Selasa, 31 Mei 2011

Kehendak Tuhan atas hidup kita

Referensi bacaan Efesus 3:14-21

Rasul Paulus telah meneruskan penyampaian kepada jemaat di Efesus segala apa yang menjadi kehendak Tuhan Yesus. Paulus menyadari bahwa sebagai hamba Tuhan tidak punya hak untuk menyampaikan kehendaknya sendiri, selain kehendak daripada Kristus. Kehendak Tuhan yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Efesus terlebih dahulu didoakan oleh Paulus. Demikian halnya dengan kita sebagai hamba Tuhan, yaitu ketika kita menyampaikan kehendak Kristus, maka perlu ditopang dengan kekuatan doa.

Dan saat kita memiliki karakter yang lemah dan berbagai masalah hidup, maka kita harus tahu apa kehendak Tuhan atas hidup kita. Untuk itu kita perlu belajar mengenai kehendak Tuhan atas kehidupan kita seperti yang dialami oleh beberapa orang dalam Alkitab.

1. Tentang Petrus (Matius 16:16-19).
Pada waktu Simon dipanggil Tuhan, ia datang dengan keberadaannya yaitu sebagai seorang nelayan. Ia seorang yang tidak pandai, memiliki watak emosional, dan cenderung labil serta pengecut. Namun oleh kehendakNya, maka nama Simon diubahNya menjadi Petrus yang artinya “batu karang”. Walaupun Petrus mengalami gelombang hidup dengan kelemahan dan kekurangannya, tetapi pada akhirnya Petrus menjadi soko guru bagi jemaat Tuhan, sebab hidup Petrus berada dalam kehendak Tuhan.

2. Tentang Zakheus (Lukas 19:1-7)
Zakheus adalah pribadi yang dipandang buruk moralnya oleh masyarakat pada waktu itu, karena ia seorang pemungut cukai yang suka memeras dan sangat kikir meskipun ia termasuk orang kaya. Ia tinggal di kota Yerikho, kota yang pernah dikutuki oleh Yosua. Tetapi kehendak Tuhan atas Zakheus sangat luar biasa Yesus mau singgah di rumah Zakheus dan makan bersama-sama dengannya. Dan sejak itulah terjadi kebangunan rohani dan pemulihan secara drastis atas kehidupan Zakheus.

Mungkin saat ini banyak orang memandangi kita seperti memandang Zakheus pada waktu itu, tetapi apabila kita sudah menerima Kristus maka percayalah bahwa Tuhan sedang mengangkat kita. Dan Tuhan memberikan
pemulihaan atas hidup kita. 
3. Tentang Maria Magdalena (Yohanes 8:10-11)
Di dalam ayat ini telah diceritakan mengenai kehidupan daripada Maria Magalena yang kedapatan sedang berbuat zinah. Semua mengatakan bahwa Maria Magdalena pantas untuk dihukum mati. Tetapi rencana Tuhan berbeda, Tuhan menghendaki ia tetap hidup dan dipulihkan. Maria Magdalena telah mendapat kasih karunia dari Tuhan, sehingga pada akhirnya ia mengalami pertobatan yang luar biasa. Demikian halnya dengan kita, di mana Tuhan ingin menyatakan kasihNya kepada kita, agar kita diselamatkan dan dipulihkan. Dan apabila kita mengalami jalan buntu karena dosa atau kesalahan kita, maka segeralah minta ampun, maka kasih karunia Allah akan dicurahkan dalam kehidupan kita.

4. Tentang Lazarus (Yohanes 11:11)
Peristiwa Lazarus tidak masuk akal untuk bisa dipulihkan, yang pertama : ia sudah mati, yang kedua : kematiannya sudah berjalan empat hari di dalam kubur, tentunya organ tubuhnya sudah rusak. Tetapi kehendak Tuhan atas diri Lazarus sungguh luar biasa. Di mana tidak ada batasan bagi Allah untuk menyatakan
kehendakNya. Karena bagi Allah tidak ada yang mustahil, jikalau saat ini kita mengalami kematian secara ekonomi, hubungan keluarga, usaha, atau hal-hal lainnya, maka tetaplah percaya bahwa Allah sanggup memulihkannya.

5. Tentang seorang kusta (Matius 8:1-3)
Di dalam kisah ini telah memberi pengertian bahwa Tuhan Yesus tidak hanya ingin orang kusta itu disembuhkan, tetapi terlebih daripada itu Tuhan ingin orang kusta menjadi berkat/kesaksian bagi banyak orang atas pemulihan yag telah dilakukan oleh Tuhan Yesus, dan pemulihan bukanlah hasil usahanya sendiri tetapi oleh kasih karuniaNya.

Melalui beberapa contoh di atas biarlah menjadi pelajaran dalam kehidupan kita, bahwa Allah menghendaki umatNya dipulihkan, disembuhkan, dibangkitkan, dan diberkati secara berlimpah-limpah menurut kuasa dan kekayaanNya. Amin

Sebagai anak-anak Tuhan, hendaklah hidup kita selalu dalam kehendak Tuhan, setia dan taat mengikuti jalan Tuhan, maka hidup kita pasti berbahagia dan berkelimpahan dalam kemenangan serta selalu menyenangkan hati Tuhan (Matius 6:9-13).

Rabu, 25 Mei 2011

Hidup dalam Kehendak Tuhan

Injil Yohanes 3:16 merupakan penggenapan daripada nubuatan yang telah disampaikan oleh nabi Yesaya sejak kurang lebih 750 tahun sebelum Yesus lahir. Dan untuk mengetahui nubuatan yang telah disampaikan tersebut, marilah kita membaca kitab Yesaya 53:1-12 yang merupakan ayat perenungan bagi kita saat ini. Dari ayat perenungan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kehendak Allah
Yesaya 53:10 ”Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, Ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya.”
Penderitaan yang dialami Yesus sampai pada kematian merupakan kehendak Allah ini merupakan perwujudan kasih Allah terhadap isi dunia (Yohanes 3:16). Cinta Allah terhadap manusia mengandung muatan kasih dan
bersangkutan dengan maut, seperti yang tertulis dalam kidung agung. Di mana dikatakan cinta kuat bagaikan maut.

Ketika kita diselamatkan, bertobat, dibabtiskan dan lahir baru, maka kita mulai berjalan dengan iman. Sebelumnya kita hanya sekedar hidup secara positif thinking dan bukan berjalan dengan iman. Dan oleh karena kita percaya Yesus maka kita memilikipengharapan yang pasti. Di dalam nama Yesus bukan mudah-mudahan tetapi pasti diselamatkan. Kalau kita di dunia beranggapan bahwa kasih itu merupakan suatu filsafat yang tidak pernah tercapai, tetapi kasih Allah dalam Yesus sudah dibuktikan melalui pengorbananNya di atas
Kalvari.

Setiap orang senantiasa merindukan kehendak Allah terjadi dalam kehidupannya, tetapi kadang mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri yang membatalkannya melalui pemberontakan terhadap pimpinan Roh Kudus, dan orang tersebut tidak ada pengampunan baik di dunia maupun akhirat. Sebab itu relakan diri kita dipimpin oleh Roh Kudus.
2. Ketaatan
Yesaya 53: 7-8 “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya….”

Dari ayat di atas telah tampak bahwa Yesus banyak mengalami penderitaan secara fisik, tetapi secara Roh kuasa Allah sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan Yesus. Segala penderitaan yang dialami Yesus telah didasari oleh ketaatanNya, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Tatkala dicobai iblis, Dia tetap berada dalam posisi tidak mendukakan Roh Kudus, sehingga muncul kuasa Allah dalam diri Yesus sangat sempurna. Hal ini nyata melalui tidak ada satu penyakit yang tidak Ia sembuhkan, dan segala mujizat terjadi melalui kehidupan Yesus.

Roma 8:6-11, yang berkaitan dengan hari Paskah, maka kita tidak sekedar memperingati korban Kristus, tetapi ada satu pesan yaitu bahwa kita tidak bisa lagi hidup dalam kedagingan, sebab tidak berkenan kepada Allah. Roh Allah yang ada dalam kehidupan kita akan muncul jikalau kita taat. Tujuan dari keselamatan yaitu kita punya misi menjadi berkat bagi banyak orang, misalnya: seandainya kita kaya di dunia ini, maka kita pergunakan kekayaan kita untuk memuliakan Tuhan. Dan segala sesuatu yang merupakan berkat dari Tuhan hendaknya kita pergunakan untuk memuliakan Tuhan. Saudara, apabila kita ingin hidup seperti Yesus hidup, maka kita harus berani menghadapi banyak penderitaan secara jasmani. Menderita di sini dikarenakan melakukan kehendak Allah dan melawan dosa (1 Petrus 4:1-2).
3. Pelaksana Kehendak Allah
Pada akhir jaman akan dibedakan antara kambing dan domba atau ilalang dengan gandum yaitu bahwa setiap manusia akan dibedakan mana yang disebut umat Tuhan atau bukan, orang yang beribadah atau yang tidak beribadah, dengan kata lain masuk masa penampian.

Oleh karena itu, marilah kita belajar jadi pelaku firman Tuhan dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Sebab orang yang mau melakukan kehendak Tuhanlah yang berhak mendapatkan hak waris kerajaan sorga (Roma 8:17).

Biarlah kita semua menyadari panggilan Allah dalam hidup kita dengan menanggapi secara positif panggilan Allah untuk hidup dekat dengan Allah, hidup penuh sukacita yang melimpah dan hidup takut berbuat dosa.
(Yohanes 15:16).

Minggu, 08 Mei 2011

Kharisma dan karakter Tuhan Yesus Kristus

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibabtis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” (Galatia 3:26-27)

Kristus memiliki karakter, kharisma dan visi dan lain sebagainya. Bagaimana karakter dan kharisma Kristus. Tuhan berhasil sebagai Juruselamat dan pemimpin hidup kita.

Kita semua harus mengenakan karakterNya dan juga menerima karunia Tuhan sehingga muncul “kharisma” dalam hidup kita. Filipi 2:5, berkata :“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,” Demikianlah kita harus mengenakan karakter dan menerima kharismaNya.

Sebelum Yesus melayani dan berhasil dalam dunia ini, Ia memulai dengan doa puasa selama 40 hari (Lukas 4:1-13). Waktu itu, Dia menempatkan diri sebagai manusia. Pada waktu Ia dicobai iblis, ia tetap tidak terpancing dalam hal kesombongan dan ambisiNya. Selama doa puasa Dia menjaga dengan penguasaan diri. Sebab itu energi Allah tidak bocor dalam hidupNya.

Kantong kulit yang lama tidak bisa diisi dengan anggur yang baru, sebab kulit itu akan pecah dengan anggur yang baru. Matius 9:7 berkata, “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.“
Demikian, Roh Kudus ada dalam diri kita, kalau kita mengenakan kehidupan yang lama, seperti kesombongan dan hal yang buruk lainnya, maka anggur yang baru dalam diri kita akan bocor dan hilang. Saat ini, “kulit” kita harus diperbaharui agar anggur itu tidak bocor. Suatu saat, anggur itu berguna untuk tujuan Allah dalam hidup kita.

Kita harus memiliki karakter seperti dalam Galatia 5:22-23. Tentang kharisma, kita bisa lihat dalam 1 Korintus 12:4-11. Karakter dan kharisma yang membuat kita sukses dalam menjalani hidup ini.

Yesus, pada waktu Dia berpuasa, dicobai 3 kali tentang kesombongan dan hawa nafsuNya, tetapi Ia muncl sebagai manusia yang bebas dari hawa nafsu dan pengaruh iblis. Ia berkata: ”Enyahlah engkau iblis!”

Apakah hari ini kita sudah bebas dari hawa nafsu dan bebas dari iblis? Suatu kali murid-murid Yesus tidak bisa mengusir setan. Tetapi dalam Matius 17:21 Yesus berkata, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.”

Setiap manusia memiliki “dosa jenis” misalnya, “kesombongan”. Kesombongan ini seringkali ditunggangi iblis. Untuk itu kita melakukan doa puasa dan meminta Roh Kudus untuk mengusir iblis. Puasa memiliki arti mati
bersama Kristus. Roh Kudus akan menolong kita sehingga “dosa jenis” ini dapat ditekan agar tidak berfungsi lagi. Kalau kita tidak doa dan puasa maka kita akan mudah jatuh dalam dosa yang sama. Amin

Dalam doa puasa harus ada niat dalam diri kita. Paulus pernah berkata, saat dia mau berbuat baik, yang jahat sudah hadir, rohku ikut Tuhan, tetapi tubuhku ikut kepada dosa. Untuk itu jangan kita mengutuki diri sendiri, yang kita lakukan adalah berdoa dan berpuasa. Dengan demikian, iblis ditolak dan kita bebas di dalam Tuhan.

Kesuksesan kita bergantung kepada karakter dan kharisma. Jangan sampai kita memiliki karakter saja, tanpa memiliki karakter yang benar di mata Tuhan. Jangan sampai Matius 7:21-23 terjadi dalam hidup kita. Sukses kita tidak akan melebihi standar karakter kita. Karakter semakin baik maka berkat Tuhan semakin melimpah dan semakin Tuhan beserta kita. Sewaktu kita berdoa puasa, kita bertobat. Ada dosa yang membawa kematian, yaitu dosa yang tidak diakui. Tetapi dosa yang tidak membawa kematian, adalah dosa yang diakui (1 Yohanes 5:16-18).
Untuk itu perbaharuilah “kantong kulit” kita ini. Jangan sampai dosa jenis kita ditunggangi iblis terus menerus yang akhirnya menjadi seteru Allah, dan kalau kita seteru Allah maka tidak mungkin kita diberkati Tuhan. Tetapi orang yang hidup dalam Roh pasti dikasihi Tuhan dan hidupnya akan diberkati.

Kalau kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, jangan harap ia dapat memimpin orang lain. Karakter kita harus terbentuk dari dalam diri sendiri dahulu, supaya kita bias menjadi anak-anak Terang yang sukses dan bahagia. Yesus akan memberikan pertolongan bagi kita supaya kita bias memimpin diri sendiri dengan disiplin.

Yesus memiliki karakter yang sangat baik dan kharisma yang tidak bocor. Ia dapat melakukan tanda mujizat. Energi Allah keluar dari Yesus dan dapat menyembuhkan orang. Berkat dari kuasa mujizat Tuhan kalau kita praktekkan dalam hidup kita membentuk suatu kharisma.

Seseorang bisa dinilai secara fisik dari pendidikannya dan lain sebagainya. Tetapi orang yang penuh dengan Roh Kudus tidak dapat dinilai orang.

Roh Kudus ini membentuk karakter kita dengan mengeluarkan buah Roh dan karunia Roh. Karakter dan kharisma muncul. Roh Kudus yang ada dalam diri kita jangan didukakan. Waktu doa puasa kita menyerah total kepada Roh Kudus. Kita percaya, melalui doa puasa kita memiliki karakter yang diperbaharui.

Jangan sampai kita kehilangan karakter Yesus dalam hidup kita. Walaupun lingkungan menekan dan menghimpit kita, tetapi kita tetap terus melangkah dalam kebenaran Allah dan tetap memiliki karakter yang sesuai dengan Firman Allah. Kita yakin Tuhan beserta dengan kita.

Kerajaan Allah bukan hanya di gereja saja, tetapi kita juga dapat menikmati Kerajaan Allah di rumah tangga kita masing-masing (Matius 6:33). Baik di dalam gereja maupun di luar gereja hidup kita harus penuh dengan kemenangan dan tidak jatuh bangun dalam kelemahan yang sama.

Tidak ada yang terlambat di dalam Tuhan selama kasih karunia Allah dilimpahkan dalam hidup kita. Kita yakin bahwa Tuhan akan memunculkan buah Roh yang baik dan juga kharisma dalam hidup kita. Ajaib dan mujizat
akan terjadi dalam hidup kita. Kalau kita mengerti hal ini, maka dengan segera kita dapat berubah. Karakter dan kharisma akan muncul mengalir dengan deras sehingga hidup kita semakin berkenan kepada Allah dan diberkati Tuhan. Amin

Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku  pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu. (Mazmur 119 : 73) 

Senin, 02 Mei 2011

Posisi, Kondisi dan Fungsi kita sebagai anak Tuhan


Bilangan 16:1-5. Dalam ayat di atas telah menceritakan kisah pemberontakkan daripada Korah bersama teman-temannya. Mereka tidak menyadari bahwa  Allah membawa bangsa Israel untuk keluar bersama-sama dari tanah Mesir, melintasi laut Kolsom, menikmati manna di padang gurun dan mengalami banyak mujizat, namun Korah dan teman-temannya merasa tidak puas dengan kepemimpinan daripada Musa dan Harun.

Padahal Musa adalah seorang nabi yang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk membawa bangsa Israel ke luar dari tanah perbudakan yaitu Mesir menuju tanah Perjanjian yaitu Kanaan.

Sebenarnya Korah beserta teman-temannya tahu bahwa Allah ada ditengah-tengah mereka, tetapi Korah mempunyai motifasi yang lain, sehingga melakukan pemberontakkan, hal ini sama dengan Korah memberontak terhadap Tuhan, dan akibatnya tanah terbuka lebar, Korah dan teman-temannya masuk dalam
tanah yang terbuka itu kemudian tanah itu tertutup kembali, sehingga mereka terkubur hidup-hidup.
Melalui kisah ini kita akan menemukan suatu nilai kebenaran yang akan membawa kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, terutama pada ayat 5. Dimana pada ayat tersebut berbicara tentang posisi, kondisi, dan fungsi .

1. Posisi
Apakah posisi kita tetap menjadi kepunyaan Tuhan atau tidak?
Seperti yang kita ketahui bahwa ketika seorang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka saat itu orang tersebut telah lahir baru dan menjadi kepunyaan Allah, termasuk menjadi baitNya, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 6:19-20. Untuk itu kita ingat baik-baik bahwa kita telah dibeli dengan harga yang lunas oleh Kristus. Dengan demikian, apabila kita sudah menjadi milikNya maka kita disebut sebagai anak-anak Allah, tentunya hidup kita dipimpin oleh Roh Allah dan bukan hidup menurut kehendak kita sendiri. Selain itu, jikalau kita sebagai anak Allah maka kita akan menerima kuasa (Yohanes 1:12). Oleh karena itu jangan kita kuatir dalam menjalani hidup ini sebab kerajaan sorga telah turun atas kita sekalian, sehingga kita berada dalam kerajaan anakNya, seperti yang tertulis dalam Kolose 1:13. Walaupun demikian, masih banyak orang yang ragu-ragu tentang hal ini.Banyak orang yang merasa miskin, minder atau tak dapat berbuat apa-apa. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak menghargai posisinya sebagai anak Allah.

Kita sebagai anak tentunya terus bertumbuh sehingga kita menjadi mempelai Kristus (Efesus 5:31-32). Janganlah kita memadamkan dan mendukakan Roh, terlebih menghujat Roh, supaya kita tidak seperti Korah dan tidak ada ampun. Oleh sebab itu apa yang kita awali oleh Roh janganlah kita akhiri dengan daging, supaya kita sekali selamat tetap selamat selamanya.

2. Kondisi
Apakah kondisi kita tetap hidup dalam kekudusan atau tidak?
Firman Tuhan berkata dalam Ibrani 12:14 ”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”.
Berapa banyak orang yang melayani pekerjaan Tuhan tetapi masih hidup dalam kubangan dosa. Mereka tidak dapat melepaskan diri dari ikatan dosa jenis. Tetapi dosa jenis bisa dikalahkan melalui doa dan puasa (Matius 17:21). Dan apabila seorang melayani Tuhan tetapi masih tetap melalukan dosa, maka orang tersebut akan mengalami suatu keadaan yang ironis (Matius 7:22-23). Oleh sebab itu biarlah kita tetap hidup dalam kekudusan dan melakukan kehendak Allah sampai akhir hidup kita.

3. Fungsi
Apakah kita masih berfungsi sebagai imam yang membawa umat Tuhan, baik itu keluarga, kelompok FA, jemaat untuk berfellowship dengan Tuhan?
Pada jaman purba sama dengan jaman perjanjian baru. Tuhan mengangkat kita menjadi imamat yang rajani (1 Petrus 2:9-10). Kita berfungsi sebagai imam, melakukan perkara-perkara yang besar maupun yang kecil. Sebagai imam kita dapat bergaul karib dengan Tuhan. Roh Kudus telah mengfungsikan kita untuk melakukan perkara yang besar. Dan kalau Tuhan mengfungsikan saya, maka Tuhan akan mengfungsikan kita semua. Amin.