Jumat, 07 Januari 2011

Perlengkapan senjata rohani dari Allah

Referensi Firman Tuhan dalam Efesus 6:10-18

Dalam ayat bacaan di atas, kita telah mendapatkan adanya tujuh perlengkapan senjata rohani untuk menghadapi iblis, tetapi saat ini kita akan membahas tentang salah satu dari ketujuh senjata rohani yaitu ikat pinggang kebenaran. Namun sebelumnya kita akan mempelajari latar belakang mengenai kebenaran tersebut.

Saudara, pada mulanya manusia hidup dalam kebenaran Allah, karena manusia telah diciptakan menurut peta dan teladan Allah, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26. Pada ayat tersebut terdapat kata-kata: “...supaya mereka berkuasa.” Hal ini menunjukkan bahwa Allah melengkapi manusia dengan suatu kuasa yang mutlak khususnya terhadap ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, atas ternak, seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi, termasuk terhadap iblis. Dan pada diri manusia ada tudung kuasa ilahi, sehingga manusia tidak perlu menggunakan pakaian. Namun sayangnya, setelah mereka mendapat segala kuasa dari Tuhan, justru mereka menyimpang dari rencana Tuhan, di mana mereka telah jatuh dalam dosa (Kejadian pasal 3). Dan akibat manusia jatuh dalam dosa, maka iblis berkuasa atas diri manusia untuk melakukan tindakan-nya (iblis).

Tetapi, dengan keadaan seperti ini Allah tidak tinggal diam, di mana pada jaman Musa, Allah menurunkan sepuluh hukum Allah untuk menahan manusia supaya tidak melakukan kehendak iblis. Adapun isi kesepuluh hukum Allah itu adalah sebagai berikut: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, serta jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya,
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh.
Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang  sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu” (Keluaran 20:1-17). Dan setelah hukum ini diturunkan, apakah manusia mampu untuk tidak melakukan kehendak iblis? Tidak, oleh karena itu Allah berinisiatif untuk menyerahkan putraNya yang tunggal sebagai tumbal dosa kita, yaitu Yesus Kristus.

Saudara, perlu kita ketahui pula, bahwa kuasa iblis atas diri manusia tidak hanya terjadi pada jaman Adam dan Hawa, tetapi terjadi pada seluruh anak cucunya, kecuali Yesus (disebut Adam akhir). Sebab Yesus lahir oleh kuasa Roh Kudus, dan selama hidup-Nya selalu taat terhadap kehendak Bapa. Ia tidak menjual dirinya kepada iblis tetapi justru Ia mengalahkan iblis. Sebagai salah satu bukti ketaatanNya, yaitu ketika Ia dicobai oleh iblis. Saat itu Yesus baru selesai menjalankan puasaNya selama 40 hari, lalu iblis mulai mencobai Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus melawannya dengan berkata: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah...” Setelah mendapat perlawanan, iblis tidak langsung menyerah tetapi tetap berusaha untuk menjatuhkan Yesus dibawa ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu iblis berkata: : “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu” Lalu Yesus melawannya lagi dengan berkata: “janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu!” Dan pencobaan yang ketiga adalah Yesus
diperlihatkan semua kerajaan dunia dan segala kemegahannya (hal ini berbicara keserakahan) dan itu semua akan diberikan kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah kepada iblis sekali saja. Tetapi Yesus tetap melawannya, dengan berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah  Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Dari contoh di atas telah menunjukkan, bahwa Yesus senantiasa taat akan kehendak Bapa bahkan sampai pada kematianNya. Dan pada hari yang ketiga Yesus telah bangkit untuk menyatakan kemenangan yang luar biasa atau kuasa iblis, sehingga setiap kita yang percaya pada Kristus akan mengalami kemenangan seperti Kristus telah menang.

Melalui pernyataan di atas mungkin timbul pernyataan: “mengapa masih ada orang Kristen yang mengalami kekalahan?, bahkan dikuasai oleh iblis?”. Untuk menjawab pertanyaan ini kita terlebih dahulu membaca Matius 12:43-45, di mana dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketika roh jahat keluar dari manusia, maka iblis mengembara ke tempat-tempat yang tandus untuk mencari tempat perhentian, namun tidak mendapatkannya,  maka roh jahat itu akan kembali dengan berkata: “Aku akan kembali ke rumah yang telah
kutinggalkan itu.” Ketika roh jahat  itu mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur maka ia pergi untuk mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat sehingga keadaan orang tersebut lebih buruk dari keadaan semula. Hal ini menggambarkan orang-orang yang hidupnya tidak melekat pada kebenaran (firman Allah). Memang secara fisik seseorang bisa tampak bersih dan rapi, dengan budi pekerti yang baik, tetapi apabila rohnya tidak diisi dengan firman Tuhan (kosong), maka kesempatan iblis untuk berkuasa atas diri orang tersebut sangat memungkinkan. Oleh karena itu biarlah kita senantiasa melekat kepada Tuhan (bak ikat pinggang yang melekat pada tubuh), supaya iblis tidak bisa menjamah kita, sebab tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang percaya, bahwa dalam nama Yesus orang akan mengusir setan.

Lalu kapan kita disebut benar? Ketika kita percaya pada Kristus, sebab dalam Roma 5:18 dikatakan: “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.“ dan di dalam Yohanes 8:31- 32 dikatakan: “....Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”