Seperti halnya Allah itu nyata, suatu pribadi yang memiliki perasaan dan emosi, maka adalah suatu yang diharapkan bahwa ia akan menggunakan beberapa cara untuk mengungkapkan keinginannya dan perasaannya kepada kita, anak-anaknya, kemudian kita menerapkannya di dalam kehidupan kita selaras dengan karakternya. Semua ini dilakukan Allah melalui RohNya. Jika kita ingin mengenal Allah dan mempunyai hubungan yang aktif dengan Dia, maka kita perlu untuk mengetahui apakah “Roh Allah” itu? Bagaimana ia bekerja?
Bukan sesuatu yang mudah untuk menjelaskan dengan tepat arti kata “Roh” (“Spirit” dalam bahasa Inggris). Jika anda pergi ke suatu pesta pernikahan, misalnya anda mungkin berkomentar,”There was a really spirit there!” Anda bermaksud untuk mengatakan bahwa susana disana baik, segala sesuatu yang menyangkut pernikahan berjalan dengan baik. Setiap orang berpakaian dengan pantas, makanannya enak, orang-orang berbicara satu sama lain dengan baik, pengantinnya cantik, dll. Semua hal ini menjadi “Spirit” (sesuatu yang membuat) pernikahan berjalan dengan baik.
Demikian halnya Roh Allah, menjelaskan dengan ringkas segala sesuatu tentang Dia. Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “roh” di dalam Perjanjian Lama, mempunyai arti “nafas” atau “tenaga”; maka Roh Allah adalah “nafasnya”, bagian yang pokok dari Allah, yang mencerminkan pikirannya. Kami akan memberikan contoh bagaimana kata “roh” digunakan dalam menggambarkan pikiran seseorang atau wataknya, Kata roh tidak hanya mengacu kepada tenaga Allah saja, hal ini dengan jelas diterangkan dalam Roma 15:19; “kuasa roh”.
Adalah suatu ajaran umum Alkitab bahwa apa yang manusia pikirkan, diekspresikan dalam tindakannya. (Ams. 23:7, Mat. 12:34), kelakuan kita menggambarkan apa yang ada di pikiran kita. Kita memikirkan sesuatu, kemudian melakukannya. Roh atau pikiran kita akan merefleksikan apa yang telah menjadi fakta, misalnya kita lapar dan menginginkan makanan, kita melihat pisang di dapur; keinginan ”roh” kita diterjemahkan ke dalam tindakan, kita mengambil pisang itu lalu mengupasnya dan memakannya. Contoh yang sederhana ini menunjukan mengapa kata Ibrani untuk ”roh” mempunyai dua arti, yaitu nafas atau pikiran dan tenaga. Roh kita, adalah inti kehidupan kita. Dalam skala yang lebih besar, Roh Allah mempunyai pengertian yang sama; yaitu suatu kuasa yang menunjukan tenagaNya, watakNya dan tujuanNya. Pikiran Allah adalah apa yang akan dilaksanakannya;”Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah yang terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana” (Yes. 14:24)
Kekuatan Allah
Banyak ayat yang dengan jelas mengidentifikasikan bahwa Roh Allah adalah tenagaNya. Dalam hal penciptaan alam semesta; ”Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dan Allah berfirman, jadilah terang: lalu terang itu jadi.” (Kej. 1:2,3)
Roh Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang telah diciptakan, ”Oleh nafasNya langit menjadi cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas” (Ayub 26:13). ”Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulutNya segala tentaraNya.” (Mzm. 33:6). Oleh karena itu Roh Allah dijelaskan sebagai:
- NafasNya
- FirmanNya
- TanganNya
Karena tenagaNya Ia menyebabkan segala sesuatu ada. Demikian juga orang-orang percaya yang lahir kembali adalah atas kehendakNya (Yoh. 3:3-5). KehendakNya dilaksanakan oleh Roh. Berbicara tentang seluruh penciptaan, kita membaca, ”Apabila Engkau mengirimkan RohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi” (Mzm. 104:30). Roh/Tenaga inilah yang menjadi penopang bagi segala sesuatu, sebagaimana hal-hal tersebut diciptakan. Mudah sekali untuk membayangkan bagaimana jadinya kehidupan yang tragis ini dan yang penuh dengan sandungan, tanpa campur tangan Roh Allah. Ayub, yang menjadi letih atas apa yang dia alami, telah diperingatkan oleh seorang nabi:”Jikalau Ia menarik kembali RohNya, dan mengembalikan NafasNya kepadaNya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu” (Ayub 34:14,15). Ketika berusaha keluar dari keadaan yang tertekan, Daud memohon kepada Allahuntuk terus mendukungnya melalui Roh untuk melindunginya (Mzm. 51:12).
Roh yang telah diberikan kepada kita dan seluruh ciptaan, adalah roh yang menopang kehidupan kita. Kita mempunyai ”nafas dari roh kehidupan” di dalam diri kita (Kej. 7:22) yang diberikan Allah pada waktu manusia diciptakan (Mzm. 104:30; Kej. 2:7). Hal ini membuat Dia menjadi ”Allah dari roh segala makhluk” (Bil. 27:16, Ibr. 12:9). Karena Allah sebagai sumber kehidupan yang menopang segala makhluk, maka RohNya berada dimana saja. Daud mengetahui bahwa melalui RohNya/TenagaNya, Dia mampu mengetahui setiap sudut dari pikirannya dan apa yang dipikirkannya. Maka pengertian dari bahwa Dia selalu berada dimana saja, walaupun Dia berada di surga, adalah RohNya yang melakukan hal itu.
Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh...Kemana aku dapat pergi menjauhi RohMu, kemana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga disana...tangan kananMu memegang aku. (Mzm. 139:2,7,9,10)
Pengertian yang tepat dari hal ini adalah bahwa Allah menyatakan diriNya kepada kita sebagai suatu tenaga aktif yang sangat kuat. Banyak orang yang imannya bertumbuh bersama pengertian yang tidak jelas tentang Allah. Bagi mereka Allah hanyalah suatu konsep di dalam pikiran, seperti kotak hitam pesawat yang berada di dalam otak. Pengertian tentang Allah yang benar dan kehadiranNya yang nyata disekitar kita melalui RohNya, dapat mengubah total kehidupan kita. Kita dikelilingi oleh roh, yang terus menerus memberikan kesaksian dari setiap tindakannya tentang Allah kepada kita. Daud mendapatkan semangat dari semua ini, yang tentu saja sangat membingungkannya: ”Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalau tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (Mzm. 139:6). Tanggung jawab harus disertai dengan pengetahuan yang cukup; kita harus mengakui bahwa setiap apa yang kita pikirkan dan lakukan, diketahui oleh Allah. Selagi kita mengoreksi diri kita apakah kita layak dihadapanNya, khususnya sebelum pembaptisan, kita perlu memikirkan hal ini: menerapkan firman Allah yang mulia yang disampaikanNya kepada Yeremia: ”Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? Demikianlah firman Tuhan. Tidaklah Aku memenuhi langit dan bumi? Demikianlah firman Tuhan” (Yer. 23:24).
Kita telah melihat bahwa konsep tentang Roh Allah sangat luas untuk dipahami; tentang pikiran dan watakNya, dan juga tenaga yang Dia gunakan untuk melaksanakan apa yang ada di dalam pikiranNya. ”Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah Ia” (Ams. 23:7); begitu juga dengan Allah di dalam pikiranNya. Dalam pengertian ini, yang dimaksud adalah RohNya (Yoh. 4:24). Meskipun begitu, hal ini tidak mengartikan bahwa Allah bukan suatu pribadi (lihat pertentangan 1). Untuk membantu anda memahami pengertian tentang Roh Allah yang luas, kadang-kadang kami akan menyebutnya ”Roh KudusNya.”
Kata ”Roh Kudus” banyak sekali ditemukan di dalam Perjanjian Baru, di dalam terjemahan Versi Autorisasi (AV), kata ”Roh Kudus” sering kali digunakan, tapi seharusnya kata itu diterjemahkan sebagai ”suatu roh kudus”, dalam Alkitab terjemahan modern terjemahannya lebih jelas. Sepadan dengan yang tercatat di dalam Perjanjian Lama,”Roh dari Allah”, atau ”Roh dari Tuhan”. Dengan jelas diterangkan dalam Kisah para Rasul 2 bahwa Aku akan mencurahkan RohKu (Allah) (Kis. 2:17). Juga di Lukas 4:1 menceritakan Yesus ”yang penuh dengan roh kudus”, kembali dari sungai yordan; kemudian dalam pasal yang sama Yesus mengatakan ”Roh Tuhan ada padaku” yang menjadi penggenapan dari Yesaya 61. Dalam kedua contoh ini (masih banyak lagi yang lain) arti kata Roh Kudus sama dengan yang ada di Perjanjian Lama ”Roh dari Allah”.
Perlu diketahui, Roh Kudus diparalelkan dengan tenaga Allah dalam beberapa ayat berikut;
”Roh Kudus (roh) akan turun atasmu (Maria), dan kuasa Allah yang maha tinggi akan menaungi engkau” (Luk. 1:35)
”oleh kekuatan roh kudus...oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa roh.” (Rm. 15:13,19)
”Sebab Injil yang kami beritakan...dengan kekuatan oleh roh kudus.” (I Tes. 1:5)
Murid-murid dijanjikan akan menerima Roh Kudus seperti mereka ”diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Kis. 10:38)
Paulus menopang pengajarannya hal yang tak dapat disangkal, yaitu kuasa/tenaga Allah; ”baik perkataanku maupun pemberitaanku...dengan keyakinan akan kekuatan roh.” (I Kor. 2:4).