Minggu, 25 April 2010

Hal - hal yang dibenci Allah

AMSAL
6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
6:17 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,
6:19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Adapun perkara-perkara itu adalah:

1. Mata sombong. Ini mengacu kepada sifat superioritas, merasa lebih tinggi dari orang lain dan cenderung memandang rendah orang. Ini sangat dicela Tuhan! Contohnya adalah orang Farisi dan Saduki, di mana mereka suka meninggikan diri dan memandang rendah orang berdosa. Ini terlihdat dari cara mereka berdoa demikian: “…aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” (Lukas 18:11-12). Alkitab berkata, “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;” (Yesaya 2:11a) dan dengan tegas Tuhan berkata, “…aku benci kepada kesombongan, kecongkakan,” (Amsal 8:13). Sebagai orang Kristen kita harus selalu meneladani Tuhan Yesus, yang “…dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8). Ingat, kita hanyalah debu belaka dan tidak lebih dari pada embusan nafas.

2. Lidah dusta. Sifat lain yang sangat dibenci Tuhan adalah dusta. Orang yang suka berdusta menganggap enteng kebenaran. Orang berkata, “Ah cuma bohong sedikit aja, tidak apa-apa!” Bukahkah kita sering melakuan hal serupa? Kita berbohong terhadap orang tua, istri/suami, tidak jujur kepada pimpinan atau kepada hamba Tuhan. Sekali kita menganggap kebenaran dapat dikompromikan, kita akan cenderung mengulang kebohongan demi kebohongan dan akhirnya kita semakin jatuh ke dalam lubang dusta yang semakin besar.
Alkitab kembali menegaskan, “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan,” (Amsal 12:22a), tetapi “Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya,” (Amsal 12:19a). Karenanya, “…buanglah dusta dan berkatalah benar seseorang kepada yang lain,” (Efesus 4:25).

3. Tangan yang menumpahkan darah orang lain yang tidak bersalah. Prinsip yang terkandung di dalamnya jauh lebih dari sekedar menumpahkan darah (membunuh) secara fisik, namun segala sesuatu yang dilakukan untuk menghancurkan orang yang tidak bersalah, baik lewat ucapan atau tindakan: memperdaya dan berlaku jahat terhadap orang yang lemah, sikap semena-mena yang ditunjukkan orang kaya terhadap si miskin, juragan yang dengan kejam menganiaya buruhnya dan masih banyak lagi. Bukankah hal ini masih sering terjadi di sekitar kita?

4. Hati yang jahat dan kaki yang lari menuju kejahatan. Hati yang dipenuhi rencana jahat harus kita buang! “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat,” (Matius 15:19). Hati Saul penuh kebencian terhadap Daud, sehingga ia selalu merancang hal-hal jahat terhadap Daud. Apakah hati kita masih menyimpan kebencian terhadap orang lain seperti Saul dan berniat balas dendam? Dunia saat ini dipenuhi segala macam kejahatan yang kian merajalela. Berita pembunuhan, perampokan, perkosaan atau pornografi menjadi menu langganan televisi dan koran setiap hati. Tuhan mengingatkan agar kita lari jauh dari kejahatan, serta jangan sampai terlibat di dalamnya. Jadi, “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.” (1 Petrus 4:15).

5. Bersaksi dusta dan suka menimbulkan pertengkaran. Peringatan ini lebih ditujukan pada bentuk kebohongan yang lebih spesifik yaitu suka mengfitnah, omong besar dan ‘bocor mulut’, atau suka menghasut sehingga menimbulkan permusuhan antarteman. Mari kita gunakan bibir/lidah hanya untuk memuliakan nama Tuhan, menyaksikan kebesaranNya, memberitakan Injil kepada setiap orang yang kita jumpai!

Senin, 19 April 2010

Yesus menghendaki anda dan saya bersaksi kepada orang lain

Markus:
5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
 
Tuhan tidak menghendaki anda dan saya  menjadi saksi-saksi bisu. Dia menguatkan kita untuk berani bersaksi kepada orang lain atas anugerahNya. Alkitab menyediakan sarana bagi kita untuk dapat berkata-kata mengenai keyakinan kita di dalam Kristus. 

Jika Anda dan saya mengasihi Allah, bersaksi kepada sesama adalah tugas Anda dan saya. Mungkin yang perlu Anda katakan kepada seseorang hanyalah pernyataan Anda, bahwa “Yesus adalah segalanya bagiku. Saya harap Anda pun dapat mengenalNya!” Dan Anda akan terkejut mendapati bagaimana pengakuan yang sederhana dan terus terang itu berbuah. Ambillah keputusan pada hari ini juga untuk “bersaksi kepada orang lain”