Minggu, 19 Desember 2010

Pelaku Firman

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.......” (Yakobus 1:22-24)

Jika kita mendengar Firman Allah yang penuh dengan janji dan melakukannya maka kita pasti akan diberkati. Dan untuk dapat menjadi pelaku firman, diperlukan tindakan iman dalam kehidupan kita. Sebenarnya berkat itu sudah disediakan bagi kita, selanjutnya kita tinggal mengambilnya, tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah kita mau melangkah untuk mengambilnya atau tidak. Selama kita tidak mau melangkah maka selamanya kita tidak akan mendapatkan berkat yang sudah disediakan bagi kita. Kata melangkah di sini memiliki pengertian yaitu melakukan firman Tuhan. Misalnya kita membantu orang miskin atau orang yang membutuhkan pertolongan, maka Tuhan akan membalasnya berlipatkaliganda.

Namun bukan berarti kita berlomba-lomba memberi bantuan kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan dengan tujuan semata-mata untuk mendapatkan berkat yang lebih banyak. Tindakan semacam ini bukanlah seperti orang yang sedang “gambling” (judi). Memang apa yang kita tabur itu yang kita tuai, asalkan kita menaburnya dengan tulus iklas. Dan sebaliknya, bagi orang yang mendengar firman Allah dan tidak melakukan, maka orang tersebut dapat disamakan dengan orang yang bercermin dan segera pergi sehingga ia lupa akan rupanya. Demikian orang yang diberkati tetapi tidak melakukan firman Allah maka ia tidak akan ingat bahwa dia diberkati oleh Tuhan.

Saudara, selain kita diberkati ketika melakukan kehendak Tuhan; kita disebut orang yang berbahagia, seperti yang tertulis pada ayat selanjutnya (ayat 25), “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang memerdekakan orang dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” Kata berbahagia itu sangat luas sekali artinya dan tidak dapat digambarkan oleh kata-kata. Selain itu kebahagiaan merupakan klimaks daripada kehidupan. Oleh sebab itu manusia berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Firman Allah dengan jelas mengatakan bahwa kebahagiaan bisa didapatkan apabila melakukan firman Allah.

Ada perbedaan antara orang yang melakukan firman Allah dan yang tidak melakukan. Orang yang mendengar firman Allah tetapi tidak melakukan sama dengan seorang penonton. Contohnya dalam sebuah pertandingan sepak bola. Pemain sepak bola hanya terdiri dari 11 orang tetapi penonton jumlahnya sampai mencapai puluhan ribu. Penonton tahu tujuan akhir dari pertandingan sepak bola yaitu mencapai goal, dan bagi penonton yang fanatik tahu bagaimana caranya memasukkan bola tetapi mereka tidak mampu melakukannya karena status mereka adalah penonton bukan pemain. Penonton hanya membicarakan problema, tetapi tidak menyelesaikan atau memecahkan problema, sedangkan seorang pemain tidak hanya membicarakan problema tetapi memecahkan problema. Penonton tidak akan pernah mendapatkan hadiah atau piala, tetapi pemainlah yang akan mendapatkan hadiah. Dan gambaran ini dapat kita temukan pada kehidupan orang-orang Farisi, di mana mereka begitu mengerti hukum-hukum Allah tetapi mereka tidak pernah melakukannya, sehingga mereka terbatas sampai pada pengetahuan saja. Demikian hidup kita janganlah hanya tahu tentang kebenaran tetapi menjadi pelaku kebenaran atau hidup dalam kebenaran. Karena orang yang hidup dalam kebenaran akan dimerdekakan dari segala cengkraman dunia termasuk persoalan yang ada di dalamnya. Orang Kristen yang memiliki tipe seperti “penonton”, apabila pergi ke gereja hanya ingin dipenuhi kebutuhannya baik itu pekerjaan, karir maupun segala usahanya, tetapi semuanya adalah sia-sia karena orang yang ingin bertemu dengan Tuhanlah yang akan dipenuhi segala kebutuhan hidupnya.

Tuhan merindukan supaya setiap kita menjadi seorang pemain yang terlibat dalam pertandingan dan pada akhirnya akan mendapatkan hadiah atau berkat Tuhan. Keberhasilan memang bukan semata-mata kekuatan pemain saja, tetapi karena mereka mau terlibat dalam pertandingan maka mereka sanggup memecahkan problema dengan kuasa firman Allah. Sudahkah saat ini kita siap bertanding untuk menerima berkat Tuhan yang sudah disediakan? Percayalah bahwa apa yang telah difirmankanNya akan digenapi, seperti yang tertulis dalam Yesaya 55:11 “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Dan perlu diketahui bahwa selain Allah memberikan janji kepada kita, Dia juga memberi jaminan atas hidup kita, supaya apa yang telah dijanjikanNya itu dapat kita peroleh, seperti yang tertulis dalam Efesus 1:14 “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan- Nya.”

Saudara, perlu dipahami bahwa sebagai pelaku firman harus berani menerima  konsekuensi yang ada, baik itu tantangan dari luar maupun dari dalam. Kadang-kadang kita melakukan sesuatu yang baik sesuai firman Tuhan, justru dimusuhi oleh dunia. Tetapi jangan putus asa, sebab firman Tuhan pun berkata, “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu” (Yohanes 15:19). Dan hal ini dapat kita lihat melalui kehidupan guru kita yaitu Yesus Kristus. Walaupun dia sudah melakukan yang baik; baik itu menyembuhkan mereka dari segala sakit penyakit, membebaskan mereka dari kuasa roh jahat, namun mereka justru berteriak “salibkan Dia”, dan mereka memperlakukan Yesus sebagai seorang pencuri, perampok ataupun pembunuh. Untuk itu apabila guru kita yaitu Yesus Kristus mengalami hal demikian maka kita pun sebagai muridNya mengalami hal-hal yang tidak jauh dari guru kita, itulah yang disebut dengan memikul salib. Walaupun hal itu tampaknya tidak enak tetapi ketahuilah bahwa kita sedang melakukan perkara yang besar.

Melalui beberapa penjelasan di atas biarlah kita semakin sungguh-sungguh memberikan diri untuk menjadi pelaku firman, sebab upah yang besar siap menanti kita. Amin.

Hidup kekristenan di manapun berada harus selalu membawa pengaruh, sama seperti Kristus di manapun Ia berada selalu mempengaruhi. Karena kuasa dalam diri kita adalah kuasa Allah sendiri, kuasa yang selalu dapat
mempengaruhi (Markus 3:13-19).

Minggu, 12 Desember 2010

Kodrat Ilahi

Setiap orang Kristen yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat, lahir baru dan sudah dibaptis, harus menyadari bahwa di dalam dirinya ada kekuatan ilahi atau kodrat ilahi. Dan hal ini telah ditegaskan oleh rasul Paulus melalui suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Korintus, yang bunyinya: “Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah rumah Roh Kudus”(1 Korintus 3:16; 1 Korintus 6:19). Untuk itu kita patut bangga dan mengucap syukur senantiasa karena Roh Allah telah manunggal dalam kehidupan kita. Bahkan raja Daud berkata: “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mazmur 51:13).
Ayat ini menunjukkan bahwa betapa berharganya Roh Allah itu, karena Roh Allah merupakan sumber dari segalanya. Dan dalam ayat ini tersirat bahwa Daud rela kehilangan segala apa yang dia miliki asalkan Roh Tuhan tidak diambil daripadanya; hal ini terlihat dari apa yang difokuskan oleh Daud yaitu Roh Tuhan, dan bukan kerajaan atau kekayaan maupun yang lainnya.

Dan apabila kita menengok ke belakang mengenai pekerjaan Roh Kudus khususnya pada masa penciptaan dunia, maka kita akan kagum akan kedasyatannya, di mana saat itu Roh Kudus ada di permukaan air waktu penciptaan bumi ini karena bumi ini sedang kacau balau dan iblis dicampakkan ke bumi. Bumi menjadi campur baur dan rusak. Sepertiga malaikat Tuhan mengikut iblis. Tetapi Tuhan memperbaiki bumi ini. Roh Allah ada di permukaan air, lalu Allah berfirman untuk menciptakan bumi ini. Memang pada waktu itu seperti zaman penciptaan, sebenarnya penciptaan kembali, karena sebelumnya ada suatu zaman. Dunia diperbaiki dengan firman Allah, karena bumi telah dirusak oleh iblis. Dan saat itu jadilah yang diciptakan oleh Allah. Ini terjadi karena ada Roh Kudus dan firman Allah. Dan sekarang Roh Kudus ada di permukaan air, yaitu tubuh ini, karena tubuh manusia terdiri dari 80% air, yaitu darah/jiwa ini. Roh Allah merupakan suatu kodrat ilahi yang hendak berkarya secara luar biasa. Dan ini baru bisa terjadi dalam hidup kita kalau kita mendengar firman Allah dan melakukannya.

Saudara, melalui sedikit ulasan di atas membuktikan bahwa Roh Kudus adalah harta atau kodrat ilahi yang akan berfungsi dan berkarya di dalam hidup kita. Dan ayat bacaan di atas menjadi landasan bagi pemahaman kita terhadap berfungsinya maupun berkaryanya kodrat ilahi yang ada di dalam kehidupan kita. Kodrat ilahi akan berfungsi apabila kita melakukan firman

Tuhan (Matius 7:24-25), dan begitu sebaliknya, bahwa kodrat ilahi itu tidak berfungsi apabila kita tidak melakukan kehendak Tuhan (Matius 7:26-27). Selain itu, perlu kita ketahui bahwa kita mendapatkan kodrat ilahi semata- mata oleh kasih dan anugerahNya; seperti yang tertulis dalam 2 Petrus 1:3-4 : “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” Sedangkan pada ayat selanjutnya (2 Petrus 1:5-10); apabila dikolaborasikan dengan ayat bacaan di atas maka kita akan menemukan nilai kebenaran yaitu bahwa saat kita membangun rumah harus dimulai dengan iman, lalu kebajikan,
pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara- saudara, dan kasih akan semua orang.

Untuk lebih detailnya, mari kita bahas satu persatu mengenai syarat dalam membangun rumah (rumah rohani).

Yang pertama yaitu dengan iman. Di mana iman itu ada atau timbul dalam kehidupan kita apabila kita senantiasa mendengarkan firman Tuhan (Roma 10:17). Sebab firman Tuhan telah diwujudkan melalui peristiwa kehidupan seseorang, seperti Musa, Daud dan lainnya. Di dalam firman Tuhan banyak dicatat tentang mujizat yang Tuhan lakukan, baik itu dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Semua itu adalah kodrat ilahi dan bukan oleh kekuatan manusia. Kalau kita membaca firman Allah, maka pekerjaan Roh Kudus yang dicatat dalam Alkitab dapat terjadi dalam kehidupan kita pula, khususnya sebagai orang yang dipanggil dan dipilih oleh Tuhan. Dan firman Allah tidak boleh hanya sebagai kepercayaan/iman saja, tetapi harus nyata dalam perbuatan (Yakobus 2:17-22). Perbuatan yang di dalamnya terkandung kebajikan ini tidak hanya dilakukan oleh seorang iman atau nabi saja, tetapi semua umat Tuhan harus melakukannya. Seperti halnya Yunus yang bertobat dan melakukan perintah Tuhan. Setelah melakukan firman Allah maka kodrat ilahi yang ada dalam dirinya bekerja secara luar biasa, di mana melalui pemberitaannya maka satu kota (Niniwe) bertobat.

Ketika kodrat ilahi berfungsi dalam hidup kita, dan berjalan seiring dengan waktu yang di dalamnya diwarnai dengan berbagai macam pencobaan demi pencobaan, maka dari situlah akan timbul pengalaman/pengetahuan, yang pada akhirnya akan membawa kita hidup dengan penguasaan diri ; misalnya saat kita menghadapi persoalan maka kita tidak panik lagi.

Sebagai contoh yang nyata adalah kisah daripada rasul Paulus; di mana telah diungkapkan melalui suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Korintus (2 Korintus 4:8-10). Selain penguasaan diri, dalam diri kita dituntut pula adanya ketekunan, karena tanpa ketekunan maka kita tidak akan mendapatkan apa- apa. Sebagai gambaran adalah seorang petani. Mereka tidak akan panen apabila tidak sabar atau tekun dalam merawat dan menantikan tanaman yang ia tanam, karena segala sesuatu ada waktunya. Firman Tuhan berkata: “Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya” (2 Timotius 2:6). Dan besar kecilnya panen mereka tidak lepas dari hukum tabur tuai, yaitu “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (2 Korintus 9:6). Dan selanjutnya adalah: bagi orang yang bertekun di dalam Tuhan maka orang itu akan hidup dalam kesalehan; yang pada akhirnya kodrat ilahi yang ada di dalam dirinya akan senantiasa memelihara orang tersebut baik di dalam dunia maupun sampai pada hidup yang kekal.

Oleh karena itu, janganlah kita sia-siakan kesempatan yang ada. Biarlah kodrat ilahi yang telah dianugerahkan dalam kehidupan ini, senantisa berfungsi untuk melakukan pekerjaan yang besar. Karena pondasi ini sebenarnya tercakup dalam iman, harap dan kasih.

Sabtu, 04 Desember 2010

Prinsip Hidup Tuhan Yesus dan para Malaikat

Peranan malaikat itu sangat penting dalam kehidupan Yesus. Dan Tuhan memberikan perintah melalui malaikat-malaikatNya.
• Peranan malaikat dalam kehidupan Zakharia, Lukas 1 : 11: “ Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan”
• Peranan malaikat dalam kehidupan Yusuf dan Maria, Lukas 1:26: “ Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret”
• Peranan malaikat dalam kehidupan para gembala, Lukas 2:10: “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut sebab sesungguhnya aku memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa”
• Peranan malaikat pada saat Yesus di Getsemani untuk memberi kekuatan kepadaNya ( Lukas 22:43-47).

Peranan Malaikat:
1. Kita tidak menyembah malaikat
2. Kita tidak berdoa pada malaikat
3. Kita tidak bernyanyi untuk malaikat

Apakah malaikat bisa dipakai Tuhan untuk menolong kita?
Bisa, Mazmur 34:8 “Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.”

Apakah tugas untuk malaikat :
1. Malaikat menyembah Yesus, Ibrani 1:6 ”Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia’”
2. Malaikat adalah roh yang melayani, Ibrani 1:14 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani yang harus memperoleh keselamatan”

Bagaimana caranya atau prinsip apa yang dipakai oleh Yesus
• Dengan Firman Tuhan, Mazmur 1: 1-3
• Melakukan kebenaran dalam Matius 4:4-6, janganlah mencobai Tuhan. Mencobai memiliki pengertian memaksa Tuhan bertindak menunjukkan kuasaNya untuk memuaskan atau menjawab keinginan kita.
• Sembah Tuhan saja, Matius 4:10: “ Maka berkatalah Yesus kepadaNya:” Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, AllahMu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”

Siapakah yang kita sembah ? HANYA TUHAN SAJA !

Malaikat tidak melayani kita, tetapi melayani Roh Allah yang ada di dalam kita, sehingga hidup kita dibuat berhasil.  Menyadari sepenuhnya bahwa kita begitu dicintai Tuhan, sehingga disediakan malaikat untuk melayani kita. Oleh karena itu biarlah kita hidup benar, setia dan mencintai Yesus lebih dari segalanya. Hidup kita hidup dalam kelimpahan (Wahyu 14:6-13).

Selasa, 30 November 2010

Hidup Yesus sebagai teladan kita

“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara.” (Roma 8:29)

Dalam ayat bacaan di atas terdapat kata-kata: “sulung di antara banyak saudara. “Maksudnya yaitu: adanya suatu hal yang patut diteladani. Lalu, apakah yang perlu kita teladani pada pribadi Yesus dalam posisi sebagai manusia?. Sebenarnya banyak hal yang perlu diteladani, tetapi kali ini kita belajar beberapa hal yang harus kita teladani. Untuk itu, kita harus mengerti apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus selama berada di dalam dunia ini. Walaupun Dia adalah Allah yang menjadi manusia 100%, tetapi kuasa ilahi tetap ada dalam diriNya. Memang, selama di dalam dunia ini, Tuhan Yesus menempatkan diriNya menjadi manusia biasa, namun Dia memiliki sifat kepemimpinan yang luar biasa. Dia tidak sekedar memberikan/mengajar sebuah teori saja, melainkan Dia memberikan teladan yang sempurna sampai pada kematianNya dan kebangkitanNya; dan itu merupakan kemenangan serta kesuksesan hidupNya. Dari beberapa hal yang perlu kita teladani pada pribadi Tuhan Yesus, di antaranya:

Pertama, Penguasaan diri
Ketika Yesus hendak melakukan pelayananNya, terlebih dahulu Ia mempersiapkan diriNya dengan cara masuk ke padang gurun selama 40 hari 40 malam. Dan selama 40 hari di padang gurun, Yesus masuk dalam proses pembentukan dalam hal penguasaan diri (Matius 4:1-11). Sehingga Ia sanggup mengalahkan pencobaan yang akan Dia hadapi.

Pencobaan pertama, Yesus belajar mengenai penguasaan diri, khususnya dalam hal “nafkah/makanan.” Memang dalam posisi keilahianNya tidak ada sesuatu yang sulit untuk mengubah batu menjadi roti, tetapi pada waktu itu Yesus memposisikan dirinya sebagai manusia, dan Dia tidak mau melakukannya. Maka Dia berkata: “Manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Pencobaan kedua, Yesus disuruh menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah. Tetapi dalam posisi manusia, Dia berkata: “Jangan mencobai Tuhan Allahmu.”

Pencobaan ketiga, Yesus diperlihatkan dengan gemerlapnya dunia, dan semuanya akan diberikan kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah kepada iblis sekali saja. Tetapi Yesus belajar menguasai diriNya untuk tidak terjerat dalam hal keserakahan; maka Dia berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Berapa banyak orang Kristen yang jatuh dalam berbagai macam pencobaan, dan menyerahkan hidupnya dalam kekuasaan iblis. Dan semua itu dilakukan semata-mata untuk mendapatkan nafkah, kekuasaan maupun kekayaan. Mereka tidak menyadari bahwa akhir dari semuanya itu adalah kebinasaan. Sebab orang yang tidak bisa menguasai diri ibarat membuat lobang/celah bagi iblis untuk masuk dan merusak kehidupannya. Oleh karena
itu, marilah kita mempersiapkan diri untuk masuk dalam proses penguasaan diri, supaya apa yang diteladankan Yesus kepada kita tidak sia-sia tetapi menghasilkan buah ilahi. Tetapi perlu kita ingat pula, bahwa ketika kita masuk dalam proses itu kita tidak dapat lepas dari kekuatan Roh Kudus. Maka dari itu jangan sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus, tetapi kita senantiasa menghormati, dan memberi keleluasaan untuk berkuasa dalam kehidupan kita.

Setelah Yesus mengusir iblis, maka iblis meninggalkan Dia dan malaikat Allah datang melayani Dia (Matius 4:11). Artinya, kita akan dicukupkan dengan segala kebaikan Allah dan kita dilayani oleh malaikat-malaikat Allah.

Kedua, Mempertahankan identitas Diri-Nya
Keluaran 3:14 berkata, “Firman Allah kepada Musa: “Aku adalah Aku.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu.” Dalam bahasa Inggris dikatakan “The Real Man” atau “manusia seutuhnya.” Sebagai manusia seutuhnya tentunya tidak ada hal-hal dari luar yang mencemari. Misalnya: apabila seseorang sudah dikuasai oleh hawa nafsu dan dikuasai iblis, maka manusia tersebut tidak lagi menjadi manusia yang utuh karena adanya intervensi (ikut campur) dari pihak luar yang membawa pada penyimpangan dari ketetapan Allah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah (the real man) karena iman di dalam Yesus Kristus (Galatia 3:26). Salah satu contoh tokoh Alkitab yang sanggup mempertahankan identitas dirinya dan tidak mau dicemari oleh pihak-pihak luar adalah Musa. Musa sungguh-sungguh bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dia tidak mau melangkah/ mengambil keputusan jikalau bukan Tuhan yang menyuruhnya. Maka dari itu, Musa diberi kepercayaan untuk membawa umat Tuhan dalam jumlah yang besar (+ 3.600.000 orang) untuk ke luar dari tanah perbudakan. Bahkan Musa disebut sebagai seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi (Bilangan 12:3).

Ketiga, Membangun Hubungan antara Pribadi Dengan Pribadi
Tatkala kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, maka Tuhan akan memberikan pewahyuan dalam diri kita. Sehingga hidup kita benar-benar berada dalam rancangan Allah yang mulia. Lalu, sejauh mana hubungan kita dengan Allah, selain adanya hubungan yang erat? Kita harus memiliki hubungan dengan Allah yang dimuati dengan kasih karena itu merupakan hukum yang terutama, seperti yang Tuhan Yesus katakan: “….Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (Matius 22:36-38). Kekuatan hubungan ini dimulai dari hubungan antar sesama. Misalnya hubungan suami- isteri. Apabila hubungan suami-isteri ini tidak benar, maka tidak mungkin di
antara mereka dapat membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan, sebab terhadap yang kelihatan saja mereka tidak sanggup melakukannya, apalagi yang tidak kelihatan. Dan jikalau ada seseorang berkata: “aku mengasihi Allah”, tetapi tidak bisa mengasihi sesamanya (suami/isteri), maka orang tersebut telah mendustai dirinya sendiri. Untuk itu perlu kita ketahui bahwa ketika kita tidak sanggup/mampu membangun hubungan yang benar dengan sesama maka sebenarnya kita sedang membuat celah bagi iblis untuk masuk.

Oleh sebab itu, melalui beberapa uraian di atas, biarlah kita semakin sungguh-sungguh dalam meneladani pribadi Yesus, supaya kita tetap layak disebut sebagai anak-anak Allah dan Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Yesus Kristus adalah Guru yang mendidik, mengajar dan melatih kita melalui teladan hidupNya sendiri, agar kita menjadi orang percaya yang dapat bertumbuh menjadi dewasa secara rohani, sempurna di dalam Tuhan dan dapat melakukan segala kehendak Tuhan sehingga Tuhan dipermuliakan (Yohanes 13:12-20).

Minggu, 21 November 2010

Hidup sebagai Imamat Rajani

“Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:29-30)

Kata “dimuliakan” memiliki arti yang sama dengan “diposisikan.” Kita diposisikan Allah pada tingkatan yang mulia. Banyak orang Kristen tidak menikmati posisi ini. Roma 8:30 ini, merupakan langkah-langkah menerima Injil, yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibaptis, dan dibenarkan. Kita harus tahu bahwa bersama dengan Roh Kudus dan firman, kita diangkat dan dimuliakan. Kita yang percaya kepada Tuhan Yesus dimuliakan oleh Tuhan,
tidak peduli itu dari kalangan rendah, menengah atau atas dalam hal ekonomi. 

Dari hari ke hari, harus ada perubahan hidup dalam diri kita. Kalau belum berubah, maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman akan firman Tuhan. Memang terkadang tidak secara jasmani atau materi saja kita dimuliakan. Yang jelas orang percaya diposisikan dalam posisi yang mulia (1 Petrus 2:9). Kamu yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Imam dan Raja ini selalu diurapi minyak/”anointing.” Waktu Daud menjadi raja ada kekuatan Allah yang membuat dia bisa memerintah. Imam disertai tanda-tanda mujizat, sedang Raja diberi kuasa untuk memerintah. Kita dipanggil dan dipilih menjadi imamat yang rajani.  Lukas 5:1-11 mengisahkan tentang penjala ikan menjadi “Penjala Manusia,” yang merupakan ilustrasi yang sangat sederhana dan menimbulkan suatu pengertian tentang imamat yang rajani. Dalam ayat ini, sebelum dipanggil, murid-murid Yesus adalah seorang penjala ikan atau bekerja. Lalu, mereka menjadi “Penjala manusia,” yaitu hamba Tuhan. Kita masing-masing memiliki “Perahu Kehidupan,” Sejak kita menjadi milik Kristus, jangan sia-siakan posisi kita. Kalau kita seorang guru, usahawan, dan lain sebagainya pakailah untuk melayani Tuhan. Kalau kita ingin diberkati, biarlah Yesus naik ke dalam perahu kita. Saat seperti inilah kita menjadi imamat yang rajani. Biarlah Tuhan menaiki “perahu kehidupan” kita, lalu menyampaikan firman Allah dalam kehidupan kita. Sehingga, kita dapat memenangkan dan menuntun orang untuk mendapat keselamatan.

Daniel 12:2-3 berkata, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapatkan hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.” Menuntun orang kepada kebenaran merupakan pelayanan yang sangat indah, tentunya dengan “back up” Tuhan.

Dalam Lukas 5:4-5, Yesus menyuruh mereka untuk menebarkan jala juga walaupun mereka sudah sepanjang malam mencari ikan dan tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, mereka mencari ikan dengan perintah Yesus dan mendapatkan hasil yang luar biasa (Lukas 5:6-7). Kalau perahu kehidupan kita ada Yesus, maka kita menjadi imamat yang rajani yang dapat melayani  Tuhan, dan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. Kalau kita membiarkan hidup kita dipakai Tuhan, maka kita akan maenjadi orang yang berhasil.

Mau tidak mau kita tidak bisa lari dari hidup sebagai “imam dan raja” ini. Petrus membiarkan Yesus naik ke perahunya, setelah itu bisnisnya diberkati Tuhan secara luar biasa. “Perahu yang hampir tenggelam” merupakan berkat maksimal yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi ingat jangan sampai perahu kita tenggelam yang membawa kepada kehancuran. Baca: Amsal 30. Tuhan menghendaki agar posisi kita sebagai “raja” diberkati dan “imam” yang dapat menabur sehingga terjadi keseimbangan. Berkat yang didapat sebagai anak Raja disalurkan terus sehingga semakin diberkati Tuhan baik jasmani maupun rohani. Kalau tujuan hidup kita berubah, maka urapan akan diangkat dari kita. Wahyu 5:11-12 berkata, “Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: “ Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” Roh Kudus yang ada di dalam diri kita memiliki muatan dan mengangkat kita. Orang yang penuh Roh Kudus tidak bisa dinilai seperti dalam ayat di atas.
Kalau kita penuh Roh Kudus, maka kita diangkat menjadi imamat yang rajani. Secara pasti Tuhan akan mengangkat kita secara jasmani dan rohani.

Lukas 5:8-11 merupakan respon murid-murid Yesus untuk mengikut Yesus. Mereka adalah orang yang tidak memiliki waktu lagi untuk bekerja sebagai penjala ikan karena pelayanan yang harus mereka jalani. Banyak anak- anak Tuhan yang juga mengalami hal yang sama seperti murid-murid Yesus ini. Tetapi dalam hal ini kita harus memiliki hikmat untuk menjadi imamat yang rajani dan agar nama Tuhan dipermuliakan. Jangan sampai keluarga kita hancur karena pelayanan, demikian juga jangan sampai kita tidak melayani karena pekerjaan kita sendiri yang terlalu sibuk.

Selasa, 16 November 2010

Rohani yang dewasa

“Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya” (Galatia 4:1-2).

Melalui ayat bacaan di atas, kita mendapatkan kata “akil balig.” (artinya: dewasa). Seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Setelah akil balig, hak ahli waris dapat diterimanya. Untuk itu, mari kita lihat kehidupan Tuhan Yesus mulai dari pertumbuhan-Nya dan juga Yohaes Pembaptis. Tentang Yohanes Pembaptis, Lukas 1:80 berkata, “Adapun anak itu bartambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” Tentang Yesus Kristus, Lukas 2:52 berkata, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”

Yesus dan Yohanes Pembaptis sama-sama dewasa dalam jasmani, tetapi mereka juga dewasa dalam rohani. Memang kedewasaan jasmani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan rohani. Tubuh mereka makin kuat, tetapi juga diimbangi dengan kekuatan rohani.

Yang dimaksud firman Tuhan dengan “akil balig” ini adalah akil balig rohani. Memang kita hidup dalam 2 dimensi, yaitu dimensi roh dan jasmani. Yohanes Pembaptis tinggal di padang gurun yang tidak ada apa-apanya.
Demikian juga dengan Yesus yang masuk ke padang gurun dan dicobai oleh iblis. Kita teringat juga dengan peristiwa bangsa Israel yang dipimpin Tuhan keluar dari tanah Mesir dan masuk ke padang gurun. Gunanya adalah agar bangsa Israel tidak hanya dewasa dalam jasmani saja, tetapi juga dalam rohani. Kalau sudah dewasa rohani, maka di padang gurun sekalipun, Tuhan sanggup memberkati.

Pada waktu Yesus di padang gurun, Yesus mendapatkan pelayanan Malaikat. Dengan rohani yang kuat, Yesus bisa mengusir iblis (1 Yohanes 5:18). Demikian juga, dengan 40 hari di padang gurun, Yesus sudah mencapai kedewasaan rohani, walaupun pada usia 12 tahun sudah ada tanda dari kedewasaan rohani-Nya.

Di dunia ini, iblis selalu mengajak untuk melanggar Firman Tuhan. Kalau kita sudah menjadi dewasa rohani, maka iblis tidak sanggup mempengaruhi kita dan kita akan mengalami pelayanan malaikat. Pelayanan malaikat sama seperti yang di alami oleh bangsa Israel yang masuk padang gurun. Dengan pimpinan Musa, mereka tetap dipelihara Tuhan. Pagi-pagi mereka mendapatkan roti manna, siang mendapatkan tiang awan dan malam hari tiang api. Mereka dilayani oleh malaikat Tuhan. Kalau pelayanan malaikat terjadi, maka kita setiap hari tidak akan pernah berkekurangan.

Pada waktu bangsa Israel di padang gurun, memang ada di antara mereka yang tidak menjadi dewasa rohani, tetapi pada waktu generasi Yosua muncul, mereka dapat masuk tanah Perjanjian. Pada umumnya kita sejak kecil bertambah kuat jasmani kita, tetapi apakah roh kita juga sudah bertambah kuat?

Biasanya kita bertambah dewasa jasmani, kita mendapatkan pendidikan yang tinggi di mana justru pertumbuhan “jasmani” kita yang lebih dominan dari manusia Roh. Baca: Roma 8:5-8. Kalau manusia, roh-nya tidak mengalami akil balig, sudah menjadi ketentuan hidupnya berseteru dengan Allah. Untuk itu, usahakan diri kita untuk tidak menjadi seteru Allah. Untuk itu biarlah manusia roh kita lebih kuat (Roma 8:9-10).

Kalau seseorang bukan milik Kristus, maka tidak mungkin hak waris itu diberikan, tetapi kita adalah milik Kristus dan hak waris-Nya diberikan pada kita semua. Tetapi perlu diingat, perlu ada penguasaan diri. Kerohanian yang
dewasa justru membawa Yohanes Pembaptis memiliki wibawa ilahi. Dia muncul menuntun banyak orang Israel untuk dibawa kepada keselamatan. Yohanes Pembaptis mengerti bahwa kerohaniannya lebih penting dari jasmaninya.

Kalau kita mendahulukan kerajaan Sorga, maka apa yang tidak sempat kita pikirkan itu yang Tuhan sediakan bagi kita. Pemeliharaan Allah kepada orang yang mendahulukan kerajaan Allah benar-benar terjadi. Yang jelas orang yang hidup berkenan kepada-Nya dan mengalami kedewasaan rohani akan mengalami pelayanan malaikat. Bukan hanya itu, kita juga harus disucikan oleh darah Yesus melalui perjamuan kudus.

Yesus bertambah besar hikmat-Nya dan besar-Nya. Tentang hikmat baca: 1 Korintus 2:6-11. Kita percaya bahwa Roh Allah ada dalam diri kita. Roh Allah akan berfungsi kalau kita sudah mengalami kedewasaan rohani. 1 Korintus 

2:16 berkata, “Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” Kalau kita masuk padang gurun, maka roh kita menjadi matang, dan pikiran Allah itu, yaitu Roh Allah yang ada dalam diri kita akan muncul.

Pikiran Allah sangat pandai dan tidak ada yang menyamai-Nya, sebab itu orang-orang yang hidup dalam kebenaran, keadaannya akan lebih baik. Baca: 3 Yohanes 1:2-4. Keadaan baik tersebut adalah: tidak berseteru dengan Allah dan hidupnya penuh dengan pikiran Kristus. 1 Korintus 2:14-15 berkata, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.” Orang yang penuh Roh Kudus tidak dapat dinilai oleh orang karena saat kita berdoa, Tuhan menjawab doa kita. Orang yang penuh Roh Kudus, kekayaannya tidak dapat dinilai orang.

Orang yang mengalami kedewasaan rohani akan mengalami mujizat dalam dirinya. Untuk itu tinggalkan segala perbuatan duniawi. Yakub gambaran manusia Roh dan Esau gambaran manusia jasmani. Esau dibenci Tuhan. Untuk itu jangan sampai kita dibenci Tuhan. Yesus dikasihi Allah dan juga dikasihi oleh manusia. Ini merupakan kekuatan hubungan antara kita dengan Allah dan dengan sesama. Orang yang dewasa rohani pasti semakin dicintai Tuhan. Baca: Roma 9:13-14. Orang yang sudah mengalami akil balig, maka dia akan semakin dipercaya Tuhan. Jadilah orang yang dipercaya Tuhan.

Minggu, 07 November 2010

SPIRIT OF PRAYER (ROH DOA)

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)

Doa kelihatannya mudah dilakukan tetapi kebanyakan orang sering melupakan. Berdoa sangat penting sekali, jika kita tidak berdoa maka kehidupan kita akan menjadi seperti rutinitas, kita akan kehilangan kekuatan. Dan saat kita berdoa maka kerajaan iblis akan digoncangkan. Kekristenan bukan sekedar agama tapi kekristenan berbicara tentang hubungan dengan Yesus. Miliki hubungan doa yang erat dengan Yesus.

Mengapa kita harus berdoa?
1. Tanpa doa kita tidak akan mempunyai hubungan dengan Tuhan. Hubungan kita dengan Tuhan akan terputus.
2. Doa adalah nafas kehidupan orang percaya, Gereja yang tidak berdoa maka tidak ada nafas dari sorga sehingga kita menjadi lemah (seperti paru-paru).
3. Doa adalah kekuatan bagi orang percaya, “dan berkata kepada mereka:
“Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” (Matius 21:13). Kita harus menjadi rumah doa, setiap saat kita bangkitkan roh doa dalam kita.

Saat kita berdoa maka kerajaan setan akan tergoncang. Jika kehidupan doa kita ingin dipulihkan maka kita harus merendahkan diri, berdoa lalu berbalik dari jalan-jalan yang jahat (2 Tawarikh 7:14). Dalam keluarga perlu ada mezbah keluarga.

Tokoh-tokoh yang berdoa, antara lain:
1. Marthin Luther – tokoh gerakan kekristenan
2. John Wesley
3. Yonggi Cho – kegerakan di Korea Selatan
4. Evan Roberts – gerakan Wills , dll

Pada saat kita berdoa maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan, pintu tertutup akan dibukakan, keajaiban terjadi.

Prinsip Berdoa :
Jangan mengasihi diri sendiri tetapi harus merebut kemenangan. Karena dengan mengasihi diri sendiri maka akan terjadi seperti yang kita pikirkan.

Cara berdoa :
• Ucapkan syukur pada Tuhan.
• Aplikasikan 4 dimensi Roh Kudus yaitu :
a. Pikiran Kristus
b. Visual, mulai melihat dengan mata rohani hal-hal yang kita doakan
c. Mulai percaya dalam hati
d. Ucapkan dengan berkata-kata (Proklamasikan kemenangan).

Ada pandangan bahwa berdoa mempunyai nilai yang kecil. Tetapi pandangan itu salah karena dengan berdoa maka banyak keajaiban antara lain:
• Musa berdoa laut Teberau terbelah, sehingga bangsa Israel berhasil menyeberangi.
• Elia berdoa api Tuhan turun dari langit menyambar habis korban bakaran.

Biarlah setiap kita bukan hanya menjadi “Man Of God” - tetapi juga menjadi “Man Of Prayer” – sebagai anak-anak Tuhan yang juga rajin berdoa – sehingga kita dapat selalu hidup berkelimpahan dalam kemenangan dan kemulianNya (Matius 6:5-9).

Selasa, 02 November 2010

URAPAN (ANOINTED)

YESUS KRISTUS, mempunyai arti : di urapi.(Christ - The word “Christ” is a Greek word, Χριστοìς Christos, mempunyai arti: yang diurapi / “anointed.” Bahasa Ibraninya Mesias , משׁיח mâshîyach).

1. Yesus lahir dari ROH KUDUS. (MATIUS 1:20)
2. Manusia Yang Diurapi ( Lukas 4 : 18)
3. Firman yang menjadi manusia ( Yohanes 1 : 14)
4. Meskipun hidup dalam daging (dilahirkan oleh Maria), sepenuhnya IA di urapi oleh Allah. ( Ibrani 1 : 8,9)

Dalam diri YESUS yang diurapi ada 7 Macam Kuasa Allah (WAHYU 5 : 11-12)
1. KUASA (KHARISMA)
2. KEKAYAAN (HARTA/ TREASURE)
3. HIKMAT (WISDOM/ PENGETAHUAN)
4. KEKUATAN (KEMAMPUAN)
5. HORMAT (MORAL)
6. KEMULIAAN (KARAKTER)
7. PUJI-PUJIAN (TARGET)

FILIPI 2 : 5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, Kita punya Insting / Perasaan / Concience yang dipenuhi dengan Urapan Tuhan. Memiliki Insting / Perasaan seperti Kristus.

PENGURAPAN TERJADI KEPADA :

1. NABI YANG DIURAPI
( Nabi Yesaya yang diurapi Tuhan) YESAYA 61 : 1 – 3
Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

2. PARA IMAM YANG DI URAPI
(Contoh: Harun dan anak-anaknya ) KELUARAN 29 : 7 – 9
…Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya.

3. RAJA YANG DIURAPI
CONTOH : DAUD DIURAPI) I SAMUEL 16 : 13
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

4. ORANG SAKIT YANG DI URAPI
YAKOBUS 5 : 14
Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.

Kita harus mendapatkan pengurapan dari Tuhan, supaya kita merasakan kuasa dan bahkan 7 KUASA Tuhan yang luar biasa itu. Tanpa Pengurapan Tuhan, maka pelayanan kita akan menjadi sia-sia.

1 YOHANES 2:20
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.

1 YOHANES 2:27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Senin, 18 Oktober 2010

Rencana ALLAH Yang BESAR

 ”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus  telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,   supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah  menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak- Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia- Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang  dikasihi-Nya.” (Efesus 1:3-6)
Sesuai dengan ayat bacaan di atas, maka seharusnya kita senantiasa bersyukur kepada   Tuhan,   karena   kita   telah   masuk   dalam   hitungan   orang-orang   yang terpilih (khususnya dalam rencana Tuhan). Hal ini merupakan anugerah yang terbesar bagi kita, sebab tidak semua orang masuk dalam hitungan ini. Dan kita dipilih bukan satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun atau lima puluh tahun yang lalu, tetapi kita dipilih sebelum dunia dijadikan. Walaupun seringkali pengaruh dosa dan lingkungan dunia ini membuat kita nyaris terpisah dari kasih Kristus, tetapi syukur bagi kita, Eben Haezer, sampai hari ini kita dipelihara oleh kasih karunia Allah. Kita sudah ditebus oleh darah Yesus.
Sehubungan dengan hal di atas mungkin timbul dalam benak kita sebuah pertanyaan   :   “lalu,   berapakah   umur   dunia   ini,   apakah   2010   tahun   ?   atau berapa lagi .... ??        Apabila    kita    membaca    dalam    2    Petrus    3:8    maka    kita    akan     mendapatkan suatu gambaran mengenai umur daripada bumi ini, sebab di situ dikatakan :  “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Sedangkan apabila kita melihat prasejarah yaitu di Kitab Kejadian, dijelaskan bahwa Tuhan menciptakan bumi ini mulai hari pertama sampai keenam sangat sempurna, dan hari yang ketujuh Tuhan beristirahat. Jadi sekarang kita tahu bahwa bumi ini diciptakan bukan enam hari lamanya (hitungan manusia), tatapi 6000 tahun dan ditambah hari peristirahatanNya yaitu hari ketujuh, sehingga menjadi 7000 tahun. Dan perlu kita ketahui, bahwa Adam yang merupakan manusia pertama, umurnya telah mencapai hampir 1000 tahun. Namun dalam generasi berikutnya umur manusia semakin pendek, hanya mencapai umur 350 tahun yaitu Henokh. Sedangkan saat ini umur manusia semakin pendek, hanya + 70 tahun saja, seperti yang ditulis oleh pemazmur :  ”Masa hidup kami tujuh puluh   tahun   dan   jika   kami   kuat,   delapan   puluh   tahun,   dan   kebanggaannya  adalah   kesukaran   dan   penderitaan;   sebab   berlalunya   buru-buru,   dan   kami  melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). Dan apabila kita kembali menghitung  umur bumi ini, maka kita akan menemukan bahwa dari Adam sampai kepada  Abraham   ada   2000   tahun.   Di   sini   ada   14   keturunan   (Lukas   1).   Lalu,   dari  Abraham   sampai   Yesus   Kristus   ada   2000   tahun.   Di   antara   tahun-tahun   ini  ada tahun kabisat. Sebab itu kalau dihitung, kelahiran Yesus adalah 6 tahun  Sebelum Masehi. Lalu dari Tuhan Yesus sampai sekarang tahun 2010 ada 2000  tahun lebih. Jadi, kalau kita jumlahkan umur bumi ini sejak masa penciptaan  sampai sekarang adalah 13.010 tahun.

 Setelah kita mempelajari mengenai suatu jaman seperti yang telah dijabarkan  di atas, maka betapa bangganya kita karena kita telah dipilih sebelum jaman  itu ada. Tetapi dari semuanya itu, kita tidak boleh puas atau bangga sampai  di situ saja, sebab Tuhan memiliki rencana yang luar biasa atas hidup kita.  Memang kita hidup di dunia ini hanya sementara, tetapi kita melakukan misi  yang besar yaitu membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Kita dipanggil dan  dipilih Tuhan tidak sekedar diberkati saja, tetapi kita punya tanggung jawab  untuk melayani, apapun itu bagiannya. Firman Tuhan mengingatkan :  “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Dan aku mendengar suara dari sorga berkata:  Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih   lelah   mereka,   karena   segala   perbuatan   mereka   menyertai   mereka.”  (Wahyu 14:12-13).

 Oleh sebab itu biarlah kita tetap sungguh-sungguh dalam melayani Tuhan.  Jangan sampai kita terlalu banyak diberkati, kemudian lupa akan amanat yang  Tuhan berikan kepada kita. Sekarang kita bukan hanya menerima keselamatan  saja, tetapi pahala. Dan orang yang dapat menuntun orang ke jalan kebenaran  adalah orang yang sangat diberkati Tuhan. Kekayaan dan kesehatan bukanlah  berkat   yang   utama   karena   semua   tidak   bisa   dibawa   dalam   Kerajaan   Sorga,  tetapi yang penting bagi kita adalah “pahala.” Kita tidak mengerti pahala apa  yang   nantinya   Tuhan   berikan   bagi   kita.   Tetapi   kita   percaya,   kalau   di   dunia  saja Tuhan sudah memberikan keajaiban dan mukjizat-Nya, maka kita yakin  bahwa pahala kita di sorga akan lebih lagi. Wahyu 21:1-2 berkata,  ”Lalu aku  melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan  bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.” Visi kita ke  depan adalah untuk yang kekal. Kita tidak tahu ke depan, tetapi kita percaya  walaupun      dunia   ini  bergoncang,     anak-anak     Allah   tetap   berada   di  dalam  Kerajaan yang kekal.
Efesus   1:13   berkata,    “Di   dalam   Dia   kamu   juga   --   karena   kamu   telah  mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu  juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan- Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji  kemuliaan-Nya.”   Meterai   Roh   Kudus   ini   adalah   jaminan   untuk   hari   esok  dan selama-lamanya. Oleh karena itu kita tidak perlu kuatir dengan apapun juga yang sedang terjadi dalam dunia ini, apalagi masa depan kita. Sebab Dia  telah   menyediakan   yang   terbaik   baik   kita   asalkan   kita   tetap   berada   dalam  rencanaNya. Apabila saat ini semua orang beriman pada agamanya tetapi kita  adalah orang yang dicatat dalam kitab Kehidupan. (Wahyu 20:11-15) Kita saat  ini   sudah   manunggal   dengan   Roh   Allah   dan   segala   dosa   kita   telah   dihapus  olehNya, maka kita yakin bahwa kita pasti diselamatkan karena meterai Roh  sudah   ada   dalam   diri   kita.   Kalau   hari   ini   kita   dipilih   dan   di   panggil   Tuhan  maka di langit dan bumi yang baru pun kita tetap dipilih dan dipanggil Tuhan.  Amin 
Yesus Kristus sebagai perencana hal-hal yang besar dalam kehidupan kita,  agar kita dapat berjalan dalam rencana Allah. Rencana Allah yang besar bagi  kita, bukan hanya berbicara tentang Tuhan akan memberkati selama kita di  bumi ini, tetapi agar kita boleh menerima kelimpahan anugerahNya dan juga  dapat menerima mahkota di Sorga (Yeremia 29:11-14).

Senin, 11 Oktober 2010

WASIAT

“Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih
hidup.” (Ibrani 9:16-17)
Pada ayat bacaan di atas terdapat kata “Wasiat”. Wasiat adalah sebuah janji; sedangkan yang memberikan wasiat itu adalah Allah. Dan perlu kita ketahui bahwa wasiat ini baru berlaku kalau yang memberi wasiat ini telah mati. Memang, Allah tidak pernah mati, karena Dia kekal, tetapi Dia bisa memberikan warisan kepada kita dengan jalan memberikan Yesus yang adalah Tuhan telah menjadi manusia. Pada saat Dia mati (walaupun pada hari yang ketiga Dia telah bangkit) Allah memberikan wasiat kepada kita, selain itu Allah mengangkat kembali manusia menjadi anak-anak Allah. Ini berlaku bagi yang percaya kepada-Nya.

Wahyu 5:6-12 menyatakan bahwa Allah itu memiliki segala-galanya, khususnya pada ayat 12 telah dikatakan : “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan
hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”. Sejak Yesus mati di atas kayu salib wasiat di atas tersebut diberikan bagi kita selaku anak-anakNya. Hal ini dapat kita ketahui dalam Roma 8:16-17 yang berkata, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Menderita bersama- sama dengan Tuhan merupakan sesuatu hal yang tidak enak untuk daging. Kata yang lebih tepat untuk kata “menderita” adalah “prihatin.” Ini berarti mau tidak mau kita harus berjalan di jalan yang sempit, menderita bersama dengan Kristus. Namun ujungnya menuju kebahagiaan yang tidak terlukiskan. Selain itu penderitaan yang kita alami tidak sebanding dengan kemuliaan dan
kebahagiaan yang akan kita terima.

Wasiat di dalam Yesus dihubungkan dengan pengertian “berkat Allah yang diberikan kepada Abraham.” (Galatia 3:26-29). Apabila kita melihat siklus sebuah kehidupan khususnya dari Abraham, Ishak dan Yakub, maka di sana dipenuhi dengan bukti-bukti iman. Yang perlu kita perhatikan adalah bukan hanya berkat yang diterima Abraham saja, tetapi siklusnya. Setelah Abraham, Ishak diberkati, lalu diturunkan kepada Yakub. Memang secara fisik Ishak tidak memberikan apa-apa kepada Yakub, tetapi berkat yang dari Tuhan tetap terjadi dalam kehidupan Yakub. Ini merupakan siklus turun-temurun. Hal ini juga berlaku bagi kehidupan orang yang percaya kepada Kristus, termasuk saudara semua. Berapa banyak orang mengalami masa kejayaan namun setelah meninggal dunia, anak-anaknya hidup penuh penderitaan. Hal ini disebabkan karena mereka tidak berada dalam sebuah siklus kehidupan seperti yang dilakukan oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Sebagai contoh yang gamblang adalah bangsa Israel. Tatkala orang Israel menyembah Tuhan dengan baik, maka kota Yerusalem mendapatkan damai sejahtera. Klimaksnya pada saat pemerintahan Daud dan Salomo. Tetapi saat orang Israel tidak mengikuti siklus yang dilakukan nenek moyangnya, maka Yerusalem hancur dan dijajah oleh banyak bangsa. Saat mereka bertobat dibangun kembali dan saat mereka tidak taat, maka dijajah kembali. Ini berlangsung terus menerus, hingga Yerusalem memiliki pondasi yang berlapis-lapis. Yerusalem adalah kota yang
kekal. Ini merupakan gambaran bagi kita kepada Yerusalem yang kekal. Kalau Yerusalem kita di dunia ini baik, maka Yerusalem yang di sorga pasti juga baik.

Hari-hari ini, memang Tuhan sedang mengembalikan Yerusalem, tetapi ibadah mereka belum pulih secara keseluruhan. Tetapi kita adalah keturunan Abraham di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Tanpa Yesus, berkat Allah tidak bisa turun kepada kita. Karena Yesus, semua berhak menjadi anak-anak Allah yang menerima wasiat dari-Nya. Untuk itu kita tidak bisa meninggalkan siklus yang pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh pergerakan Kristen yang berkembang sampai sekarang. Apa yang dilakukan Abraham dilakukan oleh Ishak, sepertiyang tertulis dalam Kejadian 26:12-13, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.” Memang tidak mudah untuk melakukan siklus ini secara turun-temurun, tetapi kalau orang kembali kepada siklusnya, maka berkat Tuhan akan turun dengan luar biasa. Setiap orang memiliki siklus ini. Jangan sampai kita melupakan siklus itu, karena apabila kita melupakannya maka yang akan terjadi dalam kehidupan kita seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 1:11, ”Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.” Ini merupakan peringatan bagi kita.

2 Korintus 9:10-11 berkata, “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan
diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.” Menabur bukan berarti berbicara masalah uang saja. Ini suatu siklus, kenangan yang lama ada dan yang akan datang lebih ada lagi. Hidup kita ini sangat berguna untuk ini.  Matius 25:14-30 berbicara tentang seorang tuan yang mempercayakan talenta-talentanya kepada hamba-hambanya. Ada yang menerima 5, 4, 3, 2, 1 talenta. Yang diberi 5 sampai 2 dikembangkan, tetapi yang menerima 1 talenta tidak mengembangkannya. Justru yang diberi 1 talenta menganggap tuannya kejam. Orang tersebut diberi 1 talenta saja tidak bisa mengembangkan, apalagi diberi banyak.

Oleh karena itu berapapun talenta yang dipercayakan kepada kita, seharusnya kita kembangkan, supaya hal yang buruk tidak kita alami, seperti yang tertulis dalam Matius 25:30 berkata, “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Untuk itu, marilah kita kembali kepada silklus, menabur dan menuai. Memang terasa berat, tetapi apabila kita mau melakukannya maka kita akan dimuliakan bersama dengan Kristus. Walaupun kita mengalami banyak tantangan, tetapi kita tetap diberkati oleh Tuhan. Amin

Kamis, 07 Oktober 2010

Selalu Maju berjalan dalam Iman

“Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantumdi sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, AnakAllah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
(Yohanes 20:30-31)

Saudara, seluruh tanda ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus telahtercantum dalam ayat-ayat yang telah kita baca, supaya kita percaya bahwaYesus adalah Mesias. Mesias adalah Allah yang menjadi manusia. Dan setiaporang yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias atau Anak Allah, maka didalam kehidupan orang tersebut ada sesuatu yang luar biasa, yaitu adanya kuasailahi yang bekerja pada orang itu karena Roh Allah tinggal di dalamnya. Salahsatu contoh adalah Simon, tatkala ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias,maka namanya berubah. Bukan lagi Simon, tetapi Petrus (batu karang). Dandi sinilah terjadi kelahiran baru. Di dunia ini banyak orang ingin manunggaldengan Tuhan melalui berbagai macam cara, termasuk melalui agama-agama yang ada, tetapi tidak ada yang berhasil, kecuali mereka percaya bahwa Yesusadalah Tuhan.

Sementara Roh dan firman Allah bekerja dalam jiwa kita, maka di dalam tubuh yang fana ini ada sesuatu yang ilahi. Saudara, ada tanda-tanda lain yang dibuat oleh Yesus, di antaranya air diubah menjadi anggur, orang kusta
disembuhkan, orang buta sejak lahir disembuhkan sehingga dapat melihat, orang yang bongkok selama 38 tahun disembuhkan sehingga dapat berdiri tegak, orang muda Nain yang mati dibangkitkan, anak Yairus yang sekarat
dan mati dibangkitkan, bahkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari telah dibangkitkan, dan sebagai klimaksnya adalah Ia telah mati di atas kayu salib, lalu dikuburkan dan pada hari yang ketiga Ia bangkit. Oleh sebab itu janganlahkita undur dari iman percaya kita, tetapi kita tetap percaya kepadaNya.

Saudara, Allah yang telah menjadi manusia ini adalah Allah yang sama dengan Allah yang telah memberkati Abraham. Secara pribadi, Abraham diberkati termasuk Sarah; mereka menunggu janji Allah yang disampaikan dengan sumpah. Allah menyelamatkan Abraham bukan hanya di bumi ini saja, tetapi hidup yang kekal. Sumpah ini dijanjikan sampai pada keturunannya, pertama-tama keluarga, kemudian anaknya yaitu Ishak, kemudian Yakub. Dan melalui Yakub inilah berkat Tuhan tersebar. Janji Allah untuk memberkati manusia tidak dibatasi oleh suatu bangsa,sebab siapa yang menerima Yesus akan diselamatkan. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar mengucap syukur dan memperhatikan tanda-tanda yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab banyak orang Kristen yang undur dari iman. Mereka juga melihat mujizat, tetapi mereka meremehkannya. Padahal, apabila seseorang mensyukuri mujizat yang telah diberikan oleh Tuhan, maka mujizat yang lebih besar akan diterima oleh orang tersebut. Dan apabila saat ini kita sedang mengalami persoalan yang berat, maka janganlah kita bersungut-sungut atau undur dari iman kita, sebab mujizat yang besar akan kita alami. Memang, sementara kita mengalami persoalan atau pergumulan itu sulit untuk mengucap syukur, bahkan seringkali muncul pertanyaan dalam diri kita : mengapa persoalan ini menimpa saya, atau mengapa aku harus lahir di dunia ini ?

Saudara, ketahuilah bahwa ketika kita mengalami persoalan, dan kita mau belajar mengucap syukur atas segala sesuatu yang terjadi, maka kekuatan dari Allah itu akan muncul dalam kehidupan kita. Sehingga pada akhirnya kita mampu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan juga, janganlah sekali-kali kita menyesali atas kehadiran kita di dunia ini, sebab Allah mempunyai maksud dan rencana atas kehidupan kita yaitu melakukan perkara yang besar bersama Dia. Seperti halnya bangsa Israael yang sempat tinggal di Mesir dan mereka diperhambakan oleh Firaun. Di mana mereka disuruh membangun kota Mesir dengan peluhnya, tetapi oleh kasih dan kemurahan Tuhan maka mereka dibawa ke luar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian di bawah pimpinan Musa. Demikianlah kita yang dulunya hidup dalam perbudaan dosa, tetapi melalui pengorbananNya di atas kayu salib kita diselamatkan. Dan kita tahu bahwa upah dosa adalah maut. Selain itu, transisi dari dosa kepada maut telah didahului oleh malapetaka, sakit penyakit, kecelakaan dan musibah yang lainnya. Tetapi transisi yang kita alami sekarang tidak menuju maut tetapi menuju hidup yang kekal karena kita percaya kepada Kristus.

Saudara, orang Israel yang ada di Mesir seharusnya memperhatikan mujizat Tuhan secara teliti, karena saat mereka dibawa ke luar oleh Musa dari perhambaan untuk masuk di tanah Kanaan, sebenarnya Tuhan membedakan bahwa ada beberapa tulah yang terjadi di Mesir, di antaranya : air menjadi darah, katak dan lain sebagainya, tetapi orang Israel tidak mengalami tulah tersebut, sebab Allah membedakan terhadap orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya. Bahkan, ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, bangsa Israel diberikan bekal kekayaan orang Mesir. Tetapi di tengah perjalanan mereka harus menyeberang laut Kolsom, sedangkan di belakang mereka dikejar oleh musuh, sehingga mereka mengalami jalan buntu. Dan hal ini sering dialami oleh orang Kristen. Tetapi orang yang percaya kepada Kristus dengan sungguh-sungguh tidak ada jalan buntu, sebab Allah akan membuat jalan bagi kita. Dan saat mereka haus, mereka hendak minum air tetapi airnya pahit.

Seperti halnya kita yang sering mengalami sesuatu yang rasanya pahit. Tetapi janganlah kita kecil hati sebab apabila kita bersama Tuhan Yesus, maka air yang pahit akan diubah menjadi air yang menyegarkan. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka telah kehabisan bahan makanan, mereka mulai bersungut-sungut. Tetapi puji Tuhan, mereka tetap mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan dengan diturunkan mana dari sorga, sehingga mereka tidak mati kelaparan.

Jadi, melalui penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa selama kita tidak undur dari iman kita dan tetap berpegang pada janji Tuhan yang disertai dengan ucapan syukur, maka kita akan dipelihara oleh Tuhan sampai kesudahannya dan kita akan memperoleh hidup yang kekal. Amin.

Biarlah setiap kita sebagai orang percaya senantiasa hidup dalam Iman serta terus berubah dan mengalami kelimpahan dalam Kasih, Kemenangan dan Kemuliaan Tuhan ( Ibrani 11:35).

Selasa, 28 September 2010

TETAP BERDIRI TEGUH

    “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa   dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. (1 Korintus 15:58)
Kata   teguh   dalam   bahasa   aslinya   berarti   setia.   Isi   daripada   setia   yaitu adanya   komitmen   yang   tinggi.   Sedangkan   dalam   kata   komitmen   itu   sendiri mengandung   suatu   visi.   Demikian   halnya   dengan   Yesus   ketika   diutus   ke dalam dunia ini kehidupanNya penuh dengan komitmen dan Dia tidak sekedar menjalankan perintah Bapa tetapi atas dasar visi yang telah Dia terima. Visi yang Dia kerjakan tidak pernah tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar. Walaupun muridNya rela mati untuk menggantikan kematianNya di atas kayu salib namun Yesus tetap komitmen dengan visi yang Dia terima. Setiap orang percaya kepada Yesus dalam hidupnya akan muncul suatu visi baru. Kalau Kristus mendapat visi untuk mati sesaat, tetapi kita yang percaya kepada Yesus akan lahir baru sebagai imamat yang rajani. Untuk itu janganlah kita goyah saat menghadapi berbagai pencobaan karena kita sebagai imamat yang rajani. Kita saat ini bukanlah manusia yang terpuruk tetapi umat yang diberkati   dan   dipulihkan.   Memang   di   tengah   perjalanan   hidup   ada   banyak tantangan   tetapi   kita   harus   mengambil   suatu   keputusan   yang   sesuai   dengan Firman Allah maka kemenangan demi kemenangan akan kita terima, sebab apabila Allah di pihak kita, siapakah lawan kita.
 
Supaya kita tetap teguh maka harus bersatu dengan Kristus. Setiap orang yang   tetap   melekat   pada   Tuhan   sebagai   pokok   anggur   akan   tetap   berbuah di   dalam   Dia.   Dalam   mengambil   suatu   keputusan   perlu   adanya   sikap   yang disiplin.   Sebab    apabila   kita  mengambil      keputusan     dengan    ceroboh    maka persoalan besar yang akan kita tuai, sedangkan apabila kita melangkah dengan kedisiplinan maka dalam jangka panjang kita akan menghasilkan sesuatu yang luar   biasa.   Mungkin   kita   pernah   mengalami   kegagalan   akibat   tidak   disiplin dalam menjalankan visi, tetapi biarlah kita kembali pada keputusan yang sesuai dengan    firman    Allah.    Apabila    saat    ini    kita    mengalami    keadaan    yang    terpuruk,   maka hal yang pertama kita lakukan adalah introspeksi diri. Apakah kita sudah keluar dari visi atau sudah menyeleweng dari kehendak Tuhan.
 
Kalau kita mengalami kemerosotan dalam hidup ini ataupun diberkati; baik dalam hal pekerjaan, keluarga maupun usaha yang semakin berkembang, itu merupakan tanda bahwa diri kita sedang diuji, apakah goyah atau tidak dalam menjalankan visi yang kita terima. Langkah demi langkah Allah membuktikan kuasaNya.      Apabila    saat  ini  kita  meneliti    diri  sendiri  mengalami      banyak tantangan biarlah kita sadari bahwa kita akan mendapatkan mujizat dari Allah asalkan   tidak   goyah.   Semakin   besar   cobaan   yang   kita   alami   maka   semakin besar pula mujizat yang akan kita terima (Yakobus 1:2-6). Saat kita mengalami cobaan janganlah cepat mengambil keputusan dengan kekuatan kita sendiri. Orang yang mengandalkan diri sendiri akan terkutuk (Yeremia 17:5).
    
Segala sesuatu pasti ada waktunya karena Tuhan merindukan kita memiliki iman   yang   matang.   Dalam   melayani   Tuhan   kita   harus   tetap   menyala-nyala karena hal ini akan membuat kita tetap teguh dalam mengiring Dia. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimana seseorang dapat terus menyala-nyala dalam  melayani   Tuhan?   Setiap   orang   yang   memiliki   Roh   Kristus   maka   dia akan tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan seperti halnya Tuhan Yesus saat berada di dalam dunia untuk mengemban tugasNya. Dia tidak pernah loyo, putus   asa   maupun   frustasi   dalam   menjalankan   misiNya,   walaupun   banyak rintangan yang dihadapi oleh Yesus, namun semuanya itu tidak membuat surut semangat Yesus, sebab di dalam diri Yesus ada Roh Kudus yang membuat Dia menyala-nyala dalam menjalankan pekerjaan Bapanya, bahkan sampai di atas kayu salibpun Dia Dia tetap mau mengampuni orang yang menganiayaNya. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan tetapi oleh karena ketaatanNya kepada Bapa maka Ia berhasil untuk menyelesaikannya. Demikian dengan kita, janganlah kita   putus   asa,   loyo   maupun   frustasi   sebab   kita   sebagai   anak-anak   Tuhan ditetapkan   sebagai   pemenang   (1   Yohanes   5:4).   Di   antara   tokoh-tokoh   yang ada dalam dunia ini semua rohnya telah mengalami kegagalan, tetapi hanya ada satu tokoh yang tidak gagal yaitu Yesus Kristus. Dan setiap orang yang percaya pada Yesus akan berhasil karena di dalam dirinya ada Roh Kristus.
 
Roh Kristus tidak pernah gagal karena Roh Kristus merupakan energi yang luar biasa. Oleh sebab itu janganlah sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus yang sudah dimeteraikan dalam hati kita, dan jangan memadamkan Roh yang sedang bekerja dalam hidup kita, apalagi menghujat. Dan perlu kita ketahui bahwa yang memberi kemampuan/kesanggupan untuk melakukan perkara yang besar adalah Roh Kudus. Untuk itu jangan sekali-kali seseorang memegahkan diri atas dirinya sendiri, sebab hal itu sama dengan kesombongan. Sedangkan orang yang sombong adalah musuh Allah. Dan kesombongan itu sendiri akan mendahului kehancuran.
 
Saudara,    sekali    lagi    firman    Tuhan    menasihatkan    supaya    kita    tetap    teguh    dan     tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar kita. Sebab orang mudah terpengaruh seperti kapal di tengah lautan yang diombang-ambingkan oleh gelombang laut. Kalau kita tetap teguh maka kita akan dipercaya oleh Tuhan mulai dari perkara yang kecil sampai perkara yang besar, seperti yang tertulis dalam Lukas 16:10,  “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara- perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
 
Kalau kita berhasil saat ini, itu merupakan hasil karya daripada Roh Kudus. Untuk itu tetaplah berdiri dengan teguh sebab Roh yang ada dalam diri kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia ini. Amin.

 Agar    tetap   berdiri    teguh   dan   tidak   goyah    di   dalam    Tuhan,    tetaplah berpegang teguh dan turuti segala perintah dan nasihat Rasul Paulus, sebab semuanya   itu   adalah   kebenaran   Tuhan   yang   telah   diilhamkanNya   melalui Roh Kudus kepada Rasul Paulus untuk menuntun kta memasuki hidup yang berkelimpahan anugerah dan suka cita Tuhan.