Adalah tujuan Allah untuk mengupahi umatNya yang beriman dengan memberikan kehidupan abadi pada saat kedatangan Kristus. Pengulangan janji-janji Allah sehubungan dengan hal ini tidak pernah dinyatakan secara tidak langsung bahwa orang-orang beriman akan pergi ke surga. “Injil Kerajaan Allah” (Mat. 4:23) telah diberitakan kepada Abraham melalui janji-janji Allah sehubungan dengan kehidupan abadi di bumi (Gal. 3:8). Oleh karena itu janji-janji tentang “Kerajaan Allah” akan digenapi setelah kedatangan Kristus. Walaupun pada akhirnya Allah akan menjadi Raja atas seluruh ciptaanNya, saat ini ia telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memerintah dunia dan menentukan nasib mereka sendiri seperti yang mereka inginkan. Karena itu dunia yang sekarang terdiri dari “kerajaan manusia” (Dan. 4:17).
Pada saat kedatangan Kristus, “Pemerintahan atas dunia (akan) dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapinya, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya” (Why. 11:15). Karena seluruh kehendak Allah akan dilaksanakan sepenuhnya di atas bumi, maka Yesus memerintahkan kita untuk berdoa agar “jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga” (Mat. 6:10). Berdasarkan ayat ini, kita dapat mengetahui bahwa “Kerajaan Allah” juga dapat disebut dengan “Kerajaan Surga” (Mat. 13:11 bandingkan Mrk. 4:11). Bukan “Kerajaan di Surga.” Tetapi adalah Kerajaan Surga yang akan didirikan di bumi pada saat kedatangan Kristus. Sebagaiman kehendak Allah yang ditaati sepenuhnya oleh para malaikat di surga (Mzm. 103:19-21), maka begitu juga dengan Kerajaan Allah di masa depan ketika bumi hanya dihuni oleh orang-orang yang benar, yang “sama seperti malaikat” (Luk. 20:36).
Oleh karena itu, dengan memasuki Kerajaan Allah pada saat kedatangan Kristus, adalah akhir dari perjuangan hidup kita sebagai orang Kristen dalam kehidupan ini (Mat. 25:34, Kis. 14:22). Untuk itu penting sekali memahami dengan benar tentang hal tersebut. Pemberitaan Filipus tentang Kristus didefinisikan sebagai pemberitaan “tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus” (Kis. 8:5,12). Ayat demi ayat mengingatkan kita bagaimana “Kerajaan Allah” menjadi tema utama dari pemberitaan Paulus (Kis. 19:8; 20:5; 28:23,31). Oleh karena itu sangat penting untuk memahami dengan baik doktrin Kerajaan Allah, mengingat hal ini adalah inti dari pemberitaan Injil, “bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami sengsara” (Kis. 14:22); Itulah cahaya diakhir perjalanan hidup kita, yang memotivasi kita untuk memberikan korban-korban di dalam hidup kita sebagai orang Kristen yang benar.
Raja Babilon, Nebukadnezar ingin mengetahui tentang masa depan dari dunia ini (lihat Daniel 2). Ia bermimpi melihat patung yang besar, yang terbuat dari logam-logam yang berbeda. Daniel menafsirkan mimpinya, kepala patung yang terbuat dari emas adalah Raja Babilon (Dan. 2:38). Setelah itu akan datang kerajaan besar yang menaklukan daerah-daerah di sekeliling Israel, “tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian” (Dan. 2:42).
Keseimbangan kekuasaan di dunia ini terbagi-bagi diantara bangsa-bangsa, ada yang kuat dan ada yang lemah. Kemudian Daniel melihat batu kecil yang menghantam kaki dari patung itu. Setelah menghancurkannya, batu itu tumbuh menjadi gunung yang besar, yang memenuhi seluruh bumi (Dan. 2:34,35). Batu itu melambangkan Yesus (Mat. 21:42; Kis. 4:11; Ef. 2:20; I Ptr. 2:4-8), dan “gunung” itu melambangkan Kerajaan Allah yang abadi, yang akan didirikan pada saat kedatangannya yang kedua. Nubuat ini membuktikan bahwa Kerajaan Allah akan didirikan di bumi, dan bukan di surga.
Bahwa Kerajaan itu akan didirikan pada saat kedatangan Kristus, adalah tema pada bagian-bagian lain dari Alkitab. Paulus mengatakan bahwa Yesus menghakimi orang yang hidup dan yang mati “demi pernyataannya dan demi kerajaannya” (2 Tim. 4:1). Mikha 4:11 mengutip ayat di buku Daniel sehubungan dengan Kerajaan Allah, yang disamakan dengan gunung yang besar; “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah Tuhan akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit.” Selanjutnya dijelaskan bahwa kerajaan itu akan didirikan di bumi (Mi. 4:1-4). Karena itu Allah akan menyerahkan takhta Daud kepada Yesus di Yerusalem: “Ia akan menjadi Raja…sampai selama-lamanya dan Kerajaannya tidak akan berkesudahan” (Luk. 1:32,33). Hal ini ditetapkan sebagai poin tersendiri sebelum Yesus mulai memerintah dari takhta Daud; yang akan terjadi pada saat kedatangan Kristus, berdasarkan; “Kerajaannya tidak akan berkesudahan” dikaitkan dengan Daniel 2:44; “Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain.” Wahyu 11:15 juga menggunakan bahasa yang sama sewaktu menjelaskan tentang kedatangan Kristus yang kedua, “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya.” Sekali lagi ditegaskan, bahwa ada waktu yang spesifik bagi Kerajaan Kristus untuk memulai pemerintahannya di bumi, yaitu pada saat kedatangannya.