”Jawab malaikat itu kepadanya : Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.” (Lukas 1:19)
Setiap orang yang telah lahir baru, memiliki predikat sebagai seorang “messenger” (utusan/Duta). Hal ini tidak jauh berbeda dengan tugas daripada malaikat Gabriel. Adapun tugas daripada malaikat Gabriel adalah membawa kabar baik, dan setiap kabar yang disampaikan berdasarkan atas nama Tuhan. Demikianlah setiap amanat yang kita terima merupakan tugas yang mulia. Untuk itu adalah beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Hidup Kudus dan Benar
1 Petrus 1:16, “Sebab ada tertulis kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Ibrani 12:14 b, “sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” , setiap perintah atau tugas yang kita terima tentunya dapat kita lakukan karena di dalam diri kita ada kuasa yang tidak terbatas, yaitu kuasa Roh Kudus. Jadi untuk hidup kudus dan benar pasti dapat kita lakukan, asal kita mau taat dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita dalam mengemban segala tugasNya yang diberikan oleh Bapa. Dengan ketaatan dan hubunganNya yang begitu erat itulah yang membuat Dia tetap hidup dalam kekudusan dan kebenaran.
2. Mengembangkan Talenta
Setiap orang, terutama anak Tuhan pasti dibekali dengan sebuah talenta walaupun masing-masing dengan sebuah talenta diberikan berbeda-beda, tetapi yang pasti semuanya itu diberikan sebagai salah satu perlengkapan dalam menjalankan tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Ada orang yang diberikan satu talenta, dua talenta atau lima talenta, semuanya diberikan berdasarkan kesanggupan masing-masing (Matius 25:15).
Dan talenta yang kita terima harus kita kembangkan, tetapi bukan berarti untuk diri kita sendiri tetapi untuk orang lain. Ada satu tugas untuk dapat memberitakan kabar baik, yaitu kabar keselamatan. Apabila kita tidak
mengembangkan talenta yang telah kita terima, maka ada konsekwensi yang harus kita tanggung, seperti yang tertulis dalam Matius 25:26.
3. Bertanggung jawab
Segala tugas yang dipercayakan kepada kita biarlah kita lakukan dengan sungguh-sungguh disertai rasa tanggung jawab. Namun, berapa banyak orang yang pada mulanya melayani Tuhan dengan semangat tetapi pada saat diperhadapkan dengan suatu ujian atau tantangan, maka orang tersebut mulai mundur dan pada akhirnya meninggalkan tanggung jawabnya sebagai utusan Allah.
Kita lihat kisah dari Yunus, ia telah mendapat predikat seorang nabi atau penyambung lidah Allah, tetapi pada saat ia diperintahkan Tuhan pergi ke Niniwe untuk menyampaikan pesan Tuhan ternyata justru ia lari dari tanggung jawabnya dan ia pergi ke Tarsis, sehingga ia harus mengalami persoalan yang begitu berat. Namun bagaimanapun juga Tuhan masih tetap sayang kepada Yunus, sehingga Tuhan memberikan kesempatan kepada Yunus untuk bertobat. Akhirnya ia pergi ke Niniwe dan seluruh kota Niniwe diselamatkan Tuhan. Padahal kota tersebut hendak ditunggangbalikkan oleh Tuhan karena segala kejahatannya. Tetapi oleh karena utusan yang kembali untuk melakukan segala tanggungjawabnya maka pemulihan terjadi. Oleh karena itu, melalui kisah Yunus ini mengingatkan kembali kepada kita, bahwa kita semua yang percaya kepada Kristus adalah utusan Allah yang mempunyai tanggung jawab terhadap keselamatan jiwa-jiwa (Yehezkiel 33:7-9).
4. Mempergunakan kesempatan yang Ada
Setiap orang mendapat kesempatan untuk melakukan tugas yang telah diterima, tetapi tidak semua orang dapat mempergunakan kesempatan yang ada. Justru kesempatan itu dibuang dengan percuma tanpa menghiraukan apa yang menjadi tanggungjawabnya semula. Memang kesempatan yang kita terima waktunya berbeda-beda ada yang pendek ada yang panjang. Namun hal itu tidak menghambat kita untuk melakukan tugas-tugas sebagai utusan Allah (Yohanes 9:4 dan Kolose 4:5).
Dari keempat hal di atas telah menjadi peringatan bagi kita untuk semakin sungguh-sungguh lagi dalam melaksanakan tugas yang Tuhan berikan kepada kita karena kita adalah Duta Allah. Segala yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh tidak akan sia-sia, karena upah dari Tuhan telah dipersiapkan bagi kita.