“Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka ini juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya.” (Roma 8:29-30)
Akhir kalimat dari ayat 30 terdapat kata dimuliakanNya. Seseorang yang dimuliakan Tuhan tidak berdasarkan latar belakang pendidikan, ras, status sosial, jabatan dan lain sebagainya, namun semua karena anugerahNya melalui percaya kepada Kristus. Namun masih banyak orang Kristen tidak menikmati posisi tersebut. Dalam hal ini tentunya ada sesuatu yang perlu dikoreksi dalam diri setiap orang percaya.
Langkah yang harus kita lakukan adalah menerima injil yaitu percaya, bertobat, lahir baru, dibabtis, dan dibenarkan. Dari ke lima hal tersebut di atas telah mendasari dalam kehidupan kita untuk dibawa pada posisi yang telah ditentukan Tuhan. Kehidupan kita dari hari ke hari mengalami perubahan, bila tidak ada perubahan maka ada sesuatu yang salah tentang pemahaman akan firman Tuhan.
Orang percaya diposisikan dalam posisi yang mulia seperti ditegaskan dalam 1 Petrus 2:9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Memiliki predikat sebagai imam dan raja tidak hanya sekedar kita gunakan kebanggaan, karena di dalamnya terkandung amanat agung yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat dengan tujuan menjadikan bangsa-bangsa menjadi murid Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20. Tugas dan tanggung jawab ini menjadi bagian dalam hidup kita, karena kita telah dipanggil untuk keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib, yang dahulunya bukan umat Allah, namun sekarang menjadi umat Allah.
Apabila kita ingin diberkati maka kita mengundang Yesus dalam “perahu kehidupan” kita untuk memimpin perjalanan hidup ini, supaya kita tetap berada dalam posisi yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan saat kita berada dalam posisi yang diberkati, diantaranya:
Yang pertama : Jangan sombong,
karena kesombongan merupakan awal dari kehancuran seperti yang tertulis dalam Amsal 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Dan tidak sedikit orang percaya yang jatuh karena kesombongannya. Ketika mereka dalam kondisi kekurangan, mereka cukup rendah hati, sopan/berprilaku baik; tetapi saat diberkati, sikapnya mulai berubah drastis. Yang dulunya ramah, murah hati, kini menjadi arogan dan keberadaannya ingin diakui di mata orang banyak, dan ia merasa lebih dari orang lain.
Yang Kedua : Jangan egois atau mementingkan diri sendiri, Sikap ini sama dengan serakah. Firman Tuhan menasihatkan dalam Roma 15:1, ”Kita, yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan diri sendiri.” Orang yang egois tidak pernah memperdulikan orang lain.
Yang Ketiga : tetap menjadi berkat bagi semua orang, supaya nama Bapa dipermuliakan seperti tertulis dalam Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan, BapaMu yang di sorga.”
Biarlah melalui beberapa uraian di atas, kita tetap mempertahankan posisi yang sudah Tuhan tentukan atas kita, supaya kita tetap berkenan di hadapanNya dan kemuliaan Allah tetap nyata dalam kehidupan kita. Amin
Imani dan berpeganglah teguh pada janji Tuhan yang akan memberi kelimpahan dalam hidup kita. Karena itu, jangan gentar dan siaplah memasuki peperangan dengan iblis, hadapilah setiap musuh, karena di balik setiap peperangan, selalu ada rencana Allah yang dahsyat bagi setiap kita untuk hidup berkemenangan setiap hari (Keluaran 17:8-16).