Hari-hari ini kita telah dihebohkan dengan berbagai macam bencana, baik bencana di laut, udara maupun darat. Dengan berlangsungnya peristiwa-peristiwa yang ada, diakui atau tidak, semuanya harus menyadari bahwa di depan kita, ada banyak hal yang tidak kita ketahui. Dan kalau ada orang yang berkata, “aku tidak perlu Tuhan.” Maka orang itu adalah orang yang sangat bodoh, biarlah kita adalah orang-orang yang selalu mencari wajah Tuhan, dan pertolongan Tuhan akan tetap ada pada kita, seperti janjiNya pada Mazmur 91.
Mungkin saat ini kita sedang menghadapi peristiwa atau tantangan dalam kehidupan sehari-hari seperti menghadapi peperangan yang tidak mungkin dimenangkan, tetapi apabila kita mempergunakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan kepada kita yaitu mengandalkan Dia sepenuhnya, maka sesuatu yang mustahil bagi manusia akan dapat kita lewati bersama Dia. Mari kita melihat suatu peristiwa yang menghebohkan yaitu antara Daud yang tidak punya pengalaman apa-apa dalam hal berperang melawan Goliat yang gagah perkasa disertai dengan banyak pengalaman dalam berperang (1 Samuel 17:40-58). Tetapi oleh karena Tuhan beserta dengan Daud maka Daud meraih kemenangan.
Untuk itu mari kita mencontoh Daud, 1 Samuel 17:26, dikatakan lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan daripada Allah yang hidup?” Saat Daud mengahadapi musuhnya dia melibatkan Tuhan di dalamnya; hal ini dapat dilihat pada kata-kata” barisan daripada Allah yang hidup”. Walaupun saat itu banyak sanggahan dari pada tentara Israel bahwa Daud tidak mungkin mengalahkan Goliat, termasuk raja Saul (1 Samuel 17:33). Tetapi Daud tetap memiliki keyakinan yang kokoh untuk dapat mengalahkan Daud (1 Samuel 17:37). Oleh sebab itu miliki keyakinan seperti yang dimiliki Daud, janganlah kita putus asa.
Ada beberapa hal yang perlu kita pelajari dari pengalaman Daud sehingga kemenangan demi kemenangan dapat diperolehnya:
1. Mengingat bagaimana Allah telah menolong Daud sebelumnya (1 Samuel 17:34-37) .
Kalau menghadapi perkara yang sulit di depan kita, maka ingatlah bagaimana dahulu kita ditolong Tuhan. Daud tidak terpaku kepada musuhnya saat itu. Tetapi dia mengingat bagaimana Allah telah menolongnya dari berbagai mara bahaya. Daud telah dibawa keluar dari rasa takut terhadap segala sesuatu yang dia hadapi. Dan perlu kita ketahui orang yang takut dan kuatir adalah orang yang sudah terhukum. Ketakutan membuat kita menderita. (1 Yohanes 4:18), serahkanlah kekuatiranmu kepada Tuhan, maka Dia akan bertndak (Mazmur 138:7-8). Tuhan adalah tempat perlindungan dan kekuatan kita (Mazmur 46:2).
2. Daud hanya mengandalkan Tuhan (1 Samuel 17:38-39)
Jangan menyangka apa yang pernah orang lain lakukan berhasil, kemudian kita jadikan sebagai patokan kita untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada saat itu Saul mengajari Daud cara berperang, tetapi Daud menanggalkan semua alat peperangan yang diberikan Saul. Ini berarti, jangan mengandalkan manusia atau hal-hal yang lain selain dari pada Tuhan. Kita harus tetap mengandalkan Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada yang sulit, sebab Dia sanggup mengatasi segalanya. Kita tidak bisa mengukur kuasa, kekuaan maupun kasih Tuhan (Yeremia 17:7-8, 5).
3. Daud bergerak aktif selama ada kesempatan (1 Samuel 17:48)
Daud memiliki inisiatif untuk merebut kemenangan. Orang yang tidak memiliki inisiatif, maka tidak akan memperoleh kemenangan. Dan tidak ada kemenangan tanpa perjuangan, dan tidak ada keberhasilan tanpa ada pengorbanan. Pada saat Daud menghadapi peperangan, ia berlari ke barisan musuh untuk melakukan perlawanan. Tetapi bagi orang yang pasif atau malas, maka orang tersebut akan berkata, “baik Tuhan, biarlah Engkau yang melakukannya, saya berdiam diri saja. Padahal kekristenan bukanlah suatu monumen yang tampak gagah dan megah tetapi tidak dapat berbuat apa-apa (pasif), namun kekristenan adalah movement yaitu suatu kegerakkan yang sejalan dengan kehendak Tuhan. Firman Tuhan menasihatkan, “Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang yang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” (Amsal 12:27).