1 Korintus 13 : 11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak.
Siapa yang tidak menyenangi kehadiran seorang anak kecil? Setiap orang dewasa pasti suka pada kehadiran anak kecil yang lucu, dengan celoteh dan tingkah polos dan nakalnya. Namun lambat laun anak kecil ini akan menjadi dewasa, dan segala celoteh serta tingkah lakunya akan berubah menjadi orang dewasa.
Masa sekarang ini ternyata masih ada saja yang disebut kristen kanak-kanak. Kerohaniannya tidak berkembang dewasa. Sedangkan usianya sudah dewasa. Jika ditilik dari lamanya menjadi kristen ia seharusnya sudah menajdi seorang pengajar. Namun sangat disayangkan ternyata sikapnya masih seperti kanak-kanak, juga segala perkataannya. Kita mau melihat beberapa ciri kanak-kanak.
1. EGOIS dan MUDAH MARAH. Ingin selalu dinomor satukan. Ingin selalu difokus melebihi orang lain. Jika merasa tidak diperhatikan, maka akan kesal dan marah. Dalam hidup berjemaat masih ada yang seperti ini. Gembala/hamba Tuhan tidak menyapanya, ia langsung marah dan tersinggung. Pengerja ada sedikit tidak memuji dia , sudah merasa tersinggung dan tersisih. Lalu mulailah mencari alasan untuk tidak beribadah dan tidak ikut pertemuan ibadah.
2. HANYA SUKA YANG MANIS. Kanak-kanak suka sekali segala yang manis. Kristen kanak-kanak hanya suka mendengar berita Firman yang manis ditelinga, jika hambaNYA mulai memberitakan yang lebih keras dan pahit, langsung merasa dirinya tersinggung, dan mengganggap dialah yang dituju dan disindir. Lalu mulai marah dan merasa tidak senang.
3. BERKATA-KATA TANPA DIPIKIRKAN LEBIH DAHULU. Celoteh kanak-kanak sangat polos dan memang tidak dipikirkan dahulu, sebab jiwanya masih belum dewasa. Beberapa orang kristen juga melakukan hal ini. Berkata-kata dengan tanpa dipikirkan, hingga mengeluarkan perkataan yang tidak membangun sesama. Bahkan cenderung menjatuhkan dan bergosip. Tidak dapat mengekang lidahnya.
4. SOMBONG. Kanak-kanak masih memiliki jiwa sombong, misalnya, masih suka memamerkan mainan miliknya pada teman-temannya dan berkata bahwa miliknya selalu yang terbaik. Kristen kanak-kanak juga demikian, merasa dirinya memiliki segalanya, menyombongkan diri dengan segala keberadaannya, segala kemampuannya. LUPA BAHWA SEMUA YANG ADA PADANYA ADALAH DARI TUHAN DAN OLEH KARENA TUHAN.
Inilah sedikit gambaran sifat kanak-kanak. Jika kita tidak mau meninggalkan sifat kanak-kanak ini, maka kerohanian tetap kerdil. Selamanya tidak akan menjadi kristen dewasa. Lalu bagaimana bisa menjadi mempelai Kristus jika masih kanak-kanak? KRISTUS HANYA INGIN MEMPELAI YANG DEWASA. MARI KITA TINGGALKAN KRISTEN YANG BERSIFAT KANAK-KANAK. JADILAH DEWASA.