Rabu, 25 Mei 2011

Hidup dalam Kehendak Tuhan

Injil Yohanes 3:16 merupakan penggenapan daripada nubuatan yang telah disampaikan oleh nabi Yesaya sejak kurang lebih 750 tahun sebelum Yesus lahir. Dan untuk mengetahui nubuatan yang telah disampaikan tersebut, marilah kita membaca kitab Yesaya 53:1-12 yang merupakan ayat perenungan bagi kita saat ini. Dari ayat perenungan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kehendak Allah
Yesaya 53:10 ”Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, Ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya.”
Penderitaan yang dialami Yesus sampai pada kematian merupakan kehendak Allah ini merupakan perwujudan kasih Allah terhadap isi dunia (Yohanes 3:16). Cinta Allah terhadap manusia mengandung muatan kasih dan
bersangkutan dengan maut, seperti yang tertulis dalam kidung agung. Di mana dikatakan cinta kuat bagaikan maut.

Ketika kita diselamatkan, bertobat, dibabtiskan dan lahir baru, maka kita mulai berjalan dengan iman. Sebelumnya kita hanya sekedar hidup secara positif thinking dan bukan berjalan dengan iman. Dan oleh karena kita percaya Yesus maka kita memilikipengharapan yang pasti. Di dalam nama Yesus bukan mudah-mudahan tetapi pasti diselamatkan. Kalau kita di dunia beranggapan bahwa kasih itu merupakan suatu filsafat yang tidak pernah tercapai, tetapi kasih Allah dalam Yesus sudah dibuktikan melalui pengorbananNya di atas
Kalvari.

Setiap orang senantiasa merindukan kehendak Allah terjadi dalam kehidupannya, tetapi kadang mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri yang membatalkannya melalui pemberontakan terhadap pimpinan Roh Kudus, dan orang tersebut tidak ada pengampunan baik di dunia maupun akhirat. Sebab itu relakan diri kita dipimpin oleh Roh Kudus.
2. Ketaatan
Yesaya 53: 7-8 “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya….”

Dari ayat di atas telah tampak bahwa Yesus banyak mengalami penderitaan secara fisik, tetapi secara Roh kuasa Allah sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan Yesus. Segala penderitaan yang dialami Yesus telah didasari oleh ketaatanNya, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Tatkala dicobai iblis, Dia tetap berada dalam posisi tidak mendukakan Roh Kudus, sehingga muncul kuasa Allah dalam diri Yesus sangat sempurna. Hal ini nyata melalui tidak ada satu penyakit yang tidak Ia sembuhkan, dan segala mujizat terjadi melalui kehidupan Yesus.

Roma 8:6-11, yang berkaitan dengan hari Paskah, maka kita tidak sekedar memperingati korban Kristus, tetapi ada satu pesan yaitu bahwa kita tidak bisa lagi hidup dalam kedagingan, sebab tidak berkenan kepada Allah. Roh Allah yang ada dalam kehidupan kita akan muncul jikalau kita taat. Tujuan dari keselamatan yaitu kita punya misi menjadi berkat bagi banyak orang, misalnya: seandainya kita kaya di dunia ini, maka kita pergunakan kekayaan kita untuk memuliakan Tuhan. Dan segala sesuatu yang merupakan berkat dari Tuhan hendaknya kita pergunakan untuk memuliakan Tuhan. Saudara, apabila kita ingin hidup seperti Yesus hidup, maka kita harus berani menghadapi banyak penderitaan secara jasmani. Menderita di sini dikarenakan melakukan kehendak Allah dan melawan dosa (1 Petrus 4:1-2).
3. Pelaksana Kehendak Allah
Pada akhir jaman akan dibedakan antara kambing dan domba atau ilalang dengan gandum yaitu bahwa setiap manusia akan dibedakan mana yang disebut umat Tuhan atau bukan, orang yang beribadah atau yang tidak beribadah, dengan kata lain masuk masa penampian.

Oleh karena itu, marilah kita belajar jadi pelaku firman Tuhan dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Sebab orang yang mau melakukan kehendak Tuhanlah yang berhak mendapatkan hak waris kerajaan sorga (Roma 8:17).

Biarlah kita semua menyadari panggilan Allah dalam hidup kita dengan menanggapi secara positif panggilan Allah untuk hidup dekat dengan Allah, hidup penuh sukacita yang melimpah dan hidup takut berbuat dosa.
(Yohanes 15:16).