus. Namun masih banyak orang Kristen tidak menikmati posisi tersebut. Dalam hal ini tentunya ada sesuatu yang perlu dikoreksi dalam diri setiap orang percaya.

Langkah yang harus kita lakukan adalah menerima injil yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibabtis, dan dibenarkan. Dari ke lima hal tersebut di atas telah mendasari dalam kehidupan kita untuk dibawa pada posisi yang telah ditentukan Tuhan. Kehidupan kita dari hari ke hari mengalami perubahan, bila tidak ada perubahan maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman akan firman Tuhan.

Orang percaya diposisikan dalam posisi yang mulia seperti ditegaskan dalam 1 Petrus 2:9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 
Memiliki predikat sebagai imam dan raja tidak hanya sekedar kita gunakan kebanggaan, karena di dalamnya terkandung amanat agung yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat dengan tujuan menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20.

Tugas dan tanggung jawab ini menjadi bagian dalam hidup kita, karena kita telah dipanggil untuk keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib, yang dahulunya bukan umat Allah, namun sekarang menjadi umat Allah.

Apabila kita ingin diberkati maka kita mengundang Yesus dalam “perahu kehidupan” kita untuk memimpin perjalanan hidup ini, supaya kita tetap berada dalam posisi yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan saat kita berada dalam posisi yang diberkati, diantaranya:

Yang pertama : Jangan sombong,
karena kesombongan merupakan awal dari kehancuran seperti yang tertulis dalam Amsal 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Dan tidak sedikit orang percaya yang jatuh karena kesombongannya. Ketika mereka dalam kondisi kekurangan, mereka cukup rendah hati, sopan/berprilaku baik; tetapi saat diberkati, sikapnya mulai berubah drastis. Yang dulunya ramah, murah hati, kini menjadi arogan dan keberadaannya ingin diakui di mata orang banyak, dan ia merasa lebih dari orang lain.

Yang Kedua : Jangan egois atau mementingkan diri sendiri, Sikap ini sama dengan serakah. Firman Tuhan menasihatkan dalam Roma 15:1, ”Kita, yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan diri sendiri.” Orang yang egois tidak pernah memperdulikan orang lain.

Yang Ketiga : tetap menjadi berkat bagi semua orang, supaya nama Bapa dipermuliakan seperti tertulis dalam Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan, BapaMu yang di sorga.”
Biarlah melalui beberapa uraian di atas, kita tetap mempertahankan posisi yang sudah Tuhan tentukan atas kita, supaya kita tetap berkenan di hadapanNya dan kemuliaan Allah tetap nyata dalam kehidupan kita. Amin

Imani dan berpeganglah teguh pada janji Tuhan yang akan memberi kelimpahan dalam hidup kita. Karena itu, jangan gentar dan siaplah memasuki peperangan dengan iblis, hadapilah setiap musuh, karena di balik setiap peperangan, selalu ada rencana Allah yang dahsyat bagi setiap kita untuk hidup berkemenangan setiap hari (Keluaran 17:8-16). 

Minggu, 10 April 2011

Kesempatan bagi orang percaya (anak-anak Tuhan)

Setiap orang tentunya memiliki suatu kesempatan dalam kelangsungan hidupnya untuk mencapai sesuatu, termasuk kita sebagai orang percaya diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melayani, diberkati serta diberikan kuasa untuk menikmati segala berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Kitab Pengkhotbah menjelaskan bahwa ada perbedaan orang dunia dengan anak-anak Tuhan yang telah lahir baru.

Dan kita akan melihat beberapa perbedaan antara orang dunia dengan anak Tuhan dalam hal kesempatan:

A. Kesempatan Bagi Orang Dunia
1. Adalah suatu kesempatan yang sia-sia, karena kenangan dari masa lampau mereka tidak ada, demikian juga kenangan dari masa depan mereka juga tidak ada (Pengkotbah 1:11). Betapa malangnya kehidupan mereka karena tidak ada sesuatu yang dapat dibanggakan. 

2. Kesempatan yang mereka dapatkan hanyalah menjalani suatu nasib yang tidak ada bedanya dengan binatang, artinya bahwa manusia dan binatang harus menghadapi kematian yang tidak berlanjut pada kebahagiaan kekal, karena tubuh orang dunia tidak memiliki Roh Kristus. Saat mereka mati jasadnya kembali menjadi debu, seperti halnya seekor binatang (Pengkotbah 3: 19-20). 

3. Mereka tidak ada kesempatan mendapatkan kuasa untuk dapat menikmati kekayaan dan kemuliaan yang diperolehnya. Mereka bersusah payah mencari kekayaan, tetapi pada akhirnya dihabiskan oleh anak-anaknya, bahkan terjadi perebutan warisan, bahkan tega membunuh saudaranya sendiri. Hal itu merupakan kesia-siaan (Pengkhotbah 6:1-3).

B. Kesempatan Bagi Orang Percaya (Anak-Anak Tuhan)
1. Terkandung suatu janji, dalam Pengkotbah 3:10-11, dimana kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita adalah indah dan kekal. Dan segala sesuatu yang dikerjakan Allah itu indah pada waktunya, tetapi semuanya itu tidak lepas dari kesetiaan kita dalam mengiring dan melakukan kehendakNya. Dan biarlah kesempatan yang Tuhan berikan bisa kita gunakan dengan maksimal, oleh sebab itu pergunakan kesempatan yang ada sebab pengharapan kita tidak mengecewakan ( Roma 5:5), dan kesempatan yang Tuhan berikan itu bersifat kekal, artinya pelayanan kita bersifat jangka panjang, bisa langgeng, dan bagi yang sudah menikah hidup perkawinannya akan selalu diberkati Tuhan. Bahkan yang terlebih indah dari semua itu adalah bahwa kita semua orang-orang yang sudah percaya Kristus akan hidup kekal selama-lamanya bersama Dia di sorga. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita bahwa anak-anak Tuhan adalah sukses di dunia dan di sorga.

2. Ada karya yang indah, bagi orang yang baru menerima Tuhan, janganlah kita merasa tua dan tidak berguna, selama kesempatan sudah diberikan Tuhan, berapapun lamanya waktu yang Tuhan berikan percayalah bahwa Dia akan jadikan hidup dan karya kita menjadi indah serta kekal, artinya Tuhan berikan kesuksesan bagi kita sebagai anak-anak Tuhan yang dikasihiNya.
Tuhan katakan bahwa kesempatan kita indah dan kekal, kita harus mengucap syukur bahwa Dia buat perbedaan antara kita yang adalah milikNya dengan orang-orang dunia yang bukan milikNya. Walau kelihatannya di depan kita adalah sesuatu yang gelap, kita tahu bahwa terang firmanNya akan terus menerangi serta menguatkan hati kita sampai janji Tuhan digenapi dalam hidup kita.

3. Ada kebangkitan kekal / ada kasih karunia, Oleh sebab itu kita yang sudah lahir baru, dipenuhi oleh RohNya, walau kita mati secara tubuh, kita masih ada kesempatan untuk dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan. Jadi bagi anak-anak Allah ada kesempatan di masa sekarang juga di masa mendatang.
Lewat kebenaran Firman Tuhan dalam Yesaya 38:1-8, ……..telah  diceritakan tentang Raja Hizkia yang sakit sesungguhnya tidak lagi memiliki kesempatan untuk sembuh dan kesempatan untuk hidup. Tetapi karena tangisan serta permohonan Hizkia, kesempatan untuk hidupnya diperpanjang 15 tahun.
Dan lewat kebenaran firman Tuhan ini membuktikan bahwa kasih karuniaNya sangat berlimpah dan percayalah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Nya dan bagi mereka yang percaya kepadaNya.

Apakah yang harus kita lakukan agar hidup kita tetap indah dan kekal?
Jawabannya, Pengkhotbah 9:10-12, segala kesempatan yang Tuhan berikan untuk hidup, berkarya dan melayani Dia, kita respon dengan penuh tanggung jawab serta kita kerjakan dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan Tuhan.

Senin, 04 April 2011

Menjadi Duta Allah

”Jawab malaikat itu kepadanya : Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.” (Lukas 1:19)

Setiap orang yang telah lahir baru, memiliki predikat sebagai seorang “messenger” (utusan/Duta). Hal ini tidak jauh berbeda dengan tugas daripada malaikat Gabriel. Adapun tugas daripada malaikat Gabriel adalah membawa kabar baik, dan setiap kabar yang disampaikan berdasarkan atas nama Tuhan. Demikianlah setiap amanat yang kita terima merupakan tugas yang mulia. Untuk itu adalah beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Hidup Kudus dan Benar
1 Petrus 1:16, “Sebab ada tertulis kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Ibrani 12:14 b, “sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” , setiap perintah atau tugas yang kita terima tentunya dapat kita lakukan karena di dalam diri kita ada kuasa yang tidak terbatas, yaitu kuasa Roh Kudus. Jadi untuk hidup kudus dan benar pasti dapat kita lakukan, asal kita mau taat dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita dalam mengemban segala tugasNya yang diberikan oleh Bapa. Dengan ketaatan dan hubunganNya yang begitu erat itulah yang membuat Dia tetap hidup dalam kekudusan dan kebenaran.

2. Mengembangkan Talenta
Setiap orang, terutama anak Tuhan pasti dibekali dengan sebuah talenta walaupun masing-masing dengan sebuah talenta diberikan berbeda-beda, tetapi yang pasti semuanya itu diberikan sebagai salah satu perlengkapan dalam menjalankan tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Ada orang yang diberikan satu talenta, dua talenta atau lima talenta, semuanya diberikan berdasarkan kesanggupan masing-masing (Matius 25:15).

Dan talenta yang kita terima harus kita kembangkan, tetapi bukan berarti untuk diri kita sendiri tetapi untuk orang lain. Ada satu tugas untuk dapat memberitakan kabar baik, yaitu kabar keselamatan. Apabila kita tidak
mengembangkan talenta yang telah kita terima, maka ada konsekwensi yang harus kita tanggung, seperti yang tertulis dalam Matius 25:26.

3. Bertanggung jawab
Segala tugas yang dipercayakan kepada kita biarlah kita lakukan dengan sungguh-sungguh disertai rasa tanggung jawab. Namun, berapa banyak orang yang pada mulanya melayani Tuhan dengan semangat tetapi pada saat diperhadapkan dengan suatu ujian atau tantangan, maka orang tersebut mulai mundur dan pada akhirnya meninggalkan tanggung jawabnya sebagai utusan Allah.

Kita lihat kisah dari Yunus, ia telah mendapat predikat seorang nabi atau penyambung lidah Allah, tetapi pada saat ia diperintahkan Tuhan pergi ke Niniwe untuk menyampaikan pesan Tuhan ternyata justru ia lari dari tanggung jawabnya dan ia pergi ke Tarsis, sehingga ia harus mengalami persoalan yang begitu berat. Namun bagaimanapun juga Tuhan masih tetap sayang kepada Yunus, sehingga Tuhan memberikan kesempatan kepada Yunus untuk bertobat. Akhirnya ia pergi ke Niniwe dan seluruh kota Niniwe diselamatkan Tuhan. Padahal kota tersebut hendak ditunggangbalikkan oleh Tuhan karena segala kejahatannya. Tetapi oleh karena utusan yang kembali untuk melakukan segala tanggungjawabnya maka pemulihan terjadi. Oleh karena itu, melalui kisah Yunus ini mengingatkan kembali kepada kita, bahwa kita semua yang percaya kepada Kristus adalah utusan Allah yang mempunyai tanggung jawab terhadap keselamatan jiwa-jiwa (Yehezkiel 33:7-9).

4. Mempergunakan kesempatan yang Ada
Setiap orang mendapat kesempatan untuk melakukan tugas yang telah diterima, tetapi tidak semua orang dapat mempergunakan kesempatan yang ada. Justru kesempatan itu dibuang dengan percuma tanpa menghiraukan apa yang menjadi tanggungjawabnya semula. Memang kesempatan yang kita terima waktunya berbeda-beda ada yang pendek ada yang panjang. Namun hal itu tidak menghambat kita untuk melakukan tugas-tugas sebagai utusan Allah (Yohanes 9:4 dan Kolose 4:5).

Dari keempat hal di atas telah menjadi peringatan bagi kita untuk semakin sungguh-sungguh lagi dalam melaksanakan tugas yang Tuhan berikan kepada kita karena kita adalah Duta Allah. Segala yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tidak akan sia-sia, karena upah dari Tuhan telah dipersiapkan bagi kita.