Selasa, 28 September 2010

TETAP BERDIRI TEGUH

    “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa   dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. (1 Korintus 15:58)
Kata   teguh   dalam   bahasa   aslinya   berarti   setia.   Isi   daripada   setia   yaitu adanya   komitmen   yang   tinggi.   Sedangkan   dalam   kata   komitmen   itu   sendiri mengandung   suatu   visi.   Demikian   halnya   dengan   Yesus   ketika   diutus   ke dalam dunia ini kehidupanNya penuh dengan komitmen dan Dia tidak sekedar menjalankan perintah Bapa tetapi atas dasar visi yang telah Dia terima. Visi yang Dia kerjakan tidak pernah tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar. Walaupun muridNya rela mati untuk menggantikan kematianNya di atas kayu salib namun Yesus tetap komitmen dengan visi yang Dia terima. Setiap orang percaya kepada Yesus dalam hidupnya akan muncul suatu visi baru. Kalau Kristus mendapat visi untuk mati sesaat, tetapi kita yang percaya kepada Yesus akan lahir baru sebagai imamat yang rajani. Untuk itu janganlah kita goyah saat menghadapi berbagai pencobaan karena kita sebagai imamat yang rajani. Kita saat ini bukanlah manusia yang terpuruk tetapi umat yang diberkati   dan   dipulihkan.   Memang   di   tengah   perjalanan   hidup   ada   banyak tantangan   tetapi   kita   harus   mengambil   suatu   keputusan   yang   sesuai   dengan Firman Allah maka kemenangan demi kemenangan akan kita terima, sebab apabila Allah di pihak kita, siapakah lawan kita.
 
Supaya kita tetap teguh maka harus bersatu dengan Kristus. Setiap orang yang   tetap   melekat   pada   Tuhan   sebagai   pokok   anggur   akan   tetap   berbuah di   dalam   Dia.   Dalam   mengambil   suatu   keputusan   perlu   adanya   sikap   yang disiplin.   Sebab    apabila   kita  mengambil      keputusan     dengan    ceroboh    maka persoalan besar yang akan kita tuai, sedangkan apabila kita melangkah dengan kedisiplinan maka dalam jangka panjang kita akan menghasilkan sesuatu yang luar   biasa.   Mungkin   kita   pernah   mengalami   kegagalan   akibat   tidak   disiplin dalam menjalankan visi, tetapi biarlah kita kembali pada keputusan yang sesuai dengan    firman    Allah.    Apabila    saat    ini    kita    mengalami    keadaan    yang    terpuruk,   maka hal yang pertama kita lakukan adalah introspeksi diri. Apakah kita sudah keluar dari visi atau sudah menyeleweng dari kehendak Tuhan.
 
Kalau kita mengalami kemerosotan dalam hidup ini ataupun diberkati; baik dalam hal pekerjaan, keluarga maupun usaha yang semakin berkembang, itu merupakan tanda bahwa diri kita sedang diuji, apakah goyah atau tidak dalam menjalankan visi yang kita terima. Langkah demi langkah Allah membuktikan kuasaNya.      Apabila    saat  ini  kita  meneliti    diri  sendiri  mengalami      banyak tantangan biarlah kita sadari bahwa kita akan mendapatkan mujizat dari Allah asalkan   tidak   goyah.   Semakin   besar   cobaan   yang   kita   alami   maka   semakin besar pula mujizat yang akan kita terima (Yakobus 1:2-6). Saat kita mengalami cobaan janganlah cepat mengambil keputusan dengan kekuatan kita sendiri. Orang yang mengandalkan diri sendiri akan terkutuk (Yeremia 17:5).
    
Segala sesuatu pasti ada waktunya karena Tuhan merindukan kita memiliki iman   yang   matang.   Dalam   melayani   Tuhan   kita   harus   tetap   menyala-nyala karena hal ini akan membuat kita tetap teguh dalam mengiring Dia. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimana seseorang dapat terus menyala-nyala dalam  melayani   Tuhan?   Setiap   orang   yang   memiliki   Roh   Kristus   maka   dia akan tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan seperti halnya Tuhan Yesus saat berada di dalam dunia untuk mengemban tugasNya. Dia tidak pernah loyo, putus   asa   maupun   frustasi   dalam   menjalankan   misiNya,   walaupun   banyak rintangan yang dihadapi oleh Yesus, namun semuanya itu tidak membuat surut semangat Yesus, sebab di dalam diri Yesus ada Roh Kudus yang membuat Dia menyala-nyala dalam menjalankan pekerjaan Bapanya, bahkan sampai di atas kayu salibpun Dia Dia tetap mau mengampuni orang yang menganiayaNya. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan tetapi oleh karena ketaatanNya kepada Bapa maka Ia berhasil untuk menyelesaikannya. Demikian dengan kita, janganlah kita   putus   asa,   loyo   maupun   frustasi   sebab   kita   sebagai   anak-anak   Tuhan ditetapkan   sebagai   pemenang   (1   Yohanes   5:4).   Di   antara   tokoh-tokoh   yang ada dalam dunia ini semua rohnya telah mengalami kegagalan, tetapi hanya ada satu tokoh yang tidak gagal yaitu Yesus Kristus. Dan setiap orang yang percaya pada Yesus akan berhasil karena di dalam dirinya ada Roh Kristus.
 
Roh Kristus tidak pernah gagal karena Roh Kristus merupakan energi yang luar biasa. Oleh sebab itu janganlah sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus yang sudah dimeteraikan dalam hati kita, dan jangan memadamkan Roh yang sedang bekerja dalam hidup kita, apalagi menghujat. Dan perlu kita ketahui bahwa yang memberi kemampuan/kesanggupan untuk melakukan perkara yang besar adalah Roh Kudus. Untuk itu jangan sekali-kali seseorang memegahkan diri atas dirinya sendiri, sebab hal itu sama dengan kesombongan. Sedangkan orang yang sombong adalah musuh Allah. Dan kesombongan itu sendiri akan mendahului kehancuran.
 
Saudara,    sekali    lagi    firman    Tuhan    menasihatkan    supaya    kita    tetap    teguh    dan     tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar kita. Sebab orang mudah terpengaruh seperti kapal di tengah lautan yang diombang-ambingkan oleh gelombang laut. Kalau kita tetap teguh maka kita akan dipercaya oleh Tuhan mulai dari perkara yang kecil sampai perkara yang besar, seperti yang tertulis dalam Lukas 16:10,  “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara- perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
 
Kalau kita berhasil saat ini, itu merupakan hasil karya daripada Roh Kudus. Untuk itu tetaplah berdiri dengan teguh sebab Roh yang ada dalam diri kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini. Amin.

 Agar    tetap   berdiri    teguh   dan   tidak   goyah    di   dalam    Tuhan,    tetaplah berpegang teguh dan turuti segala perintah dan nasihat Rasul Paulus, sebab semuanya   itu   adalah   kebenaran   Tuhan   yang   telah   diilhamkanNya   melalui Roh Kudus kepada Rasul Paulus untuk menuntun kta memasuki hidup yang berkelimpahan anugerah dan suka cita Tuhan.

Rabu, 22 September 2010

Bermegah dalam Tuhan dan dipuji oleh Tuhan

”Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.” (2 Korintus 10:17-18).

Kali ini kita akan belajar mengenai sikap kita saat bertemu dengan Tuhan.Tatkala kita bertemu dengan Tuhan, maka kita harus memegahkan Dia, karena Tuhan mengajarkan kepada kita seperti bangsa Israel yang telah dibawa oleh Musa untuk ke luar dari tanah Mesir menuju kota Kanaan melalui padang gurun untuk belajar senantiasa memegahkan nama Tuhan. Dalam jumlah yang besar (+ 3 juta orang), mereka telah memegahkan Tuhan, sebab tidak ada lain yang sanggup menolong mereka, baik dalam hal nafkah yang mereka butuhkan maupun jaminan perlindungan. Oleh karena itu biarlah kita senantiasa memegahkan Tuhan saat bertemu denganNya, karena Tuhan akan memegahkan kita (dalam pengertian bahwa kita akan dipuji Tuhan). Pertemuan kita dengan Tuhan bukan sekedar pertemuan yang biasa dilakukan antara suami dan isteri, atau bertemu dengan pejabat, maupun dengan presiden atau raja. Apabila kita bertemu dengan pejabat saja, kita bersikap yang berbeda, apalagi bertemu dengan Tuhan yang lebih dari pejabat maupun presiden atau raja. Sebab Dia adalah raja di atas segala raja, dan Tuhan di atas segala Tuhan. Untuk itu hormat kita harus melebihi dari segalanya. Mengenai hal ini kita akan belajar bagaimana raja Daud bersikap, saat bertemu dengan Tuhan. Dalam Mazmur
2:11-12 dikatakan : ”Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya !”

Saudara, hidup dalam dunia ini tidak ada yang dapat kita banggakan atau kita megahkan; baik itu kekayaan, harta, kedudukan atau jabatan maupun hal yang lainnya, kecuali Tuhan. Sebab Tuhan memiliki segala sesuatu dan sumber dari segala sesuatu (Yeremia 17:5-6). Tetapi berbahagialah orang yang mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:7-8).

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam hal memegahkan atau dimegahkan Tuhan :

1. Dengan Iman
Kita ambil salah satu contoh kisah mengenai perwira di Kapernaum yang hambanya sedang jatuh sakit. Tatkala dia bertemu dengan Yesus, dia memohon supaya Yesus mau menyembuhkan hambanya. Lalu Yesus berkata : ”Aku akan datang menyembuhkannya.” Dan saat perwira itu mendengar jawaban daripada Yesus, maka ia mengekspresikan ketaatannya dengan berkata : “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” (Matius 8:9).

Saudara, bagaimanakah tanggapan Yesus setelah mendengar pernyataan daripada perwira itu ?. Dalam firman Tuhan dikatakan : ” .... heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.” (Matius 8:10).

Dalam ayat ini telah tersirat adanya suatu pujian dari Yesus yang ditujukan kepada perwira Kapernaum mengenai imannya. Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah : “seberapa besar iman daripada perwira ini, sehingga Yesus sampai memujinya ?”. Besar atau kecilnya iman seseorang dapat kita lihat melalui seberapa besar ketaatannya terhadap kehendak Tuhan. Sebab iman tanpa perbuatan (yang di dalamnya bermuatan ketaatan) maka iman itu adalah mati. Namun, apabila kita bandingkan dengan pengalaman daripada Yunus sangat berbeda. Karena ketaatan Yunus itu timbul setelah mengalami berbagai musibah. Pada awalnya Yunus menolak perintah Tuhan dengan berbagai alasan yang dikemukakan. Tetapi setelah ia belajar untuk taat maka terjadi sesuatu yang luar biasa, di mana satu kota yang hendak ditunggangbalikkan oleh Tuhan akhirnya diselamatkan oleh Tuhan. Hal ini terbukti bahwa bukan karena besarnya iman yang dimiliki Yunus, tetapi oleh ketaatannya. Untuk itu, apabila kita semakin menurut firman Tuhan, maka semakin besar pula ajaib dan mujizat Tuhan yang akan kita alami. Seperti perwira ini, dia memegahkan Tuhan dengan imannya. Memang, menurut kehendak Tuhan itu tidak mudah, karena kadang-kadang kehendak Tuhan kerapkali bertentangan dengan keinginan daging kita.

2. Dengan Harap
Mengenai harap di sini, kita akan belajar dari kisah seorang janda miskin yang memberikan persembahan di rumah Tuhan. Saat itu Yesus sedang duduk dan menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit (Markus 12:41). Saudara, apakah artinya (nilai) uang dua peser? Seandainya dibelikan makanan, paling tidak hanya dapat satu piring atau satu bungkus makanan, tetapi bukan dua peser atau jumlah yang dapat menarik perhatian daripada Tuhan Yesus, melainkan hati daripada janda miskin inilah yang sanggup menarik hati Tuhan Yesus. Karena dalam hatinya ada suatu pengharapan yang besar, selain iman daripada janda miskin ini.

3. Dengan Kasih
Wujud daripada kasih ini dapat kita pelari melalui kisah seorang perempuan menuangkan minyak narwastu di atas kepala Yesus. Ketika perempuan ini menuangkan minyak yang mahal ini, maka murid-murid Yesus mulai gusar dan berkata : “untuk apa pemborosan ini ?”. Memang minyak ini sangat mahal, karena nilainya sama dengan upah selama satu tahun bekerja, tetapi dituangkan begitu saja. Hal ini tampaknya sebagai suatu kebodohan, padahal tidak. Karena tindakan ini merupakan bukti kasih yang besar kepada Tuhan, sebagai rasa ucapan syukur atas kasih Tuhan yang tak terbatas nilainya. Sehingga melalui tindakan ini, maka Yesus berkata : sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia (Matius 26:13).

Saudara, melalui beberapa penjelasan di atas biarlah boleh menjadi pelajaran kita; terlebih itu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita bukan menjadi orang yang memuji diri kita sendiri, melainkan kita yang dipuji Tuhan. Amin.

Senin, 13 September 2010

Jalan hidup manusia

Upah dosa ialah maut, transisi dosa kepada maut ibarat seseorang yang berjalan di tangga yang menurun. Waktu transisi dosa kepada maut didahului oleh kemiskinan, cobaan, stress, sakit, bangkrut, sampai kepada titik yang terberat, yaitu tanpa pengharapan atau kematian. Jalan hidup manusia pada umumnya berjalan menurun. Barangkali dia sempat kaya dengan jalan dunia, tetapi sebenarnya jalan hidupnya menurun dan diakhiri dengan kematian.

“Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)

Karunia Allah ialah hidup yang kekal. Sejak kita mengenal Yesus sebagai juruselamat, maka langkah kita sedang “naik tangga” dan bukan menurun. Dalam proses ini terjadi pemulihan, baik dalam rumah tangga, usaha, keluargadan yang lainnya. Semuanya menjadi baik sejak kita mengenal Tuhan Yesus. Langkah-langkah kita setiap hari diperbaharui, langkah kita kepada hidup yang kekal.

Dalam menghadapi dunia saat ini, memang agak sukar. Kalau kita lihatbanyak orang tidak memiliki pengharapan. Tetapi kita memiliki Allah yangluar biasa. Kita dipelihara di dalam kekuatan Allah, bahkan di tengah-tengahkrisis, kita sedang berjalan menuju “tanah Kanaan”. Kita memiliki Kerajaan Sorga, di mana Allah sendiri yang memerintah. Untuk itu jangan sampai kita terkena stress karena ada sesuatu yang jahat menimpa anak-anak Tuhan. Kita harus percaya bahwa anak-anak Tuhan berjalan kepada hidup yang kekal. Transisi percaya dan lahir baru adalah dipulihkan, bertambah baik, dan lebih baik lagi (Kisah Para Rasul 3:16).

Gereja Tuhan pada akhir zaman akan menjadi sempurna. Kita adalah anggota “tubuh Kristus” yaitu mempelai itu.
Untuk itu hari depan kita sangat mulia dan diberkati secara rohani maupun jasmani. Untuk itu syukurilah dan jangan mempermainkan kasih Karunia Allah dengan berbuat dosa. Dan hari depan kita tidak akan pernah tersandung. Yang dikehendaki oleh Allah adalah iman, yaitu roh dan perbuatan. Merupakan langkah hidup kita. Dan langkah rohani sangat penting sebelum kita melangkah secara jasmani.

1. Langkah Rohani (Efesus 3:14-21)
Dengan berdoa agar kita. 
a. percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 15); 
b. Roh Kudus yang kaya dan kuat itu ada beserta dengan kita (ayat 16); 
c. Berakar dan berdasar di dalam kasih yaitu Allah sangat mengasihi kita (ayat 17). 
Untuk itu jangan kita berdosa, maka langkah kita akan menurun. Tetapi hidup kita akan melangkah naik sampai kita dipenuhi dengan kepenuhan Allah (Ayat 18-19), selanjutnya di dalam kita ada kuasa yang bekerja dengan luar biasa (ayat 20-21).

2. Langkah perbuatan (1 Petrus 1:3-5)
Langkah kita adalah iman (jangka pendek), harap (jangka panjang), dan kasih (eternal/kekal). Mujizat pertama adalah lahir baru, lalu kita mengalami kebangkitan yaitu pemulihan dalam hidup kita. Kita percaya bahwa tahun
ini adalah tahun yang penuh dengan berkat Tuhan. Untuk itu jangan kuatir, karena Tuhan sanggup memelihara hidup kita di tengah-tengah padang pasir sekalipun, Jalan kita menuju kepada “tanah Kanan” (2 Petrus 1:5-10).

Setiap orang yang berani mengambilkah iman iman dengan Tuhan – ia akan mengalami pengalaman-pengalaman luar biasa dengan Tuhan.... Jangan berhenti melangkah !

Senin, 06 September 2010

Kuasa Doa

Doa kelihatannya mudah dilakukan tetapi kebanyakan orang sering melupakan. Berdoa sangat penting sekali, jika kita tidak berdoa maka kehidupan kita akan menjadi seperti rutinitas, kita akan kehilangan kekuatan. Dan saat kita berdoa maka kerajaan iblis akan digoncangkan. Kekristenan bukan sekedar agama tapi kekristenan berbicara  tentang hubungan dengan Yesus. Miliki hubungan doa yang erat dengan Yesus. 

Mengapa kita harus berdoa?
    1.  Tanpa     doa   kita  tidak  akan   mempunyai       hubungan     dengan   Tuhan.         Hubungan kita dengan Tuhan akan terputus.
   2.   Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, Gereja yang tidak berdoa  maka tidak ada nafas dari sorga sehingga kita menjadi lemah (seperti paru-paru).
   3.   Doa adalah kekuatan bagi orang percaya, “dan berkata kepada mereka: “Ada     tertulis:  Rumah-Ku      akan   disebut   rumah    doa.   Tetapi   kamu menjadikannya sarang penyamun” (Matius 21:13). Kita harus menjadi rumah doa, setiap saat kita bangkitkan roh doa dalam kita.

   Saat kita berdoa maka kerajaan setan akan tergoncang. Jika kehidupan doa  kita ingin dipulihkan maka kita harus merendahkan diri, berdoa lalu berbalik  dari jalan-jalan yang jahat (2 Tawarikh 7:14).
   Dalam keluarga perlu ada mezbah keluarga. Pada   saat   kita   berdoa   maka   kemuliaan   Tuhan     akan   dinyatakan,   pintu  tertutup akan dibukakan, keajaiban terjadi. 

Prinsip Berdoa :
   Jangan   mengasihi   diri   sendiri   tetapi   harus   merebut   kemenangan.   Karena
dengan mengasihi diri sendiri maka akan terjadi seperti yang kita pikirkan.

Cara berdoa :
   •    Ucapkan    syukur    pada    Tuhan.
   •    Aplikasikan    4    dimensi    Roh    Kudus    yaitu    :   
       a. Pikiran Kristus
       b. Visual, mulai melihat dengan mata rohani hal-hal  yang kita doakan
       c. Mulai percaya dalam hati
       d. Ucapkan dengan berkata-kata (Proklamasikan kemenangan).

   Ada pandangan bahwa berdoa mempunyai nilai yang kecil. Tetapi pandangan itu salah karena dengan berdoa maka banyak keajaiban
antara lain:
   •     Musa   berdoa   laut   Teberau   terbelah,   sehingga   bangsa   Israel   berhasil  menyeberangi.
   •     Elia      berdoa   api  Tuhan    turun   dari  langit  menyambar      habis   korban bakaran.

Biarlah setiap kita bukan hanya menjadi  “Man Of God” - tetapi juga menjadi “Man Of Prayer” – sebagai anak-anak Tuhan yang juga rajin berdoa – sehingga kita dapat selalu hidup berkelimpahan dalam kemenangan dan kemulianNya (Matius 6:5-9).