“Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya” (Galatia 4:1-2).
Melalui ayat bacaan di atas, kita mendapatkan kata “akil balig.” (artinya: dewasa). Seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Setelah akil balig, hak ahli waris dapat diterimanya. Untuk itu, mari kita lihat kehidupan Tuhan Yesus mulai dari pertumbuhan-Nya dan juga Yohaes Pembaptis. Tentang Yohanes Pembaptis, Lukas 1:80 berkata, “Adapun anak itu bartambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” Tentang Yesus Kristus, Lukas 2:52 berkata, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Yesus dan Yohanes Pembaptis sama-sama dewasa dalam jasmani, tetapi mereka juga dewasa dalam rohani. Memang kedewasaan jasmani tidak ada hubungannya dengan kedewasaan rohani. Tubuh mereka makin kuat, tetapi juga diimbangi dengan kekuatan rohani.
Yang dimaksud firman Tuhan dengan “akil balig” ini adalah akil balig rohani. Memang kita hidup dalam 2 dimensi, yaitu dimensi roh dan jasmani. Yohanes Pembaptis tinggal di padang gurun yang tidak ada apa-apanya.
Demikian juga dengan Yesus yang masuk ke padang gurun dan dicobai oleh iblis. Kita teringat juga dengan peristiwa bangsa Israel yang dipimpin Tuhan keluar dari tanah Mesir dan masuk ke padang gurun. Gunanya adalah agar bangsa Israel tidak hanya dewasa dalam jasmani saja, tetapi juga dalam rohani. Kalau sudah dewasa rohani, maka di padang gurun sekalipun, Tuhan sanggup memberkati.
Pada waktu Yesus di padang gurun, Yesus mendapatkan pelayanan Malaikat. Dengan rohani yang kuat, Yesus bisa mengusir iblis (1 Yohanes 5:18). Demikian juga, dengan 40 hari di padang gurun, Yesus sudah mencapai kedewasaan rohani, walaupun pada usia 12 tahun sudah ada tanda dari kedewasaan rohani-Nya.
Di dunia ini, iblis selalu mengajak untuk melanggar Firman Tuhan. Kalau kita sudah menjadi dewasa rohani, maka iblis tidak sanggup mempengaruhi kita dan kita akan mengalami pelayanan malaikat. Pelayanan malaikat sama seperti yang di alami oleh bangsa Israel yang masuk padang gurun. Dengan pimpinan Musa, mereka tetap dipelihara Tuhan. Pagi-pagi mereka mendapatkan roti manna, siang mendapatkan tiang awan dan malam hari tiang api. Mereka dilayani oleh malaikat Tuhan. Kalau pelayanan malaikat terjadi, maka kita setiap hari tidak akan pernah berkekurangan.
Pada waktu bangsa Israel di padang gurun, memang ada di antara mereka yang tidak menjadi dewasa rohani, tetapi pada waktu generasi Yosua muncul, mereka dapat masuk tanah Perjanjian. Pada umumnya kita sejak kecil bertambah kuat jasmani kita, tetapi apakah roh kita juga sudah bertambah kuat?
Biasanya kita bertambah dewasa jasmani, kita mendapatkan pendidikan yang tinggi di mana justru pertumbuhan “jasmani” kita yang lebih dominan dari manusia Roh. Baca: Roma 8:5-8. Kalau manusia, roh-nya tidak mengalami akil balig, sudah menjadi ketentuan hidupnya berseteru dengan Allah. Untuk itu, usahakan diri kita untuk tidak menjadi seteru Allah. Untuk itu biarlah manusia roh kita lebih kuat (Roma 8:9-10).
Kalau seseorang bukan milik Kristus, maka tidak mungkin hak waris itu diberikan, tetapi kita adalah milik Kristus dan hak waris-Nya diberikan pada kita semua. Tetapi perlu diingat, perlu ada penguasaan diri. Kerohanian yang
dewasa justru membawa Yohanes Pembaptis memiliki wibawa ilahi. Dia muncul menuntun banyak orang Israel untuk dibawa kepada keselamatan. Yohanes Pembaptis mengerti bahwa kerohaniannya lebih penting dari jasmaninya.
Kalau kita mendahulukan kerajaan Sorga, maka apa yang tidak sempat kita pikirkan itu yang Tuhan sediakan bagi kita. Pemeliharaan Allah kepada orang yang mendahulukan kerajaan Allah benar-benar terjadi. Yang jelas orang yang hidup berkenan kepada-Nya dan mengalami kedewasaan rohani akan mengalami pelayanan malaikat. Bukan hanya itu, kita juga harus disucikan oleh darah Yesus melalui perjamuan kudus.
Yesus bertambah besar hikmat-Nya dan besar-Nya. Tentang hikmat baca: 1 Korintus 2:6-11. Kita percaya bahwa Roh Allah ada dalam diri kita. Roh Allah akan berfungsi kalau kita sudah mengalami kedewasaan rohani. 1 Korintus
2:16 berkata, “Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” Kalau kita masuk padang gurun, maka roh kita menjadi matang, dan pikiran Allah itu, yaitu Roh Allah yang ada dalam diri kita akan muncul.
Pikiran Allah sangat pandai dan tidak ada yang menyamai-Nya, sebab itu orang-orang yang hidup dalam kebenaran, keadaannya akan lebih baik. Baca: 3 Yohanes 1:2-4. Keadaan baik tersebut adalah: tidak berseteru dengan Allah dan hidupnya penuh dengan pikiran Kristus. 1 Korintus 2:14-15 berkata, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.” Orang yang penuh Roh Kudus tidak dapat dinilai oleh orang karena saat kita berdoa, Tuhan menjawab doa kita. Orang yang penuh Roh Kudus, kekayaannya tidak dapat dinilai orang.
Orang yang mengalami kedewasaan rohani akan mengalami mujizat dalam dirinya. Untuk itu tinggalkan segala perbuatan duniawi. Yakub gambaran manusia Roh dan Esau gambaran manusia jasmani. Esau dibenci Tuhan. Untuk itu jangan sampai kita dibenci Tuhan. Yesus dikasihi Allah dan juga dikasihi oleh manusia. Ini merupakan kekuatan hubungan antara kita dengan Allah dan dengan sesama. Orang yang dewasa rohani pasti semakin dicintai Tuhan. Baca: Roma 9:13-14. Orang yang sudah mengalami akil balig, maka dia akan semakin dipercaya Tuhan. Jadilah orang yang dipercaya Tuhan.