Senin, 02 Mei 2011

Posisi, Kondisi dan Fungsi kita sebagai anak Tuhan


Bilangan 16:1-5. Dalam ayat di atas telah menceritakan kisah pemberontakkan daripada Korah bersama teman-temannya. Mereka tidak menyadari bahwa  Allah membawa bangsa Israel untuk keluar bersama-sama dari tanah Mesir, melintasi laut Kolsom, menikmati manna di padang gurun dan mengalami banyak mujizat, namun Korah dan teman-temannya merasa tidak puas dengan kepemimpinan daripada Musa dan Harun.

Padahal Musa adalah seorang nabi yang dipilih oleh Tuhan sendiri untuk membawa bangsa Israel ke luar dari tanah perbudakan yaitu Mesir menuju tanah Perjanjian yaitu Kanaan.

Sebenarnya Korah beserta teman-temannya tahu bahwa Allah ada ditengah-tengah mereka, tetapi Korah mempunyai motifasi yang lain, sehingga melakukan pemberontakkan, hal ini sama dengan Korah memberontak terhadap Tuhan, dan akibatnya tanah terbuka lebar, Korah dan teman-temannya masuk dalam
tanah yang terbuka itu kemudian tanah itu tertutup kembali, sehingga mereka terkubur hidup-hidup.
Melalui kisah ini kita akan menemukan suatu nilai kebenaran yang akan membawa kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, terutama pada ayat 5. Dimana pada ayat tersebut berbicara tentang posisi, kondisi, dan fungsi .

1. Posisi
Apakah posisi kita tetap menjadi kepunyaan Tuhan atau tidak?
Seperti yang kita ketahui bahwa ketika seorang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka saat itu orang tersebut telah lahir baru dan menjadi kepunyaan Allah, termasuk menjadi baitNya, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 6:19-20. Untuk itu kita ingat baik-baik bahwa kita telah dibeli dengan harga yang lunas oleh Kristus. Dengan demikian, apabila kita sudah menjadi milikNya maka kita disebut sebagai anak-anak Allah, tentunya hidup kita dipimpin oleh Roh Allah dan bukan hidup menurut kehendak kita sendiri. Selain itu, jikalau kita sebagai anak Allah maka kita akan menerima kuasa (Yohanes 1:12). Oleh karena itu jangan kita kuatir dalam menjalani hidup ini sebab kerajaan sorga telah turun atas kita sekalian, sehingga kita berada dalam kerajaan anakNya, seperti yang tertulis dalam Kolose 1:13. Walaupun demikian, masih banyak orang yang ragu-ragu tentang hal ini.Banyak orang yang merasa miskin, minder atau tak dapat berbuat apa-apa. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak menghargai posisinya sebagai anak Allah.

Kita sebagai anak tentunya terus bertumbuh sehingga kita menjadi mempelai Kristus (Efesus 5:31-32). Janganlah kita memadamkan dan mendukakan Roh, terlebih menghujat Roh, supaya kita tidak seperti Korah dan tidak ada ampun. Oleh sebab itu apa yang kita awali oleh Roh janganlah kita akhiri dengan daging, supaya kita sekali selamat tetap selamat selamanya.

2. Kondisi
Apakah kondisi kita tetap hidup dalam kekudusan atau tidak?
Firman Tuhan berkata dalam Ibrani 12:14 ”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”.
Berapa banyak orang yang melayani pekerjaan Tuhan tetapi masih hidup dalam kubangan dosa. Mereka tidak dapat melepaskan diri dari ikatan dosa jenis. Tetapi dosa jenis bisa dikalahkan melalui doa dan puasa (Matius 17:21). Dan apabila seorang melayani Tuhan tetapi masih tetap melalukan dosa, maka orang tersebut akan mengalami suatu keadaan yang ironis (Matius 7:22-23). Oleh sebab itu biarlah kita tetap hidup dalam kekudusan dan melakukan kehendak Allah sampai akhir hidup kita.

3. Fungsi
Apakah kita masih berfungsi sebagai imam yang membawa umat Tuhan, baik itu keluarga, kelompok FA, jemaat untuk berfellowship dengan Tuhan?
Pada jaman purba sama dengan jaman perjanjian baru. Tuhan mengangkat kita menjadi imamat yang rajani (1 Petrus 2:9-10). Kita berfungsi sebagai imam, melakukan perkara-perkara yang besar maupun yang kecil. Sebagai imam kita dapat bergaul karib dengan Tuhan. Roh Kudus telah mengfungsikan kita untuk melakukan perkara yang besar. Dan kalau Tuhan mengfungsikan saya, maka Tuhan akan mengfungsikan kita semua. Amin.