Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. (1 Petrus 4 : 12 – 13)
Dari ayat ini kita tahu, bahwa Tuhan menguji kita bukan agar Dia tahu bahwa kita ini tahan uji atau tidak, karena Dia mahatahu. Tetapi Dia ijinkan itu agar kita tahu bahwa iman kita tahan uji atau tidak (Matius 10:22, Matius 24:13). Targetnya adalah bertahan sampai akhir. Dari sinilah kita tahu bahwa kita tahan uji.
Ada tiga kejadian dalam hidup ini yang sering dipakai Tuhan sebagai alat uji iman kita. Kejadian tersebut semuanya dimulai dengan huruf “T” yaitu:
Triumph (Lukas 12:16-19)
Ayat ini berbicara tentang semua kemewahan. Hidupnya penuh dengan kemenangan atau tidak dijamah dengan kesusahan sama sekali. Tetapi seringkali orang yang diuji tentang ini akhirnya gagal. Dalam kesesakan seseorang menjadi sangat karib dengan Tuhan, tetapi saat diuji dengan triumph malah hilang. Pada waktu kesesakan rohaninya baik, tetapi pada waktu kelimpahn rohaninya merosot. Ada banyak orang pada waktu miskin menjadi baik, tetapi pada waktu menjadi kaya tidak baik.
Kedua, Trial (2 Timotius 4:10)
Paulus berbicara tentang Demas. Kata Paulus, Demas terkena pencobaan dan meninggalkan Tuhan. Cobaan ini bisa membuat orang mendekat kepada Tuhan atau menjauh dari Tuhan (2 Korintus 4:8-9, 2 Korintus 7:5-6). Pencobaan yang dialami Paulus tidak membuat dia undur dari Tuhan.
Ketiga, Tragedy (Ayub 19:25-26)
Ayub merasakan keadaan yang sangat buruk. Dalam sehari Ayub mengalami tragedi sangat buruk, yaitu rumahnya terbakar, anaknya mati semua, tubuhnya terkena sakit, istrinya mengolok-olok imannya. Akhirnya ia merasa seperti ditinggal sendirian (Ayub 1:21).
Seringkali kita menemukan keadaan yang demikian. Terkadang kita susah untuk dimengerti. Tetapi Tuhan memiliki kedaulatan atas kita. Yang terpenting adalah Tuhan itu baik. Tiga hal ini dipakai sebagai alat uji. Kalau ada orang dengan tiga hal ini menjadi undur, maka mereka tidak termasuk di antara kita. Jangan ada seorangpun yang undur dari iman kita. Kalau kita berkelimpahan, maka berjanjilah untuk lebih karib dengan Tuhan. Kalau terkena tragedi sekalipun, kita mau berkata – “sekalipun dagingku habis aku tahu Penebusku hidup dan Dia akan membangkitkan aku dari debu dan abu.”
Ini adalah suatu garis besar kehidupan yang ada dalam firman Tuhan. Waktu diproses seringkali kita berkata, sudah cukup Tuhan. Tetapi Tuhan berkata belum karena Dia sedang menjadikan kita lebih indah lagi, seperti halnya bejana yang indah. Selain itu, waktu diproses, jangan berbuat dosa (2 Samuel 12:1-7).
Daud harus membayarnya dengan empat kali lipat, pertama, anak pertama Daud dengan Batsyeba mati, kedua, Amnon (anak Daud) dibunuh saudaranya, ketiga, Absalom mati, dan keempat, Adonia mati dibunuh oleh saudaranya sendiri juga. Ini juga pelajaran bagi kita bahwa, dosa seseorang bisa mempengaruhi keluarga, teman, bahkan orang lain di sekitarnya.
Janganlah kita berbuat dosa lagi!
Setiap orang percaya agar menjaga imannya sehingga tidak digerogoti oleh berbagai penyakit rohani yang justru membuat iman kita menjadi lemah yang pada akhirnya menyebabkan kita tidak diangkat. Karena itu, jagalah iman kita tetap kuat agar kehidupan kita senantiasa berkelimpahan dan mengalami pengangkatan. (Matius 24: 37-42)